Banjir di Aceh Tewaskan 5 Warga, 4 di Antaranya Anak-anak

Banda Aceh, IDN Times - Banjir yang melanda sejumlah kabupaten kota terutama di wilayah lintas Pantai Itara dan Timur Provinsi Aceh sejak penghujung 2021 hingga awal 2022, telah memakan korban jiwa.
Berdasarkan data yang IDN Times himpun hingga Rabu (5/1/2022), sedikitnya tercatat ada lima warga meninggal dunia dalam bencana tersebut.
1.Dua anak di Kabupaten Aceh Timur meninggal terbawa arus
Data terakhir yang diterima Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) pada Selasa (4/1/2022), banjir yang melanda Kabupaten Aceh Timur mengakibatkan pemukiman warga di 17 kecamatan terendam. Total warga yang terkena dampak tercatat mencapai 11.800 jiwa dari 3.014 kepala keluarga.
Jumlah warga yang mengungsi dalam kejadian ini mencapai 5.811 jiwa dari 1.361 kepala keluarga. Pengungsi paling banyak berada di Kecamatan Ranto Peureulak, yakni 3.039 jiwa dari 654 kepala keluarga.
Sementara korban meninggal dunia di kabupaten ini tercatat ada dua orang, yakni Fajri (8) warga Kecamatan Idi Tunong dan Muhammad Ficki (12) warga Kecamatan Peureulak. Keduanya meninggal akibat terbawa arus saat banjir.
2.Di Kabupaten Aceh Utara, tiga warga meninggal
Korban meninggal akibat banjir juga terdapat di Kecamatan Aceh Utara. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara menyebutkan, tercatat ada tiga warga yang meninggal selama bencana banjir melanda wilayah tersebut sejak Kamis (30/12/2021).
“Korban meninggal ada tiga orang,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Aceh Utara, Murzani, saat dikonfirmasi, pada Rabu (5/1/2022).
Ketiga korban yang meninggal dunia, yakni Andika (11) warga Kecamatan Matang Kuli, M Rafa Alfarisi (6,5) warga Kecamatan Samudera, dan satu lagi warga Kecamatan Cot Girek.
3.Banjir di Kabupaten Aceh Utara meluas hingga 17 kecamatan
Sementara itu, terkait kondisi terakhir, banjir dikatakan Murzani terus meluas di Kabupaten Aceh Utara meski sebagian daerah telah mengalami penyurutan debit air. Tercatat, hingga kini ada 17 dari 27 kecamatan terkena dampak banjir.
“Surut itu dalam artian mengalir, terus meluas dan masuk ke daerah lain sehingga menambah kecamatan. Kecamatan-kecamatan yang mengalami banjir yang parah kemarin, siang ini sudah naik lagi,” ujarnya.
Sejumlah kecamatan yang paling parah mengalami banjir, di antaranya Kecamatan Matang Kuli, Kecamatan Lhoksukon, Kecamatan Tanah Luas, dan Kecamatan Langkahan. Total keseluruhan pengungsi berdasarkan data Pusdalops PB BPBA, yakni 38.904 jiwa dari 11.335 kepala keluarga.