TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jejak Digital Merupakan Investasi untuk Masa Depan

Ingat, jangan menyebarkan data pribadi di medsos

Pinterest

Medan, IDN Times - Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara kembali bergulir dengan tajuk “Bijak Bermedia Sosial: Jangan Asal Sebar di Internet”.

Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.

1. Jejak digital banyak kegunaannya

Unsplash.com/Jakob Owens

Rasianna Br Saragih, Dosen Ilmu Komunikasi UNIB memaparkan digital skill berkaitan dengan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras, perangkat lunak serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

Dezty Su, Food Photographer & Owner BnBe Studio menjelaskan jejak digital atau digital footprint, adalah tapak data yang tertinggal setelah beraktivitas di internet.

Jejak digital merupakan investasi masa depan untuk perkembangan karir, mencari pekerjaan, kerja sama usaha, pemimpin masyarakat dan mendapat beasiswa.

2. Jangan mudah terpancing dan terbawa emosi di dunia maya

mashable.com

Oloan Pandapotan, Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Medan mengatakan risiko akibat kejahatan internet, kerugian materi baik pada diri kita sendiri atau keluarga atau teman dan lingkaran sosial kita.

“Kita dapat menguasai diri kita terlebih dahulu, jangan mudah terpancing dan terbawa emosi mengenai hal tersebut. lihat konteks yang sedang dibicarakan, apakah benar atau tidak, jika benar kita dapat mengevaluasi diri dengan berita tersebut, namun jika tidak benar jangan kita balas dengan ucapan-ucapan yang melanggar etika bermedia sosial. Klarifikasi berita tersebut dengan kepala dingin dan komunikasikan secara personal dengan penyebar berita tersebut,” jelasnya.

Berita Terkini Lainnya