Dihantam Pandemi, Omzet Azan Jus dan Camilan Malah Makin Tinggi

Kisah Suryadi merintis usaha Azan Jus dan Camilan di Medan

Medan, IDN Times - Dihantam badai Pandemi COVID-19, Suryadi sudah pasrah usaha Azan Jus dan Camilan miliknya bakal gulung tikar. Namun fakta sebaliknya malah terjadi.

Meski pembeli langsung ke counter berkurang, namun omzet yang diperoleh Suryadi malah makin tinggi. Bahkan yang awalnya hanya memiliki satu outlet dengan empat karyawan, di masa pandemi Suryadi membuka tiga outlet baru dan kini mempekerjakan 22 karyawan.

"Tanpa GoFood semua ini gak akan bisa terjadi, bahkan mungkin kami sudah gulung tikar sejak awal pandemi," ujar Suryadi saat ditemui IDN Times, 30 September 2022.

Yuk simak kisah perjalanan Suryadi merintis Azan Jus dan Camilan hingga kini jadi pengusaha panutan:

Jadi mitra GoFood sejak 2018

Dihantam Pandemi, Omzet Azan Jus dan Camilan Malah Makin TinggiSuryadi (dua dari kiri) pemilik usaha Azan Jus dan Camilan (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Sejak tahun 2003, Suryadi yang kala itu masih berusia 31 tahun sudah memiliki pekerjaan yang mapan di perusahaan obat-obatan berskala nasional. Penghasilannya lebih dari cukup dan bisa menghidupi keluarga dengan layak.

Memasuki tahun ke-10 bekerja di perusahaan tersebut Suryadi merasa jenuh. Dalam benaknya, ‘sampai kapan ia harus jadi karyawan? Sampai kapan ia harus bekerja untuk orang lain?’. Di sisi lain Suryadi takut kehilangan pekerjaan karena memikirkan cara menghidupi keluarganya.

Namun setelah berdiskusi dengan istrinya, Suryadi akhirnya membulatkan tekadnya untuk angkat kaki dari tempat ia bekerja dan merintis usaha bersama istrinya. Di tahun-tahun pertama, Upaya Suryadi berwirausaha bersama istrinya tak membuahkan hasil yang diharapkan. Beberapa kali ia gonta-ganti usaha.

Hingga akhirnya pada 2017 Suryadi dan istri berjualan jus serba Rp5 ribu dengan nama Azan Jus.

"Azan itu singkatan nama dari ketiga anak kami. Waktu pertama kali buka usaha jus ini kami sendiri yang bekerja, itu di Jalan Kapten Muslim Medan Helvetia. Ternyata usaha ini lah yang akhirnya pas dan berhasil. Kami mulai merekrut empat karyawan waktu itu," kenang pria 50 tahun ini.

Setahun berjalan, Suryadi mendatangi kantor Gojek Medan untuk mendaftarkan usahanya menjadi mitra GoFood. Tak perlu waktu lama, Azan Jus resmi menjadi mitra GoFood.

Kepada karyawannya, Suryadi selalu mengingatkan agar memberikan pelayanan lebih cepat kepada driver GoFood. Bahkan jika pesanan dalam jumlah banyak, driver harus diberikan satu cup jus gratis. Cara ini dilakukan agar para driver tidak kapok karena menunggu orderan terlalu lama dan mau kembali lagi jika ada pesanan dari aplikasi mereka.

Tiga tahun berjalan, Suryadi yang awalnya hanya menjual jus, menambah dagangannya dengan menjual camilan seperti martabak bangka, donat, pisang pasir, dan lain sebagainya. Sehingga Azan Jus ditambahkan kata Camilan di belakangnya.

Kenapa gak menjual gorengan? Prinsipnya, kata Suryadi, Azan Jus dan Camilan ingin menyajikan jajanan sehat. Termasuk jus yang ia jajakan sejak awal merintis usaha, selalu menggunakan buah berkualitas, menggunakan gula asli dan pastinya harga harus terjangkau.

Jadi saat mempertimbangkan menjual camilan, Suryadi berkomitmen harus camilan yang sehat dan ia buat dengan tangannya dan racikannya sendiri. Sesuai tagline Azan Jus dan Camilan “Lebih Sehat Lebih Nikmat”.

"Kualitas gak bisa bohong. Makanya kita bisa mendapatkan hati pelanggan, terbukti kita punya pelanggan tetap yang sudah bertahun-tahun. Apalagi harga jus tetap kita pertahankan dengan Rp5 ribu. Jadi pelanggan sudah gak mau lagi pindah ke lain hati,” ungkap lulusan Sarjana Ekonomi UMSU ini.

Awal tahun 2020 Pandemi COVID-19 melanda dunia, termasuk Indonesia. Suryadi sempat menutup dagangannya kurang lebih satu bulan seperti anjuran pemerintah. Bulan kedua pandemi, meskipun masih ada larangan pemerintah, Suryadi memilih buka dengan menerapkan protokol Kesehatan ketat.

Salah aturannya yaitu tidak boleh ada buah untuk jus dan camilan yang tersentuh langsung oleh tangan. Semua pekerja diwajibkan memakai masker dan sarung tangan plastik selama bekerja dan melayani konsumen. Aturan itu berlaku hingga saat ini.

