Tobatenun Kembangkan Komunitas Jabu Bonang di Sumut

Komunitas Jabu Bonang berpartisipasi pada Adiwastra 2022

Medan, IDN Times- Tobatenun mendirikan rumah komunitas Jabu Bonang. Komunitas ini merupakan salah satu bentuk usaha dalam pengembangan komunitas artisan dan atau stakeholders kain tenun di Sumatra Utara.

Bersama Jabu Bonang, upaya oleh Tobatenun untuk terus mengembangkan Tenun Batak tidak sebatas dari revitalisasi, namun juga inovasi dalam mengolah kain tenun dengan motif kontemporer.

Kain tenun Batak kontemporer merupakan hasil riset dari berbagai macam elemen seni dan budaya Batak untuk menghasilkan kain yang bisa mengisi kebutuhan orang masa kini selain kebutuhan adat. Tobatenun tetap mempertahankan intisari dari seni budaya yang diadaptasi, tanpa mengusik kain dengan motif dan kegunaan yang bernilai sakral.

1. Menenun merupakan bentuk kontribusi perempuan terhadap kesejahteraan keluarga

Tobatenun Kembangkan Komunitas Jabu Bonang di SumutIstimewa/Tobatenun

Kerri Na Basaria, Founder dan CEO PT Toba Tenun Sejahtera, menilai tenun adalah hasil budi dan pikir yang sangat mahal harganya. Secara tradisi pada banyak daerah di Indonesia, kegiatan menenun merupakan profesi kerajinan tangan oleh kaum perempuan yang diteruskan dari generasi ke generasi.

"Secara sosial ekonomi ini bentuk kontribusi perempuan terhadap kesejahteraan keluarga, dan lebih luas lagi ekonomi daerah," ujarnya.

Baca Juga: Toba Tenun Ajak Millennial Lestarikan Tradisi Lewat Wastra Ulos

2. Globalisasi dan perubahan pola pikir mengakibatkan regenerasi perajin menurun

Tobatenun Kembangkan Komunitas Jabu Bonang di SumutIlustrasi kain ulos (dok. TobaTenun)

Kerri menyampaikan, di masa modern ini yang semakin tergerus akan globalisasi dan perubahan pola pikir mengakibatkan regenerasi perajin menurun. Tobatenun melihat hal itu sebagai hambatan yang harus dicarikan solusinya.

“Alasan utama kami dalam melakukan pemberdayaan masyarakat tidak hanya sebatas peningkatan kompetensi dan edukasi tetapi juga menciptakan regenerasi. Bagaimana potensi yang sangat besar ini memiliki ekosistem kuat dan meningkatkan nilai tambah tenun sebagai kerajinan bernilai tinggi” ungkapnya.

3. Karya inovasi perajin dari Komunitas Jabu Bonang berpartisipasi pada Adiwastra 2022

Tobatenun Kembangkan Komunitas Jabu Bonang di SumutIstimewa/IDN Times

Menurutnya, keberadaan rumah komunitas sangat penting, tidak hanya untuk pengembangan inovasi tetapi mengajak perajin untuk berimajinasi dan modifikasi produk yang kekinian. Tentunya hal itu juga berdampak dan menstimulasi generasi muda untuk berpartisipasi dan ikut melestarikan.

"Rumah komunitas juga pelan-pelan mengikis anggapan bahwa profesi perajin tenun dianggap kuno dan tidak ekonomis. Bagaimana pentingnya regenerasi dan modernisasi tetap harus dilakukan sebagai bagian kontribusi dalam memajukan industri mode, namun tetap mempertahankan nilai dan norma budaya," ujarnya.

Saat ini kolaborasi dengan berbagai pihak, baik dukungan pemerintah pusat dan daerah terus dilakukan. Tidak hanya untuk regenerasi tetapi juga memperluas ekosistem tenun itu sendiri mulai dari bahan baku, distribusi penjualan, hingga digitalisasi bagi UMKM.

“Melalui website Tobatenun sebagai platform terintegrasi, kami menggandeng pelaku usaha UMKM untuk dapat memanfaatkan saluran penjualan ini secara online. Sehingga popularitas tenun batak semakin tinggi dan dapat menjangkau pangsa pasar yang lebih luas lagi,” kata Kerri.

Berpartisipasi pada Adiwastra 2022, Tobatenun secara langsung hadir kepada end consumer (target hilir dari ekosistem tenun). Pada pameran ini Tobatenun menampilan koleksi tenun (tekstil dan produk mode) karya inovasi perajin dari kelompok binaan Jabu bonang.

Baca Juga: Warisan Budaya, Toba Tenun Perkuat Ekosistem Kain Ulos di Daerah

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya