Penangkaran Jebol, Lebih dari 5 Buaya Teror Warga Batam

Iptu Adyanto menjelaskan, hingga kini, tim gabungan bersama masyarakat telah berhasil menangkap empat ekor buaya yang memiliki ukuran cukup besar.

Empat buaya yang berhasil ditangkap oleh tim gabungan ini kini telah dikembalikan ke penangkaran di Pulau Bulan.

"Proses penyisiran masih terus dilakukan untuk mencari buaya lainnya. Tim tetap siaga untuk memastikan tidak ada lagi buaya yang berkeliaran di area permukiman," ujarnya.

Tidak hanya itu, Iptu Adyanto membantah kabar yang beredar di media sosial tentang ratusan buaya yang terlepas dari penangkaran milik PT PJK.

Ia menegaskan, jumlah buaya yang lepas tidak lebih dari 10 ekor, hal tersebut berdasarkan penuturan dari pihak PT PJK.

"Informasi yang beredar itu tidak benar. Jumlah buaya yang lepas lebih dari lima ekor, tetapi tidak mencapai 10. Sampai saat ini tidak ada korban dari insiden ini," tegasnya.

Ia juga menghimbau kepada masyarakat sekitar Pulau Bulan agar tetap berhati-hati dan mengurangi aktivitas di laut, sampai seluruh buaya yang terlepas berhasil ditangkap.

Warga yang tinggal di sekitar Pulau Bulan, seperti Pulau Geranting dan Pulau Buluh, Kota Batam mulai merasa resah dengan kehadiran buaya di dekat permukiman mereka.

Sebuah video berdurasi 1 menit 15 detik yang beredar menunjukkan seekor buaya berukuran sekitar tiga meter muncul di bawah rumah panggung warga.

Buaya tersebut diduga tengah mencari ikan atau ternak milik warga. Dalam video tersebut, seorang perempuan menyatakan kekhawatiran atas keselamatan warga, terutama anak-anak yang sering bermain di sekitar rumah.

"Kami khawatir buaya-buaya ini menyerang warga. Mereka sudah masuk terlalu dekat dengan permukiman. Bahkan, buaya itu berani muncul saat warga sedang beraktivitas," ungkapnya dalam video tersebut.

Warga berharap pihak terkait, termasuk PT PJK dan aparat, segera mengambil tindakan tegas untuk menangkap buaya yang masih berkeliaran. Mereka juga meminta adanya upaya memastikan keamanan lingkungan mereka agar kejadian serupa tidak terulang.