Cerita Perawat Setahun Pandemik, Tak Lagi Bebas Peluk Anak

Vaksinasi jadi harapan akhiri pandemik

Satu tahun sudah pandemik COVID-19 melanda tanah air. Sampai saat ini sudah mencapai 1,45 juta kasus positif. 

Tenaga kesehatan tak dipungkiri jadi garda terdapat untuk penanganan COVID-19. Dokter dan perawat bahu membahu merawat pasien COVID-19 di rumah sakit. Mereka berpeluh keringat di balik baju hazmat yang mereka kenakan berjam-jam dan berhari-hari. Bahkan sudah banyak korban berjatuhan.

Bertepatan dengan Hari Perawat Nasional ke-47 yang jatuh pada 17 Maret, para perawat menceritakan bagaimana perjuangan menghadapi pandemik. 

Lisa (33), salah seorang perawat di salah satu rumah sakit swasta Kota Medan menceritakan kisahnya selama satu tahun pandemik. Berikut IDN Times rangkum kisah suka dan duka Lisa.

1. Banyak perawat yang sedang hamil terpapar COVID-19

Cerita Perawat Setahun Pandemik, Tak Lagi Bebas Peluk AnakIlustrasi tenaga medis. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Lisa melihat mereka sangat rentan tertular COVID-19. Meskipun sudah mengenakan Alat Pelindung Diri (APD). Memang rumah sakit tempatnya bekerja tak pernah kekurangan APD dan alat perlindungan lainnya untuk tenaga kesehatan.

Perawat yang sudah bekerja 12 tahun itu melihat banyak teman-temannya yang sedang hamil terpapar COVID-19 di rumah sakit. Syukurnya mereka bisa sehat. "Alhamdulillah gak ada perawat yang meninggal di rumah sakit karena COVID-19," tutur Lisa.

Meski begitu, ia mengakui tak pernah berada di titik terendah, dan putus asa dalam menangani COVID-19 ini sebagai tenaga kesehatan.

"Para perawat tetap siap melayani pasien yg berobat di rumah Sakit, tanpa takut akan terkena COVID-19. Biarpun para perawat dan dokter lainnya (tim medis) di sekitarnya sudah terkena," ucapnya.

2. Banyak rekan-rekan dokter yang meninggal karena COVID-19

Cerita Perawat Setahun Pandemik, Tak Lagi Bebas Peluk AnakIlustrasi mobil Jenazah. IDN Times/Aldila Muharma-Fiqih Damarjati

Rasa haru juga menyelimuti dirinya karena dokter-dokter yang berprofesi di rumah sakit tersebut beberapa meninggal karena COVID-19. "Dokter-dokter kami yang kami banggakan dan kami sayangi itu meninggal karena kena COVID-19 ada 2 orang. Bukan di RS kami, tapi di RS lain," ungkapnya.

"Dokter kena tapi Alhamdulillah kami gak kena. Biar pun sebagian merupakan perawat pendamping dokter tersebut," tambahnya.

3. Komunikasi secara langsung jadi terhambat karena jaga jarak

Cerita Perawat Setahun Pandemik, Tak Lagi Bebas Peluk AnakIlustrasi Tenaga Medis. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Lisa mengakui sangat sulit untuk berkomunikasi dengan pasien, karena harus menjaga jarak. Tak dipungkiri juga kesulitan untuk bernapas dikarenakan memakai masker untuk melindungi diri dari virus COVID-19."Tapi sekarang semakin terbiasa memakai masker untuk melindungi diri," ujarnya.

Syukurnya, Lisa bisa melewatinya hingga saat ini bisa terhindar dari virus tersebut.  "Alhamdulillah saya belum pernah terpapar COVID-19 hingga sampai saat ini," ucap Ibu satu anak ini.

Baca Juga: Insentif Nakes di Medan Tidak Dibayar, Ombudsman Endus Dugaan Korupsi

4. Lisa tak bisa peluk-peluk anaknya karena rentan terpapar virus

Cerita Perawat Setahun Pandemik, Tak Lagi Bebas Peluk AnakIlustrasi (ANTARA FOTO/Fauzan)

Lisa juga bersyukur tak mendapat intimidasi dari tetangga karena turut merawat pasien COVID-19. Di awal-awal COVID-19 memang para perawat sempat mendapat perlakuan berbeda karena kekhawatiran membawa virus.

Lisa juga tak berani sembarangan saat pulang ke rumah. Dia harus benar-benar membersihkan diri.

"Yang paling penting ketika kita pulang kerja itu biasanya bisa duduk-duduk santai. Tapi pulang kerja langsung harus benar-benar bersih. Jadi minder karena biasa langsung cium anak kita, ini sudah gak berani lagi," ucap Lisa.

5. Lisa akui belum terima insentif hingga saat ini

Cerita Perawat Setahun Pandemik, Tak Lagi Bebas Peluk Anakilustrasi tenaga kesehatan. ANTARA FOTO/Fauzan

Satu hal yang miris, para perawat banyak yang belum menerima insentif. Padahal mereka sudah berjuang di tengah bahaya yang mengancam setahun terakhir.

Misalnnya para Nakes Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pirngadi Medan yang menjadi korban mengadukan nasib mereka ke Ombudsman RI Perwakilan Sumatra Utara, pada 17 Februari 2021 lalu.

Insentif para nakes sudah ditunggak oleh Pemko Medan sejak awal pandemik. Ada Nakes yang hanya menerima pembayaran insentif dua bulan, hingga ada yang belum menerima sepeser pun.

Sementara di rumah sakit Lisa sendiri karena baru menerima pasien COVID-19 memang belum turun.

"Belum ada. Biasanya insentif ini yang menangani pasien COVID-19. Yang tidak menangani tidak dapat. Kami memang baru menerima pasien COVID-19, tapi belum ada. Tapi kalau untuk RS lain informasinya sudah ada," tuturnya.

6. Vaksinasi untuk perawat menjadi harapan untuk kekebalan tubuh nakes

Cerita Perawat Setahun Pandemik, Tak Lagi Bebas Peluk AnakIlustrasi vaksinasi COVID-19. ANTARA FOTO/Jojon

Lisa berharap ke depannya, dengan adanya pandemik ini maka masyarakat dan pemerintah serta tenaga medis harus semakin semangat bekejasama menerapkan ptotokol kesehatan untuk menekan angka virus COVID-19. Para nakes khususnya perawat diberikan vaksinasi untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

"Selalu berdoa agar COVID-19 ini hilang secepatnya dan tak ada lagi, karena kita sudah lelah. Ingin bermasyarakat biar leluasa juga dalam bekerja biar gak takut-takut lagi," tutup Lisa.

Baca Juga: Perawat Meninggal Positif COVID-19 usai Vaksinasi, Ini Kata Kemenkes

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya