Penganiayaan Siswa MAN 1, PKPA Harap Ada Ekstrakurikuler Psikososial

Kejadian ini bukan bully tapi sudah masuk ranah kriminal

Medan, IDN Times - Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Medan menyoroti kasus yang terjadi pada salah satu siswa Sekolah MAN 1 Medan yang terlibat dalam kasus penganiayaan korban berinisial M (14).

Deputi Direktur PKPA, Sony Sucihati mengatakan kejadian ini bukan proses bully. Melainkan sudah proses kriminal.

“Itu kriminal, karena di sana sudah ada tindakan kekerasan, tindakan pemaksaan dan tindakan yang tidak manusiawi yang dilakukan oleh banyak orang kepada korban yang dipaksa ini itu dengan tindakan yang tidak sesuai,” ucapnya, pada IDN Times Rabu (29/11/2023).

Sebelumnya diberitakan, bahwa kasus yang menimpa siswa itu viral di media sosial. Diduga pelaku teman sekolah hingga senior korban yang berkisar 20 orang. Korban dipaksa untuk memakan lumpur oleh para pelaku. Bahkan, para pelaku disuruh menghisap sendal hingga meminum air liur korban.

Pelaku juga disebut menyiksa korban dengan cara dipukul hingga meletakkan kunci yang dipanaskan ke tangan korban. Dalam unggahan itu, disebut pelaku sekitar 20 orang.

Selain itu, korban juga disiksa, ditendang, dipukul, dibakar tangannya pakai kunci yang sudah dipanasi api.

Baca Juga: 2 Penganiaya Pelajar MAN Ditangkap, Polisi Buru Lainnya

1. Peran pendidik dinilai telah kecolongan

Penganiayaan Siswa MAN 1, PKPA Harap Ada Ekstrakurikuler PsikososialIlustrasi Bully (IDN Times/Aditya Pratama)

Terlepas, dikatakannya bahwa korban tersebut memiliki kesalahan atau membuat orang kesal. Namun, cara tersebut sangat salah dan miris.

“Apalagi itu terjadi pada anak yang masih mengemban pendidikan, setahu saya semua pendidik tidak menerima itu,” kata Sony.

Menurutnya, peran pendidik juga dinilai telah kecolongan untuk hal tersebut.

“Apalagi, di sekolah itu ada pengurus OSIS yang harusnya menjadi penengah atau mediator ditengah sesama siswa,” jelasnya.

2. Saat ini kasus bully sangat merajalela bahkan di tengah keluarga hingga ranah sekolah

Penganiayaan Siswa MAN 1, PKPA Harap Ada Ekstrakurikuler PsikososialIlustrasi perundingan. (IDN Times/Mardya Shakti)

Dia menilai kasus tersebut sudah sangat merajalela saat ini, bahkan juga ditengah keluarga yang kemudian terbawa ke ranah sekolah. “Kasus kekerasan tertinggi itu ya karena bully, bully sesama teman atau bully yang tidak disengaja dan terjadi melalui sebutan yang tidak pada tempatnya,” tambah Sony.

Lanjutnya, hal ini biasa terjadi sesama teman yang dari lingkungan non sekolah atau luar sekolah berteman kemudian dibawa ke ranah sekolah atau bisa terjadi dan meningkat.

“Saya tidak tahu, apakah kurikulum pendidikan kita bicara terkait dengan apakah bullying ini menjadi sesuatu konsentrasi untuk dibenahi di sekolah,” jelas Sony.

3. PKPA bersedia diajak bermitra oleh sekolah

Penganiayaan Siswa MAN 1, PKPA Harap Ada Ekstrakurikuler PsikososialIlustrasi bully. (IDN Times/Mardya Shakti)

Hal yang menjadi solusi bagi Sony adalah seharusnya ada ruang diluar mata pelajaran atau ekstrakurikuler seperti psikososial atau psikolog bagi anak-anak untuk mengedukasi bahwa bully tidak dibenarkan sama sekali.

“Berharap sekolah memiliki ekstrakurikuler untuk mengedukasi anak-anak tentang bully. Bahkan, PKPA saat ini memiliki program cyber safety yang bagaimana kita bermain ramah di ranah online,” katanya.

Hal ini menurutnya, bully juga berasal dari ranah online dan kemudian berkembang ke offline.

“PKPA sangat bersedia, untuk diajak bermitra dengan siapapun untuk memerangi bully karena itu bagian bagaimana kita mencegah pola-pola kekerasan dan tindakan kekerasan yang menimpa anak-anak baik sebagai korban maupun pelaku,” pungkasnya.

Pihak sekolah MAN 1 juga sempat mendapati 13 siswa. Kemudian, orang tua 13 siswa itu dipanggil untuk membicarakan persoalan tersebut.

Saat ini, pihak kepolisian telah menetapkan 4 tersangka dan dua di antaranya telah ditangkap.

Baca Juga: Pelajar MAN 1 Medan Dianiaya, Sekolah Panggil 13 Terduga Pelaku

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya