Seekor penyu yang berada disalah satu konservasi pelestarian penyu di Kabupaten Bantul. IDN Times/Daruwaskita
Lokasi kandasnya kapal, masuk ke dalam zona konservasi penyu dan pesisir. Di dekat sana, ada 200 ribu lebih mangrove yang ditanam oleh Koalisi Bahari Konservasi Laut Indah Lestari. Yanuarman dan lembaga lainnya terlibat langsung dalam penanaman bakau itu.
Yanuarman khawatir, meluasnya pencemaran akan berakibat fatal bagi konservasi pesisir.
“Aspal ini sangat berbahaya. Bisa membunuh ekosistem pesisir. Misalnya mlangrove. Ketika i0tu melekat di daun, bisa berbahaya. Begitu juga pada penyu,” katanya.
Yanuarman mendesak agar pemerintah mengambil langkah konkret dalam penanganan pencemaran. Dia juga mendesak agar perusahaan diberikan sanksi tegas.
“Kita sangat setuju, ini masuk di pengadilan. Tapi di luar itu, perusahaan harus melakukan rehabilitasi secepat mungkin. Jangan sampai menunggu hasil pengadilan. Masyarakat lapar tidak bisa menunggu. Jangan (pembersihan) hanya formalitas,” imbuhnya.
Dampak pencemaran sudah dirasakan. Penyu-penyu yang biasa naik ke pantai untuk bertelur sekarang sulit ditemukan.
Founder Rumah Penyu Nias Yafaowoloo Gea mengatakan, lambannya penanganan memberikan dampak serius bagi keberlangsungan kehidupan biota laut.
“Frekuensi penyu bertelurnya sudah mulai berkurang. Mungkin karena aspal di dasar laut, itu mengganggu kedatangan mereka,”ungkapnya.