“Bulan-bulan pertama jualan saat pandemik memang sepi yang datang membeli langsung, tapi anehnya omzet malah naik. Saya dan istri bingung, ternyata setelah kami cek sebagian besar pemesan dari GoFood dan uangnya langsung masuk ke rekening. Jadi ternyata satu driver sering terima orderan dalam jumlah besar dari rumah sakit, dari rumah-rumah yang kena isolasi,” jelasnya.

Terinspirasi dari kebutuhan warga Medan yang kala itu banyak terdampak pandemi dan tidak bisa keluar rumah, Suryadi membuka tiga cabang baru Azan Jus dan Camilan. Total ada empat outlet dan tujuh titik pemesanan di aplikasi GoFood.

Jumlah karyawan yang awalnya empat orang kini menjadi 22 orang. Omzet pun meroket.

“Dulunya sebelum bergabung ke GoFood omzet maksimal Rp2 juta per hari. Sekarang dengan empat outlet dan tujuh lokasi pemesanan di aplikasi GoFood, omzet minimal Rp10 juta per hari. Kalau malam minggu bisa mencapai Rp13 juta,” ujar ayah 3 anak ini.

Pekerjakan Mahasiswa yang Berjuang untuk Keluarga

Dihantam Pandemi, Omzet Azan Jus dan Camilan Malah Makin TinggiSuryadi (tengah) pemilik usaha Azan Jus dan Camilan (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Suryadi tak menyangka dari pekerja kelas bawah di perusahaan obat-obatan kini bisa menjadi pengusaha dan memiliki karyawan sebanyak 22 orang. Dalam setiap perekrutan karyawan baru, Suryadi selalu mengutamakan mahasiswa yang ingin kerja sampingan. Apalagi mahasiswa yang dari keluarga kurang mampu dan jadi tulang punggung keluarga, Suryadi akan mengutamakannya untuk direkrut.

Menurut Suryadi, ini menjadi cara dirinya membantu orang-orang kurang mampu namun memiliki semangat belajar yang tinggi.

Bahkan ada karyawan yang sejak awal kuliah hingga jadi sarjana masih setia bekerja bareng Suryadi. Sekarang mereka lah yang menjadi supervisor di outlet cabang Azan Jus dan Camilan.

“Yang udah lama ikut sama saya itu dan sudah lulus kuliah saya jadikan kepala outlet di cabang baru. Mereka saya minta rekrut mahasiswa yang mau kerja dan mereka yang atur sendiri shift kerjanya agar kuliah mereka gak terganggu. Begitulah, saya teringat dulu kuliah harus biaya sendiri, jadi saya mencoba menolong mahasiswa kurang mampu dengan cara seperti ini,” ujarnya.

Bahkan untuk pekerjanya yang dapat tugas PKL atau KKN keluar kota selama berbulan-bulan dari kampus akan diberikan keringanan tidak masuk kerja. Setelah selesai, mereka akan kembali bekerja di Azan Jus dan Camilan.

Ia berharap dengan cara seperti ini, usahanya menjadi berkah untuk banyak orang dan khususnya untuk keluarga sendiri.

Sedekah Tanpa Batas

Dihantam Pandemi, Omzet Azan Jus dan Camilan Malah Makin TinggiSuryadi pemilik usaha Azan Jus dan Camilan (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Di balik keberhasilan Suryadi membangun usaha Azan Jus dan Camilan, Suryadi mengaku tidak terlepas dari kebiasaannya bersedekah.

Contohnya di masa awal pandemik, Ketika GoFood membuka tawaran kepada mitra-mitra yang ingin melakukan kegiatan sosial atau menyumbang konsumsi untuk tenaga Kesehatan dan driver, Suryadi selalu ikut serta.

Ia tidak pernah menghitung untung rugi untuk memberi kepada tenaga kesehatan yang merupakan Pejuang COVID-19 dan mitra gojek yang terdampak pandemi. Menurutnya, tidak pernah  ada kerugian dalam bersedekah dan membantu orang lain.

Kemudian, kepada peminta sedekah atau pengemis, Suryadi selalu mengingatkan kepada karyawannya agar terus memberi walau jumlahnya sedikit. Bahkan jika peminta sedekah datang berulang-ulang dalam sehari, tidak boleh diusir.

“Karyawan pernah bilang, ‘pak itu pengemisnya sudah berkali-kali datang’, saya bilang tetap beri uang, jangan pernah kamu usir, bersedekah itu gak ada ruginya. Toh, selama ini omzet kita ga pernah berkurang, malah akan terus ditambah Allah SWT jika kita rajin bersedekah. Jadi bersedekah itu jangan ada batasnya,” papar Suryadi.

Kemudian ia juga membuat program Jumat Berkah membagikan makanan ke masjid untuk jamaah salat jumat. Setiap hari, bagi pembeli pertama, kedua dan ketiga akan dapat satu cup jus gratis.

Ia berharap dengan apa yang telah dilakukannya selama ini, usahanya akan terus berkembang dan bisa terus membantu banyak orang. “Semoga usaha kami ini menjadi berkah untuk keluarga saya dan bagi banyak orang,” pungkasnya.

Baca Juga: Perjuangan Rohayati, Mendigitalisasi UMKM Demi Bangkit di Masa Pandemi

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya