Soroti Bahaya Rokok, Koalisi Pemuda Peduli Kesehatan Resmi Dibentuk

Dibentuk sebagai upaya mitigasi penyebaran zat adiksi

Medan, IDN Times – Kesehatan menjadi isu yang sangat krusial. Bahkan sampai saat ini banyak masyarakat yang tak menjalankan pola hidup yang mendukung kesehatannya. Seperti jarang berolahraga, tidak memerhatikan apa yang ia makan, hingga rutinnya mengonsumsi rokok yang dapat mendatangkan banyak penyakit.

Melihat pola hidup tidak sehat yang semakin banyak dinormalisasi, Koalisi Pemuda Peduli Kesehatan resmi dibentuk. Koalisi ini terdiri dari beragam komunitas dan lembaga. 

Di antaranya adalah Maimun Foundation, Forum Pemerhati Masyarakat Sumut, LYD LC Sumut, Pema Psikologi USU, Pema Kedokteran USU, Ilmpi wilayah 7, Persma Bidik UHN. Ada pula Sekolah NKRI, Himakes Helvetia, GenBi Sumut, BEM FKIP UHN, BEM Ekonomi UHN, BEM Psikologi UHN, BEM Pertanian UHN. Serikat Mahasiswa Unimed, dan SEMA FMIPA Unimed.

Inisiator koalisi ini ialah Dewan Perwakilan Remaja binaan CISDI bersama North Sumatera Youth Tobacco Control Movement (NSYTCM).

1. Dibentuk atas keresahan terhadap budaya tidak sehat masyarakat Medan

Soroti Bahaya Rokok, Koalisi Pemuda Peduli Kesehatan Resmi DibentukMusyawarah pembentukan Koalisi Pemuda Peduli Kesehatan (Calvin Rai Sihombing)

Zulqadri selaku salah satu inisiator gerakan ini pada 10/09/2023, menyebutkan jika kemarin Koalisi Pemuda Peduli Kesehatan dibentuk cikal-bakalnya adalah keresahan mereka terhadap budaya tidak sehat masyarakat Medan, khususnya merokok.

“Masih banyak anak-anak di bawah umur yang sudah merokok, terlepas dari bagaimana industri rokok menarik pasar mereka ke anak-anak, namun ini saya anggap sebagai bentuk dari pemerintah daerah yang abai akan kebijakan-kebijakan kesehatan seperti pelarangan iklan, promosi, dan sponsor rokok,” kata Zulqadri.

Menurut data dari Kemenkeu, sekitar 323,9 miliar batang rokok beredar di Indonesia pada tahun 2022. Jumlah perokok anak yang terus meningkat menurut prediksi BAPPENAS akan ada 6,8 juta perokok yakni anak-anak di Indonesia pada 2030. Dan di Kota Medan sendiri menurut data pantauan Aplikasi Pantau Kawasan Tanpa Rokok, sekitar 2.000 lebih pelanggaran terjadi dalam 1 semester terakhir, kawasan tanpa rokok itu antara lain tempat bermain anak, transportasi umum, fasilitas kesehatan, bahkan fasilitas pendidikan.

“Ini adalah ancaman besar bagi generasi muda. Kita kerap memandang sederhana budaya tidak sehat yang telah dinormalisasi. Apakah generasi ini akan menjadi generasi yang organ tubuhnya dirusak oleh asap dan kepala dilucuti nikotin selamanya? Oleh sebab itu, koalisi ini dibentuk untuk menciptakan generasi muda yang sehat dan bebas dari zat adiksi yang merusak,” ujar Koordinator NSYTCM ini.

2. Klaim bahwa generasi muda butuh pemimpin yang peduli isu kesehatan

Soroti Bahaya Rokok, Koalisi Pemuda Peduli Kesehatan Resmi DibentukMusyawarah dihadiri banyak komunitas kepemudaan di Kota Medan (Calvin Rai Sihombing)

Zulqadri menyebutkan bahwa memasuki tahun politik, sangat minim gagasan dan perhatian terhadap masalah kesehatan terkhusus penanggulangan adiksi rokok terhadap anak. Untuk itu, ia mengatakan jika Koalisi Pemuda Peduli Kesehatan juga bertujuan mencari para calon legislatif dan eksekutif yang siap memperjuangkan dan memberi solusi terkait penanganan kesehatan.

