TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Meski Sudah Era Digital, Harus Menanamkan Budaya Lokal Sejak Dini

Gangguan spam di Indonesia termasuk tinggi

Ilustrasi masyarakat di Indonesia. IDN Times/ Aji

MEDAN, IDN Times - Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara kembali bergulir dengan tajuk “Bangun Masyarakat Digital Berbudaya Indonesia”.

Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Arief Wicaksono, Finance Accounting Manager, Pehobi Foto, Ida ayu Prasastih, Communication Specialist, Lisa Dwi Afri, M.Pd, Dosen UINSU Medan, dan Dr. Imam Hadi Sustrino, M.Si, Peneliti Sejarah dan Budaya UnSam Langsa.

Yuk simak isi webinarnya:

1. Pengaruh media digital mengubah dunia

Pada Sesi pertama, Arief Wicaksono menyampaikan pertama akan meng-overview pariwisata nasional dan Sumut, Kota Medan. Kedua, media digital sebagai alat promosi pariwisata ketiga peraturan dan ketentuan promosi di media digital keempat strategi mempromosikan destinasi wisata di masa pandemic covid 19 dan terakhir tips promosi pariwisata melalui media sosial.

“Pengaruh media digital mengubah dunia, merubah cara kita membentuk dunia di sekitar kita, merubah cara berpikir, kita membentuk perangkat dan alat, kemudian perangkat dan alat tersebut membantu kita. Organisasi media mengembangkan keberadaan lingkungan media digital,” ujarnya.

2. Sebaiknya menanamkan budaya lokal juga sejak dini

ilustrasi ondel-ondel (IDN Times/Lia Hutasoit)

Ida ayu Prasastih Dwei, S.I.Kom., M.P.P mengatakan jadi beradab itu suatu kata yang berat karena beradab itu harus baik di segala hal. Tiga hal yang perlu dilakukan, pertama berinteraksi yang santun di dunia digital kedua toleransi terhadap perbedaan di dunia digital ketiga Berjualan dan berkomentar dengan santun saat berjualan online.

“Komunikasi yang penuh perhatian melibatkan penerapan prinsip-prinsip perhatian pada cara kita berhubungan dengan orang lain. Prinsip-prinsip ini termasuk menetapkan niat, hadir sepenuhnya, tetap terbuka dan tidak menghakimi, dan berhubungan dengan orang lain dengan belas kasih,” ungkapnya.

Lisa Dwi Afri, M.Pd menjelaskan mari kita ajak teman kita cinta budaya lokal agar kita tidak terpengaruh oleh efek negatif dari digital banyak yang harus kita banggakan seperti memakai batik dan tari-tarian di Indonesia, jadi revolusi society 5.0 adalah bagaimana cara kita agar dapat meningkatkan skill, dituntut untuk beradaptasi dengan teknologi tersebut bila tidak kita dapat tertinggal kara jika tidak kita akan terseleksi dengan alam tetapi jangan sampai terpengaruh dan menghilangkan budaya Indonesia.

“Sebaiknya kita menanamkan budaya lokal juga sejak dini baik dari keluarga maupun Pendidikan, untuk anak yang masih kecil kita bisa mengenalkan budaya melalui Bahasa atau etikanya,” jelasnya.

Berita Terkini Lainnya