Distribusi Bantuan Beras Bulog Berdampak pada Kesejahteraan Masyarakat
Bantuan beras akan diperpanjang hingga akhir 2024
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Penyaluran bantuan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) oleh Perum BULOG telah menjadi salah satu langkah strategis dalam memastikan ketahanan pangan, termasuk berkontribusi terhadap stabilisasi harga beras di Indonesia.
Apalagi mengingat kebutuhan beras untuk konsumsi rumah tangga Indonesia mencapai 22,64 juta ton/tahun dan konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mencapai 81,23 Kilogram/kapita/tahun, menurut data Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Tito Pranolo, Pakar Pangan Indonesia mengatakan ada dua manfaat dari distribusi bantuan pangan beras oleh Perum BULOG yang terlihat jelas. Manfaat pertama, stabilisasi harga beras. Tidak terjadi volatilitas tinggi pada harga beras, seiring dengan adanya bantuan pangan. Hal ini sesuai dengan hukum supply demand.
"Kedua, kelompok masyarakat yang paling membutuhkan bisa mendapatkan akses pangan untuk mencukupi kebutuhan hariannya,” ujarnya.
1. Pemerintah menaruh perhatian yang sangat besar pada beras
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat beras sebagai komponen pangan yang paling mempengaruhi Garis Kemiskinan. Pada bulan Maret 2023, tercatat jumlah penduduk miskin mencapai 25,9 juta orang atau sekitar 9,36 persen. Di mana 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) menerima bantuan pangan berupa beras.
“Beras itu komoditas politik dalam arti pemerintah menaruh perhatian yang sangat besar terhadapnya, sampai mengeluarkan anggaran yang besar untuk bantuan pangan dari APBN serta merupakan suatu keputusan politik pemerintah bersama DPR. Kalau beras tidak tersedia, rakyat bisa sangat gelisah,” ucap Bayu Krisnamurthi, Direktur Utama Perum BULOG.