Soal Mayat di Kampus UNPRI, IDI Sumut Sayangkan Jadi Opini Liar

Itu adalah kadaver bukan mayat korban pembunuhan

Medan, IDN Times - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumatera Utara (Sumut) Dr. Ramlan Sitompul menyoroti kasus terkait penemuan mayat di Universitas Prima Indonesia (UNPRI). Hal ini dikatakannya bahwa itu adalah Kadaver dan aturannya. Namun, menjadi opini liar.

“Itu ada peraturannya dari Pemerintah. Biasanya kalau kedokteran sudah tahu mereka,” ucapnya.

Sebelumnya, sempat viral dan heboh mengenai penemuan mayat di kampus tersebut. Dari pihak kampus melalui dua video, dari Kolonel (Purn) Drg. Susanto, M.Kes, Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia, dan video pernyataan dari salah satu dosen Anatomi Fakultas Kedokteran Unpri, Dr. dr Ali Napiah Nasution, menyatakan bahwa itu adalah Kadaver.

Melalui video berdurasi 5 menit 23 detik dan 1 menit 23 detik itu, pihak kampus menyatakan tidak ada tindak pidana pembunuhan di lingkungan universitas. Bahwa 5 mayat ditemukan tersebut adalah Kadaver yang berada di laboratorium anatomi UNPRI, dengan 4 laki-laki dan 1 perempuan.

1. Diprediksi kadaver sudah lama dan karena kampus pindah-pindah jadi belum tersusun dengan rapi

Soal Mayat di Kampus UNPRI, IDI Sumut Sayangkan Jadi Opini LiarSebuah kantong jenazah berisi tubuh Triyono yang ditemukan meninggal dunia di dasar perairan Waduk Cengklik Boyolali. (IDN Times/Dok Humas Basarnas Semarang)

Dikatakannya, dari kejadian ini yang perlu diingat adalah kampus UNPRI tersebut memiliki kampus lama dan baru. Dia memprediksi kadaver ini sudah lama, dan dikarenakan pindah-pindah kampus tidak semua barang tersusun rapi.

“Kalau pindah-pindah ini, gak 100 persen pindah," katanya.

Lanjut Ramlan, sangat disayangkan dari masyarakat mevideokan dan memviralkan kadaver. Hal ini dikarenakan kedokteran mengikat tentang etik.

“Hal yang tidak perlu di-publish, termasuk tentang pasien yang gak sembarangan. Jadi, seharusnya ini tidak terjadi,” katanya.

2. IDI Sumut peringatkan tidak perlu diekspos lagi

Soal Mayat di Kampus UNPRI, IDI Sumut Sayangkan Jadi Opini LiarMassa dari Tenaga medis dan kesehatan melakukan aksi teatrikal di depan gedung MPR/DPR-DPD, Senayan, Jakarta, Senin (5/6/2023). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Menurutnya, hal tentang kedokteran tidak perlu diekspos seluruhnya ke masyarakat, karena akan menjadi opini liar dengan tidak memahami benar tentang etik kedokteran hingga menyebabkan kesalahpahaman publik.

“Kita harapkan kepada masyarakat, jangan mengekspos tentang teknis kami menyelenggarakan kedokteran karena itu sudah profesional,” jelasnya.

“Ini menjadi opini liar yang tidak dipahami oleh masyarakat awam. Kita berharap itu dihentikan, itu kadaver kita hormati jangan jadi opini liar,” tambah Ruslan.

3. Pemakaian kadaver tidak ada masanya selagi masih bagus

Soal Mayat di Kampus UNPRI, IDI Sumut Sayangkan Jadi Opini LiarSuasana kedatangan mobil jenazah Kodrat Shah tiba di kediaman (IDN Times/Indah Permata Sari)

Terkait pemakaian kadaver, Ruslan menambahkan tidak ada masanya selagi masih bagus dan bisa digunakan.

“Kecuali dari pihak sekolah menyatakan tidak bisa dipakai lagi maka itu akan dikebumikan seperti manusia,” tuturnya.

Dijelaskannya juga bahwa, kadaver itu telah diawetkan dalam bak formalin. “Biasanya orang anatomi sudah paham betul itu,” terangnya.

Sejauh ini, menurut Ruslan sempat berkomunikasi kepada pihak kampus UNPRI.

“Kemaren sempat telponan nanya hal itu, cerita-cerita ternyata kadaver itu. Jadi, kita himbau masyarakat tidak mempublis tentang hal-hal kedokteran karena memang ada hal yang tidak perlu disampaikan ke masyarakat luas karena nantinya beda persepsi dan kita memiliki kode etik. Sehingga, bijak lah bersosmed masyarakat,” tutupnya.

https://www.youtube.com/embed/Iv-we6CCeyw

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya