HUT Kemerdekaan Ke-79 RI, Warga Rempang Merasa Belum Merdeka

Masyarakat Rempang lakukan aksi parade dan tolak relokasi

Batam, IDN Times - Di Pulau Rempang, peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-79 tahun ini tidak lagi terasa sama, kemeriahan yang biasanya menghiasi hari besar ini berganti dengan suasana penuh perjuangan. Bagi masyarakat Rempang, kemerdekaan bukan sekadar perayaan, tetapi sebuah perjuangan nyata yang belum mereka rasakan sepenuhnya.

Minggu sore itu (18/8/2024), sekitar 500 warga dari 16 Kampung Tua di Pulau Rempang berbaris dalam pawai yang penuh makna. Mereka tidak hanya membawa bendera merah-putih, tapi juga spanduk dengan tulisan yang menggugat 'Rempang Menolak Relokasi, Kami Belum Merdeka'.

Bagi mereka, pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City bukanlah simbol kemajuan, melainkan ancaman bagi kehidupan mereka.

"Di tengah semangat kemerdekaan, kami warga Rempang justru merasa semakin jauh dari merdeka," kata Sukri, salah satu warga Sembulang yang ikut dalam parade.

1. Menolak relokasi, ratusan masyarakat Pulau Rempang lakukan parade

HUT Kemerdekaan Ke-79 RI, Warga Rempang Merasa Belum MerdekaRatusan masyarakat di Pulau Rempang saat melakukan parade (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)

Di atas kendaraan roda empat yang dihias menyerupai perahu dan sepeda motor yang membawa spanduk penolakan, warga Rempang berparade menyuarakan ketidakpuasan mereka. Ini bukan parade biasa, ini adalah jeritan hati dari mereka yang merasa terancam akan hilangnya tanah kelahiran mereka.

"Kami merasa belum merdeka. Pawai ini adalah acara rakyat. Kami keluar kampung dan bersama-sama ke jalan agar masyarakat Batam juga sadar bahwa Rempang bukan pulau kosong. Kami ramai di sini," kata Sukri.

Hal itu mencerminkan kekecewaan mendalam. Bagi mereka, kemerdekaan bukan hanya soal bebas dari penjajah asing, tapi juga bebas dari kebijakan yang mengancam kehidupan mereka.

"Parade ini menjadi wujud nyata dari perjuangan kami untuk tetap bertahan di tanah leluhur," tegas Sukri.

2. Masyarakat Pulau Rempang merasa terjajah di negeri sendiri

HUT Kemerdekaan Ke-79 RI, Warga Rempang Merasa Belum MerdekaAksi penolakan relokasi yang dilakukan masyarakat Pulau Rempang, Kota Batam (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)

Pawai ini berakhir di Posko Terpadu Simpang Sei Raya, tempat yang dipilih warga dengan harapan protes mereka bisa dilihat dan didengar oleh banyak pihak, termasuk pemerintah. Namun, di hadapan posko tersebut, puluhan aparat berseragam dan berpakaian sipil telah bersiaga.

"Kami merasa terjajah oleh bangsa sendiri. Kami belum merdeka. Semoga apa yang dilakukan warga didengar oleh masyarakat dan sampai ke telinga mereka yang di atas. Kami menolak relokasi, tolong digagalkan lah itu Rempang Eco-City," ungkap Sukri.

Kata-kata ini bukan hanya ungkapan kemarahan, tapi juga keputusasaan. Di tengah gemerlapnya pembangunan, mereka merasa tertinggal dan terpinggirkan di tanah mereka sendiri.

"Rencana relokasi ini bukanlah jalan menuju kesejahteraan, melainkan ancaman kehilangan identitas dan akar budaya kami," lanjutnya.

3. Semangat warga Pulau Rempang tidak padam meski dihadang petugas

HUT Kemerdekaan Ke-79 RI, Warga Rempang Merasa Belum MerdekaRatusan masyarakat Pulau Rempang saat melakukan parade (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)

Saat pawai mendekati posko, warga sempat mendapat pengadangan dari aparat Kepolisian di area gapura Kampung Sembulang. Namun, upaya ini tak memadamkan semangat warga yang sudah bulat menolak relokasi.

Dengan tekad kuat, mereka terus maju dan tetap membentangkan spanduk di depan warga Batam dan wisatawan yang melintas.

"Kendala tadi hanya sempat teradang, namun kali ini semangat warga sangat tinggi. Sehingga upaya itu gagal, dan kami masih bisa membentangkan spanduk ini, agar dilihat oleh warga dan rombongan wisatawan yang melintas," kata Sukri.

Bagi warga Rempang, pawai ini bukan sekadar bentuk protes, tapi juga cara mereka menunjukkan bahwa mereka masih ada, masih bertahan, dan masih berjuang.

Meskipun di tengah ancaman relokasi, semangat mereka tak padam. Mereka memilih melanjutkan aktivitas sehari-hari seperti biasa, mencari ikan di laut dan berkebun, sebagai bentuk perlawanan diam terhadap apa yang mereka anggap sebagai ketidakadilan.

"Di hari kemerdekaan yang seharusnya dirayakan dengan penuh kegembiraan, kami warga Rempang justru merasakan getirnya perjuangan. Bagi kami, kemerdekaan belum sepenuhnya diraih, perjuangan kami belum selesai, dan bagi kami kemerdekaan sejati masih jauh dari genggaman," tutupnya.

Putra Gema Pamungkas Photo Community Writer Putra Gema Pamungkas

🛵🛵🛵

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya