Entrepreneur Lilysan: Mimpi Itu Tidak Boleh Didiskon

Lily dirikan Yayasan Berani Bermimpi

Medan, IDN Times - Yayasan Berani Bermimpi merupakan organisasi nirlaba yang fokus memberikan pelatihan keahlian kepada anak di usia produktif lewat berbagai program menarik dengan tujuan untuk menciptakan kemandirian dalam upaya untuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera. Sudah ada sejak 28 Januari 2018, didirikan oleh Lilysan Wijaya atau akrap disapa Lily. 

Sebagai seorang entrepreneur, Lilly selalu percaya edukasi itu penting, bahkan untuk dirinya sendiri. Ia suka hal baru dan menambah wawasan. Namun, baginya, ada yang kurang jika tidak berbagi dan berkontribusi untuk masyarakat sekitarnya.

Lewat program edukasi berupa skill sebagai modal anak muda untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik, ia menjalankan visinya. Berikut cerita Lily kepada IDN Times.

1. Inspirasi datang berawal menjadi volunteer edukasi di Sumba

Entrepreneur Lilysan: Mimpi Itu Tidak Boleh DidiskonDok.Pribadi/IDN Times

Lily berujar, inspirasi datang berawal menjadi volunteer edukasi di Sumba. Kini, sudah ada 200 anak yang terdaftar mengikuti pelatihan di Kota Medan. 

"Pada 2017 akhir saya sempat ke Sumba untuk volunteer bagi anak-anak kurang mampu. Saya dapat gambaran di sana. Pulang dari sana saya dapat banyak ide, visi dan cara mereka mengatur pendidikannya itu saya yes banget. Saya pikir kenapa gak saya buat di Medan," cerita mantan dosen IT&B ini.

Baca Juga: Bikin Pangling, 10 Potret Asli Kiki Pembantu Aldebaran di Ikatan Cinta

2. Melalui Yayasan Berani Bermimpi, Lily menyediakan edukasi di bidang creative industry

Entrepreneur Lilysan: Mimpi Itu Tidak Boleh DidiskonDok.Pribadi/IDN Times

Lily bercerita, melalui Yayasan Berani Bermimpi ini, ia menyediakan edukasi di bidang creative industri. Hal ini dilakukan, agar anak muda dapat mandiri untuk mencapai kehidupan yang lebih sejatera.

"Jadi kita pernah kasih kelas make up, kebanyakan kelas yang berbasis skill, terus barista, public speaking, cooking, fotografi, hal-hal seperti itu," katanya. 

"Selain hard skill kita juga memberikan pelajaran soft skill. Di mana kita mengajarkan mereka tentang kecerdasan emosional, di mana kita package dengan nama edukasi hati," tambahnya.

3. Berawal dari hanya bersifat event hingga serius buat program

Entrepreneur Lilysan: Mimpi Itu Tidak Boleh DidiskonDok.Pribadi/IDN Times

Kata Lily, yayasan yang dibentuknya ini berawal dari hanya bersifat event. Hanya kegiatan yang sekali-sekali saja di beberapa panti asuhan. Seiring berjalannya waktu, ia jadi lebih serius membuat program.

"Programnya itu kita bentuk sampai tiga bulan dan kita itu kan bergerak di bidang vokasi dan edukasi. Sifatnya berbentuk kursus singkat," jelasnya.

4. Lewat Yayasan Berani Bermimpi, Lily mengajak anak muda untuk tidak mendiskon mimpi-mimpinya

Entrepreneur Lilysan: Mimpi Itu Tidak Boleh DidiskonDok.Pribadi/IDN Times

Lewat Yayasan Berani Bermimpi, Lily mengajak anak muda untuk tidak mendiskon mimpi-mimpinya. Baginya, di usia produktif anak muda harus berani bermimpi. Namun, tak hanya sebatas bermimpi, ia menekankan untuk tetap mengupgrade diri agar bisa mewujudkan mimpi. 

"Kita targetnya 17-23 tahun, ini motto dari yayasan berani bermimpi, mimpi itu jangan didiskon mumpung gratis, makanya kita itu harus berani bermimpi, tapi setelah bermimpi harus upgrade diri," kata perempuan yang juga pernah jadi dosen di IT&B.

"Jangan manja ketika ketemu rintangan, harus cukup tahan banting. Orang sukses yang sekarang kalian lihat itu kan, proses mereka gagal dan sakit itu udah banyak, harus siap mental," tambah Lily.

5. Bagaimana syarat bergabung menjadi anak murid di Yayasan Berani Bermimpi?

Entrepreneur Lilysan: Mimpi Itu Tidak Boleh DidiskonDok.Pribadi/IDN Times

Kata Lily, syarat untuk bergabung menjadi anak murid di Yayasan Berani Bermimpi cukup sulit. Anak harus siap berjuang untuk mendapatkan pelatihan. 

"Syarat untuk gabung sebagai anak murid, awal tahun kita buat contest untuk anak-anak yang kurang mampu. kita buat contest, yang bekerja sama dengan IT&B, untuk kita menguji anak-anak itu di sana. Dari 60 anak yang terpilih 8 anak yang kita berikan training. Tentunya dari anak-anak yang menengah ke bawah," jelasnya.

6. Selama pandemik lakukan kegiatan lewat IG Live hingga galang dana ratusan juta untuk guru honorer yang terdampak COVID-19

Entrepreneur Lilysan: Mimpi Itu Tidak Boleh DidiskonDok.Pribadi/IDN Times

Sejak adanya Pandemik COVID-19, tahun ini semua kegiatan yang dilakukan harus online. Lily, mengajak anak-anak melakukan kegiatan lewat IG Live Instagram. Hal ini dilakukan untuk mengasah skill berkomunikasi.

"Selama pandemik, ada buat IG Live bersama influencer di Kota Medan. Anak-anak yang di kelas public relations kita kasih kesempatan untuk IG Live dengan beberapa tokoh yang menurut kita bisa menginspirasi," katanya.

"Kemudian kita ada galang dana melalui beberapa event, dengan mengumpulkan Rp100 juta lebih. Kita mengumpulkan sembako untuk guru honorer yang terdampak pandemik COVID-19 di Sumut. Meskipun memang ada yang kita berikan ke masyarakat sekitar juga. Tapi fokusnya di guru honorer di Kota Medan yang bisa kita jangkau, kita bagi beberapa tahap," pungkasnya.

Baca Juga: Gak Banyak yang Tahu, 10 Artis Indonesia Ini Ternyata Asli Korea

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya