Masyarakat Pulau Rempang menyuarakan penolakan relokasi investasi Rempang Eco City (IDN Times / Putra Gema Pamungkas)
Insiden kekerasan di Pulau Rempang menuai kecaman luas dari masyarakat. Banyak pihak mendesak agar PSN Rempang Eco-City dievaluasi, mengingat masyarakat lokal justru menjadi korban dalam proyek ini.
Hingga saat ini, 80 persen masyarakat di Pulau Rempang masih secara tegas menolak masuknya investasi PSN Rempang Eco-City.
Pihaknya menilai, PSN Eco-City ini tidak pernah memihak kepada masyarakat yang telah telah menempatkan tanah ulayatnya selama turun temurun.
"Kami memohon dengan bapak Presiden Prabowo, kami mohon hentikan PSN ini dan keluarkan PT MEG dari Pulau Rempang," kata Wadi, warga Kampung Tua Sembulang Hulu, Pulau Rempang.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, kericuhan kembali terjadi di Pulau Rempang pada, Selasa (17/12/2024) dini hari lalu antara masyarakat setempat dengan PT MEG.
Kericuhan ini dipicu dari dugaan tindakan pengerusakan spanduk penolakan PSN Rempang Eco-City yang dilakukan oleh sejumlah karyawan PT MEG. Akibat dari kericuhan ini, sebanyak delapan masyarakat dari berapa kampung tua di Pulau Rempang mengalami luka berat, ringan dan luka akibat terkena anak panah.
"Kekejian ini yang kami takutkan setiap malam. Bahkan sekarang beberapa anak-anak tidak mau sekolah, mereka trauma akibat kekejian orang MEG kemarin. Sekali lagi kami mohonkan kepada Presiden Prabowo Subianto, hentikan kekejian di Pulau Rempang ini," tegas Wadi.