Medan, IDN Times - Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, keberagaman suku dan etnis selama ini terjaga dengan baik di kota Medan. Untuk itu dia berharap keharmonisan itu terus berlanjut.
Hal itu disampaikan Akhyar saat turut menghadiri perayaan Tahun Baru Imlek 2571 atau tahun 2020 di rumah dua tokoh Tionghoa Sumut. Akhyar hadir di rumah Ketua Walubi Sumut, dr Indra Wahidin, Sabtu (26/1) dan anggota DPR RI, dr Sofyan Tan, Minggu (27/1).
Akhyar mengatakan, Medan kota yang penuh dengan harmoni. Hal itu yang menjadi pekerjaan rumah untuk terus dijaga.
"Kita semua berkumpul di sini, warga dan tokoh-tokoh Kota Medan dan Sumut, sebagai bagian bahwa Kota Medan adalah kota yang beragam, semuanya bersatu dalam keharmonisan yang sangat luar biasa, semuanya bersaudara, semuanya bersahabat. Inilah Kota Medan, kota yang multikultural, namun hidup dalam suatu harmoni yang sangat luar biasa," ujar Akhyar.
Akhyar mengatakan sejauh ini perayaan Imlek lancar dan tanpa kendala. "Perayaan Imlek ini berjalan aman, lancar, damai. Ini menunjukkan bahwa Kota Medan rakyatnya hidup harmonis, damai dan saling menghormati. Ini harus kita tingkatkan, kita pelihara, karena inilah sesungguhnya kekayaan kita yang sangat luar biasa," terangnya.
Hal senada juga disampaikan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi. Mantan Pangkostrad ini menyampaikan, warga Sumatera Utara sangat menghargai sebuah toleransi.
"Kita saling menghargai toleransi untuk membangun Sumatera Utara. Pada kesempatan ini kita bersama-sama saling berbahagia dalam menyambut tahun baru Imlek. Semoga ke depan Sumatera Utara akan lebih maju, dengan kebersamaan ini, dengan penuh semangat, kita membangun Sumatera Utara menjadi Sumatera Utara Bermartabat," tandasnya.
Sementara itu, anggota DPR RI Sofyan Tan menjelaskan, perayaan Imlek merupakan salah satu hari besar agama. Silaturahmi antar suku dan agama membuktikan bahwa Medan tidak mempersoalkan suku, ras dan agama dalam pergaulan.
"Pesan saya, jaga rasa persatuan ini, jaga toleransi antar umat beragama, karena kita ini bangsa yang penuh toleransi karena sejak awal, Republik Indonesia ini bersifat gotong royong, kemudian diwujudkan dengan Pancasila, tentunya nilai gotong royong yang diamanatkan dalam ideologi tidak hanya di bibir saja, tapi diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan ini, untuk kesekian kalinya, bahwa itu bisa dilakukan di Kota Medan," bebernya.