Ruang Digital Sudah Menjadi Pola Dalam Masyarakat

Pembelajaran berbasis teknologi mendapat momentum

HUMBAHAS, IDN Times - Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara kembali bergulir dengan tajuk “Menjadi Pelajar Cerdas dan Cakap Digital”.

Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Humaini, Akademisi Ilmu Komunikasi; Nursatyo, Akademisi Ilmu Komunikasi; Hotman Hutasoit, Kepala Dinas Kominfo Humbang Hasundutan; dan Rudyanto Sinaga, Kasi SMK Cabang Dinas Pendidikan Humbang Hasundutan.

Humaini, menyampaikan nilai budaya dan adaptasi di ruang digital. Menurutnya, ruang digital ini sudah menjadi bagian atau pola dalam masyarakat. Jadi mau tidak mau kita harus beradaptasi dengan ruang digital ini.

“Sebagai pengguna kita harus kritis dan bertanggung jawab, karena ruang digital ini bersifat pasif maka kita sebagai manusia yang harus mengaktifkan. Jangan sampai pengguna khususnya anak-anak dibiarkan, peran orang tua harus ada kontribusinya,” ungkapnya.

Baca Juga: Mengenal Lia, Tokoh di Balik Layar Animasi Fairies Family

1. Digitalisasi bisa positif

Ruang Digital Sudah Menjadi Pola Dalam Masyarakatpixabay

Nursatyo mengatakan kesiapan masyarakat dalam menghadapi transformasi digital. Menurut beliau, digitalisasi takkan berhenti karena teknologi dan perangkat lain sudah menjadi digitalisasi. Digitalisasi bisa positif seperti untuk membantu pendidikan dan kegiatan sehari-hari, namun bisa juga negatif.

“Internet Sehat adalah penggunaan internet secara bijak sehingga memaksimalkan dampak positif internet dan meminimalkan dampak negatif dari berinternet, agar tercipta masyarakat cerdas dan produktif,” jelasnya.

2. Perlu perubahan sikap terhadap dunia digital atau era 4.0

Ruang Digital Sudah Menjadi Pola Dalam MasyarakatIlustrasi digitalisasi (marketeers)

Hotman Hutasoit menjelaskan etika adalah suatu kebiasaan yang menyangkut tentang benar ataupun buruk maka perlu ada tanggung jawab. Perlu perubahan sikap terhadap dunia digital atau era 4.0. Jejak digital gampang dilacak, maka harus berhati-hati dengan konten atau narasi yang disampaikan di ruang public.

“Kita harus menyaring informasi yang kita dapat kemudian baru bisa kita sharing,” ungkapnya.

3. Pembelajaran berbasis teknologi mendapat momentum

Ruang Digital Sudah Menjadi Pola Dalam MasyarakatPixabay.com/Geralt

Rudyanto Sinaga, menuturkan covid-19 yang sedang melanda membuat dunia terlanda krisis, dan membuat banyak perubahan termasuk dunia Pendidikan. Perubahan ini harus disikapi di era digital sekarang. Bahwasanya pemakaian media digital harus berhati-hati. Kebijakan dan fasilitasi pembelajaran jarak jauh di era pandemi covid-19.

“Pembelajaran berbasis teknologi mendapat momentum. Skill adaptasi teknologi yaitu terdiri atas resilience, critical thinking, creativity communication dan collaboration,” jelasnya.

Ia menjelaskan penggunaan media sosial dari dunia digital memang sudah sangat mempermudah baik komunikasi dan informasi. Hal positif yang bisa disampaikan masyarakat adalah sebagai siswa bisa memposting kegiatan pembelajaran. Media sosial mempermudah segala sarana tapi harus digunakan secara bijak.

Erisa Fadhilla selaku Key Opinion Leader menyampaikan pendidikan digital ini justru membuat para pelajar dituntut bisa lebih kreatif dan inovatif lagi. Sebenarnya perubahan dari pembelajaran offline ke online ini juga bagus sekali karena menuntut pelajar untuk memanfaatkan dan bisa mengeksplor dunia digital lagi.

Saat ini adalah masa-masa yang penuh peluang mulai dari bisnis dan lainnya. Daripada kita memenjara kebencian lebih baik kita memanfaat kan media sosial ini untuk menjadi wadah untuk berkarya.

Baca Juga: Selamat! Wakil Medan Petra Zoe Juara Putri Cilik Indonesia 2021

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya