Nuraniyah, Tak Sekolah Tapi Mengajar Puluhan Anak di Kampung Nelayan

Nuraniyah merupakan penjaga pondok belajar Arnila

Deli Serdang, IDN Times - Puluhan anak-anak di Kampung Nelayan Seberang memiliki satu tempat untuk belajar dan bermain. Setiap sore mereka menghabiskan waktu di tempat itu, termasuk memahami falsafah hidup nelayan dan materi pembelajaran.

Mereka seakan benar-benar nyaman karena di pondok belajar itu ada seorang perempuan paruh baya yang tanpa pamrih telah 10 tahun mengabdi sebagai penjaga pondok.

Nuraniyah Lubis selalu memiliki jiwa kasih sayang untuk ditebarkannya kepada anak Kampung Nelayan Seberang yang benar-benar ingin belajar.

Hingga tak heran jika puluhan anak-anak itu kerap memanggilnya dengan sebutan "mamak" dikarenakan rasa nyaman yang senantiasa menuntun mereka layaknya diasuh oleh ibu kandung sendiri.

1. Tak ingin anak-anak nelayan seperti dirinya yang tak bersekolah

Nuraniyah, Tak Sekolah Tapi Mengajar Puluhan Anak di Kampung NelayanDiskusi bersama di Pondok Belajar Arnila (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Kampung Nelayan Seberang merupakan salah satu wilayah yang dihuni para nelayan di sekitaran pesisir pantai Deli Serdang. Kampung tersebut sangat kumuh dan cukup banyak masyarakatnya yang tak memiliki bekal pendidikan tinggi. Termasuk Nuraniyah, dirinya bahkan sama sekali tak pernah mengenyam pendidikan formal.

"Saya tak pernah bersekolah sejak kecil, karena keterbatasan ekonomi. Tapi bukan berarti saya tak memiliki semangat untuk menolong dan membimbing anak-anak di kampung halaman saya untuk semangat belajar," ucap Nuraniyah.

Nuraniyah merupakan penjaga pondok belajar Arnila. Pondok belajar itu awalnya didirikan oleh seorang Dokter bernama Arnila Melina, namun sejak Arnila berpindah domisili, Nuraniyah lah yang dipercaya untuk mengelolanya. Bahkan dirinya yang secara aktif menyediakan tempat di samping rumahnya sebagai wadah puluhan anak-anak Kampung Nelayan Seberang belajar.

"Saya telah sepuluh tahun mengelola Pondok Belajar ini. Saya hanya ingin anak-anak nelayan yang biasanya paling tinggi tamat SD, namun dengan adanya pondok ini mereka jadi semangat belajar dan benar-benar menganggap bahwa pendidikan itu penting hingga ada kemauan untuk menuntaskan pendidikan sampai SMA atau berkuliah. Saya ingin mereka tidak seperti saya yang tak sempat bersekolah, itu sebabnya saya selalu merasa bahagia dapat membantu mereka dan setiap hari merangkulnya," kata Nuraniyah.

2. Menjadi ibu puluhan anak-anak nelayan yang tak membeda-bedakan

Nuraniyah, Tak Sekolah Tapi Mengajar Puluhan Anak di Kampung NelayanPondok Belajar Arnila (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Jika dijumlahkan, terhitung sudah ada sekitar lebih dari 50 anak-anak Kampung Nelayan Seberang yang menggali ilmu di Pondok Belajar Arnila yang dibimbing langsung oleh Nuraniyah dan guru pengajar. Bahkan beberapa di antaranya sudah ada yang berhasil tamat SMA dan ada yang berkuliah.

"Saya memang sangat suka dengan anak-anak. Bahkan siapapun yang belajar di sini sudah saya anggap seperti anak sendiri tanpa membeda-bedakan kasih sayang. Mereka punya kesempatan yang sama dalam belajar," ucap perempuan yang berusia lebih dari 60 tahun ini.

Dirinya juga tak menampik jika kerap cerewet kepada anak-anak karena sifat dasarnya yang hiperaktif dan nakal. Namun dengan sabar dirinya tetap mengayomi mereka di atas pondok yang berdiri di atas lahan pesisir itu.

"Bagi saya pendidikan ini sangat penting sekali dan cukup besar pengaruhnya. Apalagi kita tahu bahwa banyak anak-anak nelayan yang tak bersekolah karena masih kecil sudah menjadi nelayan cilik. Untuk itu perlu kesabaran untuk membimbing mereka," tuturnya.

3. Nuraniyah bercita-cita memajukan gairah belajar anak-anak Kampung Nelayan Seberang

Nuraniyah, Tak Sekolah Tapi Mengajar Puluhan Anak di Kampung NelayanNuraniyah saat bermain games bersama anak-anak nelayan (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Gairah Nuraniyah memajukan pendidikan di wilayah Kampung Nelayan Seberang kerap mengalami cobaan. Terkadang pondok yang terbuat dari papan di samping rumahnya itu kerap mengalami kerusakan, bahkan genteng dan lantainya kerap jebol.

"Saya ingin baik anak muda atau masyarakat memiliki niat dan semangat untuk sama-sama memajukan pendidikan di Indonesia. Saya juga ingin kita semua memerhatikan kehidupan anak-anak nelayan," ucap perempuan yang dulunya sempat menjadi nelayan dan pemilah udang ini.

Nuraniyah merasa bersyukur sebab beberapa tahun ke belakang banyak anak-anak muda khususnya mahasiswa yang melakukan pengabdian di desanya. 

"Cita-cita saya sebenarnya ingin anak-anak di sini memiliki semangat belajar dan aktif berinteraksi di pondok. Supaya kampung ini juga riwayat pendidikannya bagus-bagus," pungkasnya.

Baca Juga: Suarakan Isu Ekologi, Anak-anak Kampung Nelayan Ciptakan Buku Sendiri

Topik:

  • Doni Hermawan
  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya