Suarakan Isu Ekologi, Anak-anak Kampung Nelayan Ciptakan Buku Sendiri

Menciptakan buku di tengah akses pendidikan yang cukup sulit

Medan, IDN Times - Kendati hidup di wilayah yang dikenal dengan akses pendidikan yang cukup sulit, tak mampu menyurutkan gairah anak-anak Kampung Nelayan Seberang, Belawan, dalam berkarya. Terbaru, mereka berhasil membuat buku antologi puisi karya mereka sendiri.

Menariknya, mereka mengangkat tema seputar ekologi kelautan dan mengangkat nilai-nilai kearifan lokal masyarakat nelayan.

Kepada IDN Times seorang anak bernama Sulis mengaku senang bisa menciptakan buku karya mereka sendiri. Gadis kecil yang masih duduk di bangku kelas 1 SMP ini antusias bisa menghasilkan buku yang mengangkat tentang kampung mereka.

"Senang punya buku sendiri. Bisa dipamerin juga sama orang tua kalau kami akhirnya bisa buat buku," katanya.

1. Anak-anak Kampung Nelayan memiliki potensi terpendam

Suarakan Isu Ekologi, Anak-anak Kampung Nelayan Ciptakan Buku SendiriPenyerahan buku karya anak-anak Kampung Nelayan Seberang oleh Dosen Unimed (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Dr. Muhammad Surip, selaku Kepala Humas Universitas Negeri Medan yang mengetuai program ini mengatakan jika mereka telah melakukan pembinaan kepada anak-anak Kampung Nelayan dalam menciptakan puisi. Dosen Unimed khususnya di Sastra Indonesia ini mengungkapkan jika pendampingan yang mereka beri bersama para mahasiswa telah berjalan sejak Juni 2023.

"Kita melihat adanya potensi dari anak-anak Kampung Nelayan dalam menciptakan maha karya. Di samping tempat tinggal mereka yang sangat minim akses pendidikan, kami berusaha hadir menjadi perpanjangan tangan mereka dalam bersastra," kata Muhammad Surip.

Lewat studi ekologi sastra yang digunakan sebagai pendekatan membuat puisi, Muhammad Surip dan dosen Unimed menekankan jika kehidupan mereka yang setiap harinya dikelilingi lingkungan kelautan dapat mengilhami sebuah maha karya yang indah.

"Laut selain dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pangan dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi mereka, juga dapat dijadikan sebagai refleksi hidup. Semata untuk menunjukkan jika melalui puisi yang mereka angkat, dapat memberi manfaat bagi lingkungan yang mereka huni. Sebab, tak sedikit anak-anak ini membuat puisi yang mengkampanyekan nilai-nilai lingkungan," lanjut Muhammad Surip.

Dirinya berharap, pendampingan yang mereka berikan kepada anak-anak Kampung Nelayan khususnya di Pondok Belajar Arnila dalam menciptakan puisi dapat bermanfaat.

"Semoga dengan adanya buku karya mereka sendiri ini, anak-anak di Kampung Nelayan semakin semangat belajar dan dapat memotivasi yang lain untuk berani berkarya," pungkasnya.

Baca Juga: Serunya Momen Hari Kemerdekaan di Kampung Nelayan Seberang

2. Nilai-nilai kemanusiaan dan ekologi menjadi nyawa dari puisi mereka

Suarakan Isu Ekologi, Anak-anak Kampung Nelayan Ciptakan Buku SendiriAntusiasme anak-anak Kampung Nelayan Seberang membaca buku karya mereka sendiri (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Sementara itu Dosen Unimed prodi Sastra Indonesia Muhammad Anggie Daulay yang sebelumnya turut memberi pendampingan kepada anak-anak dalam menuliskan sebuah puisi, menyebut jika mereka memiliki bakat yang terpendam.

"Bagaimana mereka menyusun kata-kata, memaksimalkan ide, dan merangkai persajakan cukup bagus. Nilai-nilai kehidupan yang mereka angkat juga sangat representatif. Benar-benar menggambarkan kondisi mereka di pesisir," ungkap Anggie.

Pria yang aktif di dunia kesastraan baik sebagai juri kegiatan sastra maupun seni pertunjukan ini menilai jika puisi adalah sebuah pesan. Lewat puisi anak-anak Kampung Nelayan dapat memberikan kritik terhadap pemerintah atau beberapa masyarakat yang tak peduli dengan isu kebersihan.

"Saya melihat adanya gejolak batin dari puisi-puisi mereka. Ada keresahan yang tersimpan di sana, ada pula ajakan untuk konservasi bakau agar dapat meredakan pasang laut. Hal ini yang sesungguhnya membuat saya takjub dengan mereka. Bahwa di samping akses pendidikan di kampung ini yang sulit, tapi mereka bisa membuat puisi dengan indah dan penuh pertimbangan," katanya.

3. Anak-anak Kampung Nelayan menemukan wadah dalam membukukan karya

Suarakan Isu Ekologi, Anak-anak Kampung Nelayan Ciptakan Buku SendiriDi tengah akses pendidikan yang tak begitu masif, anak-anak Kampung Nelayan berhasil ciptakan buku (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Seorang anak perempuan yang kerap menghabiskan waktu belajarnya di Pondok Belajar Arnila, mengaku gembira dan bersyukur dapat dibantu dalam menciptakan puisi.

"Menulis puisi itu asyik. Apalagi berhasil dibukukan. Ada rasa bangga sendiri bagi kami kalau menunjukkan karya sama orang tua. Pokoknya senang kali," aku Sulis.

Anak-anak Kampung Nelayan yang lain, Salwa, mengatakan jika sudah menjadi kegemarannya dalam menulis. Namun selama ini mereka belum menemukan wadah yang benar-benar bisa mengeksekusi minatnya.

"Bukunya cantik. Kami juga bisa menceritakan apa yang terjadi di kampung kami. Seperti kampung kami yang sering pasang dan air sampai masuk rumah, atau bahkan ikan yang harganya murah," pungkasnya.

Baca Juga: Pemerintah Aceh Koordinasi KKP Terkait Nelayan Ditangkap di Thailand

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya