TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sinabung Sudah 22 Kali Erupsi, Intensitas Hujan Masih Tinggi

Masyarakat sekitar tetap diminta waspada

Erupsi Gunung Api Sinabung, Karo, Sumatra Utara, Minggu (23/8/2020) pukul 07.44 WIB. (Istimewa)

Karo, IDN Times – Gunung Api Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara masih menunjukkan aktivitas yang signifikan. Sejak 8 Agustus 2020, Sinabung tercatat sudah 22 kali erupsi.

Erupsi Sinabung juga memicu bencana banjir lahar dingin di Kecamatan Tigandreket, pada Sabtu 22 Agustus 2020. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Selain erupsi, intensitas curah hujan yang cukup tinggi juga memicu banjir lahar dingin.

Baca Juga: Mampir Yuk! 5 Desa Adat di Sumut Ini Sajikan Keunikan Budaya Batak

1. Sinabung luncurkan awan panas sejauh 1.000 meter hari ini

Suasana lahar dingin yang terjadi di kaki Gunung Sinabung (Dok.Istimewa)

Sinabung kembali erupsi, Minggu (23/8/2020). Sinabung memuntahkan abu vulkanik setinggi 1.500 meter sekitar pukul 07.41 WIB. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi 747 detik.

“Untuk awan panas, sejauh 1.000 meter ke arah tenggara. Menuju ke arah dekat Sukanalu,Kecmatan Naman Teran,” ujar Petugas Pos Pemantau Gunung Sinabung, Badan Geologi dan PVMBG Armen Putra.

Dengan aktifitas Sinabung yang masih fluktuatif, masyrakat dan wisatawan diimbau tidak masuk ke dalam desa-desa yang sudah direlokasi. Kemudian di dalam radius radial 3 km dari puncak Sinabung, serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara.

Jika terjadi hujan abu, masyarakat dihimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.

2. Selama erupsi, Sinabung sudah dua kali luncurkan awan panas

Erupsi Sinabung, Jumat (14/8/2020). (Istimewa)

Informasi yang dihimpun, sejak 8 Agustus 2020, Sinabung sudah dua kali meluncurkan guguran awan panas. Pertama kali terjadi pada 13 Agustus 2020.

Awan panas muncul dipicu oleh material yang ada di puncak gunung. Hingga saat ini jalur luncuran awan panas masih aman. Masih jauh dari pemukiman penduduk.

“Sampai saat ini asap masih keluar berwarna kelabu sampai putih dengan ketinggian 200-500 meter di atas puncak,” ujar Armen.

Baca Juga: Gak Nyangka, 10 Artis Cewek Ini Ternyata Berdarah Batak

Berita Terkini Lainnya