Sejarah Masjid Awal 1927, Pernah Dibakar Belanda dan Kini Masih Kokoh

Diyakini masjid ini berperan menyebarkan Islam di Simalungun

Simalungun, IDN Times - Salah satu Masjid tertua di Kabupaten Simalungun, yang berada di Pamatang Raya berdiri kokoh di kawasan penduduk mayoritas nonmuslim.

Menariknya, pembangunan gedung musala unik karena masjid yang dinamai Masjid Awal ini mendapat dukungan dari warga sekitar, baik menjaga kenyamanan beribadah dan warga nonmuslim ternyata ikut berpartisipasi menyumbang dana pembangunan.

Uliaman Saragih selaku pengurus Masjid Awal menjelaskan, kerukunan antar umat beragama telah diajarkan sejak pertama kali Masjid dibangun oleh ayahnya bernama Wilson Saragih.

"Dulu  ayah saya seorang mualaf, masuk Islam setelah menikah dengan Saimah Purba yaitu ibu saya" katanya saat dijumpai di rumahnya yang tidak jauh dari Masjid Awal, Jalan Saribu Dolok, Kecamatan Pamatang Raya, Simalungun, Sumatera Utara, Selasa (7/5).

1. Nilai toleransi turun temurun diajarkan, antar umat beragama saling membantu

Sejarah Masjid Awal 1927, Pernah Dibakar Belanda dan Kini Masih KokohUliaman Saragih selaku pengurus Masjid Awal Simalungun (IDN Times/Patiar Manurung)

Nah, toleransi di antara warga terus turun temurun, dan itu dibuktikan dengan semangat gotong royong membangun Masjid Awal.

"Bantuan berupa uang yang lahir dari keiklasan warga sekitar. Saat membangun gereja pun jemaah masjid ikut berpartisipasi. Bantuan bentuknya suka rela, tanpa terlebih dahulu ada permohonan berupa profosal. Selain dana, bantuan tenaga juga ada" ucapnya.

"Kalau di sini saling hormat menghormati. Contohnya ada kemalangan, muda mudi saling kerja sama mau mengangkat jenazah. Ada pula yang menggali kuburan. Tidak memandang agama. Di sini juga masih ada Serikat Tolong Menolong (STM) yang sifatnya saling memberi perhatian baik suka dan duka. Kalau ada orang muslim meninggal, orang nonmuslim itu langsung ikut. Begitu sebaliknya," terangnya.

Baca Juga: [FOTO] Kerennya Tadarusan ala Pondok Pesantren Ar Raudhatul Hasanah

2. Diyakini Masjid Awal berperan menyebarkan Agama Islam

Sejarah Masjid Awal 1927, Pernah Dibakar Belanda dan Kini Masih KokohMasjid Awal Simalungun (IDN Times/Patiar Manurung)

Secara fisik, bangunan Masjid Awal yang berdiri sejak tahun 1927 baru direnovasi belakangan, bahkan belum tuntas. Walau dengan model cukup sederhana, berdiri diatas lahan seluas 60 kali 50 meter, tidak jarang masjid tersebut dipadati jemaah dari luar. 

Uliaman Saragih menjelaskan, Masjid Awal diyakini berperan menyebarkan ajaran agama Islam di Simalungun khususnya di Kecamatan Pamatang Raya.

Diperkirakan, bertumbuhnya jemaah Masjid Al Rahman Pamatang Raya, yang berjarak sekitar 6 Km ke Masjid Awal mulanya dari sini. Itu sebabnya masjid ini dinamai Masjid Awal karena masjid tertua. Pengalaman buruk juga pernah mewarnai sejarahnya.

Dulu pernah dibakar dan dihancurkan Belanda masa perang. Namun jemaah yang terus menjaga nilai-nilai ke-Islaman tak mau menyerah begitu saja. Tidak lama dari masa sulit inisiatif membangun kembali dilakukan. Bentuknya berupa panggung kecil. Hanya terbuat dari papan bersegi empat.

Pria berkulit agak gelap ini mengutarakan, sejarah awal Islam masuk ke daerahnya tidak lepas dari orang-orang pendatang mencari kehidupan dan tidak lama kemudian ada kembali ke daerahnya masing-masing.

"Kemudian, orang tua lah yang berinisiatif untuk mendirikan fisik masjid. Kita bersyukur karena semua teladan untuk saling menghormati perbedaan terus dijaga" katanya.

3. Diharapkan peran pemerintah merenovasi Masjid Awal untuk pengingat sejarah

Sejarah Masjid Awal 1927, Pernah Dibakar Belanda dan Kini Masih KokohMasjid Awal Simalungun (IDN Times/Patiar Manurung)

Dibalik sejarah, warga sekitar khususnya jemaah yang berjumlah sekitar 60 Kepala Keluarga mengharapkan peran pemerintah untuk ikut berperan melestarikan nilai kebersamaan.

Mengingat itu semua perlu dibangun fisik masjid yang baik, apalagi masjid ini bisa disebut sebagai gerbang atau gapura masuk ke kawasan Kantor Bupati dan kawasan perkantoran Pemkab Simalungun. Hadirnya peran pemerintah diharapkan bisa menjadikan Masjid Awal sebagai objek wisata religius.

"Jemaah yang datang cukup banyak dan khususnya 3 tahun terakhir ini. Makanya gedung masjid sudah bisa melakukan perbaikan secara bertahap. Jika sekarang terus berkembang, kelak akan lebih besar lagi. Pemerintah diharapkan memperhatikan pengurus masjid. Lagi pula dari segi geografis, tempat kita ini gerbang menuju kantor pemerintahan. Kadang-kadang saat sholat Jumat, apalagi sholat idul fitri, tidak bisa menampung jemaah. Kita kewalahan. Kedepan, kita berharap memperbaiki fisik gedung dan halaman" kata suami dari Nuriani Purba tersebut.

Mengenai keberadaan Masjid Awal, juga dibenarkan ketua Dewan Kemakmuran Masjid Pamatang Raya, Arsyad Purba.

Ia menjelaskan, peran serta masyarakat tolak ukur perkembangan jumlah umat muslim.

Jika menilik masa lalu, masyarakat Simalungun tidak bedanya dengan suku batak. Tidak mengenal agama, tetapi lebih percaya terhadap tradisi nenek moyang

Baca Juga: Masjid Raya Al Mashun, Bukti Kesultanan Deli dengan Kemewahannya

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya