Medan, IDN Times – Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi juga angkat bicara ihwal wacana pembangunan kasino di kawasan Danau Toba. Dengan tegas, mantan Pangkostrad itu menolaknya.
"Selama barang itu halal tidak menentang undang-undang berarti silakan berjalan. Yang penting, tidak melanggar UU kalau melanggar UU ada, yang mau bikin judi itu tidak halal namanya, melanggar UU," sebut Gubernur Edy kepada awak media, Senin (13/3/2023).
Kata Edy, jika sampai pembangunan kasino itu terealisasi, pihaknya tidak akan memberikan izin. Kecuali memang ada aturan yang bisa melegalkan itu.
"Indonesia judi ini, tidak diperbolehkan. Apa pun alasannya, kalau dia mau membikin ubah dulu UU nya," ucap mantan Ketua Umum PSSI itu.
Senada, Polda sumut juga menyampaikan penolakannya. Kepala Bidang Humas Polda Sumut Komisaris Besar Hadi Wahyudi mengatakan, Kapolda sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak dengan tegas menyatakan perang setiap aktivitas perjudian di wilayah hukumnya.
"Kapolda Sumut kan tegas, segala bentuk perjudian dilarang," ujar Hadi.
Saat ini, Polda Sumut tengah gencar melakukan pemberantasan perjudian. "Apa pun ceritanya, perjudian itu dilarang," tutur perwira melati tiga itu.
Sebelumnya, Direktur Bisnis Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan BPODT Raja Malam Ukur Tarigan mengungkapkan wacana pembangunan kasino itu disampaikan Belly dalam acara Investment Forum digelar BPODT di Kaldera Resort, di Kabupaten Toba, Sumut, Jumat 3 Maret 2023, lalu.
"Itu awalnya acara REI kemarin, ulang tahun mereka. Mereka ingin ke Danau Toba, Kita kemas Investment Forum, datang beberapa (investor). Nah datang datuk Belly, awalnya itu, developer top lah di Indonesia. Dia bilang healing entertainment lah, arahnya ke Casino gitu," kata Raja kepada awak media, Senin (13/3/2023).
Raja mengatakan, wacana itu dinilai hanya sebagai masukan untuk BPODT. Saat ini, BPODT juga tengah fokus mencari investor yang mau membangun hotel berkelas bintang lima.
Meski begitu, wacana pembangunan kasino di Danau Toba belum disampaikan ke Dewan Pengarah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jika nantinya disampaikan, wacana itu harus dikaji lebih dalam. Karena ada pertimbangan pro kontra di tengah masyarakat.
"Pasti ada kajian mendalam, apa lagi itu isu sensitif memperhatikan banyak kearifan lokal. Panjang lah, masih lama kali itu. Itu keinginan investor, itu nanti dulu. 20 tahun lagi, belum tentu juga," ucap Raja.