Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mulya Asri Rambe sebagai salah satu jemaah haji yang telah tiba di Debarkasi Medan (Dok. Istimewa)
Mulya Asri Rambe sebagai salah satu jemaah haji yang telah tiba di Debarkasi Medan (Dok. Istimewa)

Medan, IDN Times - Anggota DPRD Medan Mulia Asri Rambe, salah satu jemaah haji tahun ini mengungkapkan kekecewaannya atas pelaksanaan ibadah haji tahun 2023 ini. Salah satu catatan miris saat para jemaah haji terlantar di Muzdalifah usai melaksanakan wukuf di Arafah. 

Keterlambatan bus, tidak tersedianya pasokan air dan makanan, membuat puluhan jemaah Indonesia pingsan saat itu menjadi hal yang tak boleh terjadi lagi.

“Ini sangat tidak memuaskan bagi para jemaah haji. Boleh kita katakan ini amburadul,” ucap Mulia yang baru tiba di Asrama Haji Medan, Senin (10/7/2023).

1. Pelayanan dan fasilitas untuk jemaah haji banyak yang tidak tepat

Mulya Asri Rambe sebagai salah satu jemaah haji yang telah tiba di Debarkasi Medan (Dok. Istimewa)

Sekretaris DPD Partai Golkar Medan itu berharap tidak ada lagi kejadian serupa. Untuk itu ia memberi masukan kepada pihak terkait khusus panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH).

"Kita disini niat untuk memperbaiki agar jangan ada lagi nanti ke depan para calon jemaah haji yang mengalami seperti ini," ungkap pria yang akrab disapa Bayek itu.

2. Mulia menilai konsumsi yang tidak layak untuk jemaah haji Indonesia

Mulya Asri Rambe sebagai salah satu jemaah haji yang telah tiba di Debarkasi Medan (Dok. Istimewa)

Salah satu kekecewaan Bayek adalah konsumsi yang tak layak atau tidak memenuhi standar gizi. Menurutnya bisa mendatangkan penyakit.

“Jangankan orang yang kurang sehat, atau omak-omak, dan lansia. Orang yang sehat pun kalau diberikan konsumsi itu bagaimana pun kondisinya makin menurun,” jelasnya.

Selain konsumsi, obat-obatan juga diperlukan untuk kecukupan jemaah haji saat menunaikan ibadah. “Tenaga kesehatan membawa obat-instan tapi tidak cukup. Ini untuk perbaikan ke depannya, karena ibadah bukan main-main,” tambahnya.

3. Keterlambatan bus mengakibatkan puluhan jemaah haji pingsan menjadi catatan buruk

Mulya Asri Rambe sebagai salah satu jemaah haji yang telah tiba di Debarkasi Medan (Dok. Istimewa)

Selain itu ia mengatakan, saat wukuf di Arafah mulai dari Zuhur sampai Ashar, maka untuk beristirahat tempat tidurnya tak ada karena sudah kelebihan kuota dalam tenda. Puncaknya, keterlambatan bus membuat jemaah haji terlantar dalam kondisi panas mencapai 49 derajat. Dampaknya banyak jemaah yang pingsan.

“Jadi artinya, tolong benar-benar untuk mempererat MoU,” ungkapnya.

Mulya menilai ketidaklayakan fasilitas ini dikarenakan adanya bantuan dari Pemerintah terkait subsidi haji, dengan potongan harga Rp30 jutaan per orang.

Ia berharap berdasarkan pengalaman ini, pentingnya peran MoU Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Arab Saudi ditaati.

Editorial Team