Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi merasa cemas (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Kita tidak bisa menjamin apakah rencana akan terlaksana sesuai dengan harapan. Atau tujuan bisa tercapai secara totalitas. Karena di tengah proses yang dijalani, pasti ada yang namanya tantangan maupun hambatan. Kita perlu mengidentifikasi risiko sejak awal.

Tapi bukan berarti terpaku pada skenario terburuk. Karena sikap demikian yang justru menghambat penyelesaian masalah. Kita tidak mampu memaksimalkan fokus dan konsentrasi. Lantas, mengapa seseorang selalu memikirkan skenario terburuk? Apa karena dipengaruhi oleh lima hal berikut?

1. Sebagai mekanisme perlindungan diri

ilustrasi berpikir (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Setiap keputusan yang diambil tidak terlepas dari risiko. Adakalanya kita memang harus mengenali skenario terburuk. Tapi beberapa orang justru menganggap ini sebagai situasi yang berlebihan. Bahkan menganggap skenario terburuk itu pasti terjadi.

Apa yang membuat mereka terjebak pada sikap demikian? Memikirkan skenario terburuk dianggap sebagai mekanisme perlindungan diri. Ini adalah respons evolusioner yang membantu manusia bertahan hidup dengan mempersiapkan diri terhadap potensi ancaman.

2. Didominasi oleh kecemasan dan ketidakpastian

Editorial Team