TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sawit Berkelanjutan Bawa Tapsel Menang SDGs Action Awards 2023

KI dan FoKSBI telah melatih 1.155 petani sawit 

Kabupaten Tapsel Menang SDGs Action Awards 2023 (Dok. IDN Times)

Tapanuli Selatan, IDN Times - Kabupaten Tapanuli Selatan berhasil meraih penghargaan Integrated Sustainability Indonesia Movements (I-SIM) for Regencies dalam Indonesia’s Sustainable Development Goals (SDGs) Action Awards 2023 yang digelar hari ini.

I-SIM merupakan gerakan inisiatif untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Bersaing dengan 103 kabupaten lain, Tapanuli Selatan melalui program Hatabosi dan FoKSBI, terpilih menjadi Kabupaten Terbaik Pertama diikuti oleh Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Bandung.

Indonesia’s SDGs Action Awards 2023 diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional berkolaborasi dengan PT. Surveyor Indonesia, Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), dan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI).

Penghargaan ini bertujuan untuk meningkatkan integrasi dan kolaborasi para pihak dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Program ini diikuti oleh lebih dari 400 kabupaten di Indonesia.

1. Tahap penjurian dan verifikasi lapangan sejak Oktober lalu

PPL dan Petani sawit Batangtoru, Tapanuli Selatan saat mengikuti pelatihan Sawit Berkelanjutan pada 2020 (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Setelah melewati tahap penjurian dan verifikasi lapangan sejak bulan Oktober lalu, Kabupaten Tapanuli Selatan masuk dalam posisi 10 besar dengan membawa program konservasi air berbasis kearifan lokal dan pembangunan kelapa sawit berkelanjutan. Kedua program tersebut merupakan bentuk pengelolaan bentang alam dari hulu hingga hilir Sungai Batang Toru.

Pelestarian air melalui Hatabosi, singkatan untuk Dusun Haunatas, Tanjung Rompa, Bonan Dolok, dan Siranap, merupakan kearifan lokal yang telah berjalan selama satu abad lebih oleh masyarakat Tapanuli Selatan.

Upaya pelestarian air ini membawa dampak bagi masyarakat, terutama dalam pengaliran sawah seluas 300 hektare. Para masyarakat menjaga Cagar Alam Sibual-buali yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi.

Sedangkan, di hilir Sungai Batang Toru, Forum Kelapa Sawit Berkelanjutan Tapanuli Selatan (FoKSBI) berupaya mengelola kelapa sawit berkelanjutan sekaligus memulihkan ekosistem penting yang terdegradasi akibat kelapa sawit.

Sejak tahun 2018, Program FoKSBI diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan bersama CI Indonesia (CI-I), yang dilanjutkan oleh Konservasi Indonesia (KI), yang merupakan mitra CI di Indonesia, setelah CI-I tidak lagi beroperasi di Indonesia.

2. Contoh riil dampak dari kerja sama antara pemerintah dengan pegiat lingkungan

Puluhan petani sawit mengikuti Sekolah Lapang yang merupakan program upaya menerapkan sawit berkelanjutan (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Executive Chair Konservasi Indonesia, Meizani Irmadhiany, mengatakan kemenangan Kabupaten Tapanuli Selatan dalam SDGs Action Award tahun ini merupakan suatu kebanggaan besar dan contoh riil dampak dari kerja sama antara pemerintah dengan pegiat lingkungan dalam membangun kabupaten yang berkelanjutan.

Terlebih, dari hasil riset CI Indonesia pada 2018 tentang Nilai Konservasi Tinggi dan Stok Karbon Tinggi, Tapanuli Selatan ternyata memiliki lanskap bernilai konservasi tinggi yang terbilang cukup luas.

“Program kerja kami selalu fokus pada dukungan pada kabupaten ini untuk mewujudkan masyarakat yang bermartabat dan cerdas dalam pengelolaan ekologinya yang kaya dan luas. Program kelapa sawit berkelanjutan, yang kami kerjakan bersama Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan pun, ditargetkan dapat membawa perubahan kepada lebih dari 1.000 petani sawit dan masyarakat yang tinggal di ekosistem gambut dan dapat menjadi inspirasi dan model pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” ungkap Meizani.

Berita Terkini Lainnya