“Kami mengumpulkan komunitas-komunitas yang selama ini peduli dan bergerak pada bidang kepemudaan. Bukan hanya pada isu kesehatan saja, tapi yang berarsiran dengan itu pun kami akan lakukan, termasuk mengundang dan membentuk koalisi ini demi menyatukan visi mencari calon pemimpin yang peduli pada isu kesehatan dan siap menjalankan kebijakan-kebijakan pro kesehatan. Lebih jauh lagi, kami ingin terciptanya generasi muda kota Medan yang bebas dari zat adiksi yang merusak, dari kebiasaan merokok sampai narkoba,” ujar pria 22 tahun ini.

Zulqadri akan menerangkan jika koalisi ini akan kembali melakukan konsolidasi untuk memantapkan tujuan bersama dan membesarkan gaung koalisi ini. Salah satu agenda besar mereka adalah mengadakan Debat Terbuka para Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan maupun calon yang mau duduk di bangku DPRD kota Medan tahun 2024 nanti untuk mencari solusi terhadap masalah kesehatan.

“Tahun 2024 adalah tahun politik, kita tahu kebijakan-kebijakan itu dibuat lewat proses politik. Nah, goals kita adalah restorasi kebijakan yang lebih kuat lagi, terutama pada pengaturan iklan, promosi, dan sponsor rokok di Kota Medan. Untuk itu kita mencari calon pembuat kebijakan di 2024 nanti, yang sepakat bahwa generasi muda harus sehat dan generasi muda harus bebas dari adiksi. Teknisnya akan dibahas di konsolidasi kedua kami,” bebernya.

3. Berharap agar masyarakat mendukung gagasan bebas merokok pada anak muda

Soroti Bahaya Rokok, Koalisi Pemuda Peduli Kesehatan Resmi DibentukDiskusi Koalisi Pemuda Peduli Kesehatan (Calvin Rai Sihombing)

Berkaca pada data tahun 2018 oleh Riset Kesehatan Daerah, 60% anak usia sekolah di kota Medan telah mengonsumsi rokok. Zulqadri berpesan kepada anak muda untuk berhenti merokok karena hal tersebut merupakan kebiasaan buruk dan tidak sehat.

“Sekali lagi saya sampaikan apakah kita mau memiliki generasi muda yang organ dalam tubuhnya rusak karena asap pembakaran tembakau dan nikotin? Jawabannya adalah tidak, cukup generasi tua hari ini saja yang menjadi pasar pertumbuhan industri rokok, saya dan kawan-kawan yang peduli ingin memutus rantai beracun ini di generasi kami,” ujar Zulqadri.

Lebih lanjut ia menerangkan bahwa benang merah dari gerakan Koalisi Pemuda Peduli Kesehatan adalah memandang rokok sebagai salah satu puncak masalah kesehatan. Stunting terjadi bisa dikarenakan peran rokok sebagai pengganti sumber protein bangsa. Pada data Kemenkeu, rokok adalah sumber pengeluaran terbesar nomor 2 rumah tangga di Indonesia setelah beras, kemudian nomor 3 adalah telur.

Zulqadri menganggap kenapa anak-anak bangsa stunting, salah satu sebabnya adalah di rumahnya lebihmemprioritaskan rokok daripada makanan dengan standard gizi yang baik.

“Harapan saya semoga tujuan koalisi ini tercapai dan setiap gagasannya diterima baik oleh masyarakat, khususnya kaum muda. Saya harap anak muda di kota Medan mulai sadar kalau merokok itu berbahaya, bukan hanya berbahaya bagi diri sendiri tapi berbahaya juga bagi orang lain, keluarga, bangsa dan negara. Kami hanya butuh validasi kaum kami untuk tindakan menjaga kesehatan ini. Terlepas nanti akan dapat penolakan dari siapa pun, kami tidak kecewa. Sebab kami yakin yang kami bawa adalah tujuan mulia untuk genarasi kami,” pungkas Zulqadri.

Baca Juga: PSMS Datangkan Eks Persela dan Persija, Nasib Ditentukan di Uji Coba

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya