Viral! Rumah Kebanjiran, Proyek JDU di Binjai Abaikan Kenyamanan Warga
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Binjai, IDN Times - Pekerjaan proyek pembangunan Jaringan Distribusi Utama (JDU) Saluran Penyedia Air Minum (SPAM) Medan, Binjai, Deliserdang (Mebidang), dinilai warga sangat semrawut dan amburadul.
Pihak kontraktor seolah mengabaikan kenyamanan dan kenyamanan masyarakat sekitar. Selain kerap menimbulkan kemacetan dan penutupan akses jalan. Dampak yang ditimbulkan karena pengerukan tanah mengakibatkan rumah warga mengalami banjir.
1. Rumah kebanjiran, pemilik viralkan kejadian melalui Medsos
Kekecewaan warga pun viral di media sosial (medsos) dengan akun facebook @Sari Syafrizal. Di akun pribadinya itu, diperlihatkan video air hujan yang masuk hingga keseluruh rumah dengan ketinggian air mencapai betis orang dewasa.
Menurut keterangan pemilik akun yang berhasil dihubungi, peristiwa banjir tidak pernah terjadi di rumahnya. "Semenjak ada pengerukan itu rumah kami jadi kebanjiran. Sebelumnya tidak pernah seperti ini," kata warga Kelurahan Binjai Estate, Kecamatan Binjai Selatan, Kota Binjai, Sumatera Utara, Rabu (10/11/2021).
2. Hasil tanah kerukan dibiarkan meski menutup saluran drainase
Dia menuturkan, banjir disebabkan pengerukan yang berada di sekitar rumahnya dan menutup jalan air menuju ke drainase. "Air yang masuk setinggi mata kaki. Kalau di depan rumah sudah sebetis orang dewasa," bebernya.
Melihat situasi itu, suaminya langsung mendatangi pekerja dan meminta agar pekerjaan menjaga keamanan dan kenyamanan warga. "Kalau gak didatangi, dibiarkan saja sama mereka seperti itu," pungkasnya.
Dia berharap, agar pekerja memperhatikan keamanan dan kenyamanan warga. Terlebih lagi saat ini musim penghujan. "Jangan cuma mikirin kerjaan cepat siap, tapi pikirkan juga dampak dari kerjaan itu," tegas dia.
3. Pengawasan di bawah naungan oknum aparat
Di sisi lain, pihak PT Brantas Abipraya ketika dikonfirmasi di kantornya, Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, tak satupun dapat ditemui. Satpam menyebutkan, humas perusahaan sedang berada di lapangan.
"Humasnya gak ada, lagi di lapangan. Di kantor ini cuma ada pekerja saja," kata petugas keamanan di pos jaga kantor PT Brantas.
Satpam tersebut juga mengakui, pengawas proyek JDU dari kalangan institusi negara. Bahkan, pengawas kantor PT Brantas merupakan oknum aparat.
Baca Juga: Suami Diopname, Istri Ditemukan Tewas Tergantung di Rumah