Temui Kapolda Sumut, HKBP Bahas Narkoba hingga Kerusakan Lingkungan

Ephorus menyampaikan apresiasinya terhadap Kapolda Sumut yang dinilainya sangat terbuka dan mudah diajak berkomunikasi. Dalam tiga bulan terakhir, keduanya sering berinteraksi.

“Nah, kebetulan saya di Medan, saya hubungi, langsung diatur sama stafnya. Pagi komunikasi, sore ketemuan. Itu menurut saya sangat-sangat apresiasi. Artinya, waktu beliau ada, bisa langsung berjumpa,” ujarnya dengan antusias.

Dalam pertemuan tersebut, Ephorus memaparkan hasil dua rapat penting yang digelar HKBP pada Februari 2025 lalu. Rapat tersebut menghasilkan keputusan besar: HKBP berkomitmen untuk berkontribusi dalam gerakan sosial membebaskan Tapanuli Raya dari empat masalah utama, yaitu narkoba, perjudian, perdagangan manusia (termasuk prostitusi), dan perusakan lingkungan hidup.

HKBP berencana menggelar pertemuan akbar yang akan menyuarakan tekad bersama untuk mewujudkan komitmen tersebut. Tanggal acara masih dalam pembahasan, tetapi rencananya akan berlangsung di Siborongborong. Kapolda Sumut pun menyatakan kesediaannya untuk hadir, selama tidak ada tugas yang lebih mendesak.

Selain itu, Ephorus juga mengundang Kapolda Sumut untuk menghadiri acara Paskah Raya HKBP yang akan digelar pada April 2025 di Medan dan dihadiri sekitar 10 ribu jemaat. Kapolda menyambut baik undangan tersebut dan menyatakan akan berusaha hadir.

Lebih lanjut, Ephorus menegaskan pentingnya kerja sama antara HKBP dan aparat dalam menangani berbagai persoalan sosial yang ada di Sumut. HKBP, bersama umat lainnya, siap berkontribusi dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat.

Mengenai perusakan lingkungan di Tapanuli Raya, Ephorus menegaskan bahwa sikap HKBP bersifat menyeluruh. Gerakan perlindungan lingkungan yang digaungkan tidak hanya menyoroti satu kelompok atau perusahaan tertentu, melainkan seluruh pihak yang berkontribusi terhadap kerusakan ekosistem, termasuk perusakan hutan, sungai, dan Danau Toba.

“Doa bersama yang dilakukan sebelumnya tidak spesifik menargetkan satu pihak tertentu. Ini adalah seruan kepada semua, baik individu, kelompok, maupun perusahaan, yang melakukan perusakan lingkungan. Kita harus menjaga kelestarian alam demi kebaikan bersama,” pungkasnya.