TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Indonesia Art Shop, Setengah Abad Bantu Para Pencari Kenangan

Jhon: makin susah dicari, makin mahal harganya

Indonesia Art Shop yang beralamat di Jalan Sisingamangaraja Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Medan, IDN Times - Siapa yang bisa membeli kenangan? Setidaknya kamu bisa merawat memori lewat benda-benda antik. Seperti yang dilakukan Jhon Aidil atau yang akrab disapa Pak Jhon Antik, pria yang menjual barang-barang antik di Medan.

Toko tersebut bernama Indonesia Art Shop. Awalnya toko ini berlokasi di Jalan Ahmad Yani sekitaran Kesawan kota Medan, atau kawasan kota tuanya Medan. Namun kini sudah pindah ke Jalan SM Raja Medan.

"Aslinya nama kita ini Indonesia Art Shop, awal muasalnya buka di Jalan Ahmad Yani Kesawan. Jadi tahun 1971 sudah buka, beralih tangan ke kita 2004 (sudah 17 tahun)," ujar John membuka cerita.

Ia meneruskan jejak orangtuanya dengan mewarisi toko yang sudah setengah abad berdiri ini. 

"Jadi begini dulu, orangtua aslinya memang dari kampung di Padang Pariaman (Sumbar), di sana zaman itu sulit kerjaan. Nah, kebetulan di sini famili atau saudara sudah buka toko antik ini paling lama di Kesawan dan belajarlah di sana sehingga berdagang. Sekitar tahun 60-an itu," jelasnya.

Baca Juga: 15 Potret Indonesia Art Shop, Merawat Memori Lewat Barang Antik

1. Barang antik didapat dari sejumlah kolektor yang sudah sesepuh

Sejumlah barang antik yang ada di Indonesia Art Shop (IDN Times/Indah Permata Sari)

Saat IDN Times datang, terlihat banyak benda antik dan kuno. Mulai dari jam, peralatan dapur, furniture dan lainnya. Jhon menjelaskan barang-barang tersebut didapat untuk diperjualkan kembali. Berasal dari para kolektor yang sudah sepuh dengan alasan kepercayaan yang sudah lama dibina sejak orangtuanya dulu hingga saat ini.

"Itulah, karena udah banyak orang tahu dan sudah generasi kedua dari Bapak dulu. Ya mungkin lebih setengahlah generasinya sudah meninggal. Termasuk juga pelacak atau pemasok dan pencari barang sudah gak ada," tuturnya.

"Kalau yang namanya (antik) secara hukum dagang makin susah dicari, makin mahal harganya," tambah Jhon.

2. Biasa barang-barang unik dicari menurut hobi masing-masing

Sejumlah barang antik yang ada di Indonesia Art Shop (IDN Times/Indah Permata Sari)

Barang antik yang sering dicari orang pun beraneka ragam, dengan memiliki masing-masing hobi ataupun kegemaran tersendiri.

"Jadi ada yang kelompok ini pemain senjata tajam (rencong kris atau pisau). Seperti mekanik, kita kebetulan semuanya dimainkan. Nah, jadi semuanya ada disediakan," ucapnya.

3. Millennial suka cari kaset pita dan piringan hitam

John Aidil menunjukkan salah satu lampu antik (IDN Times/Indah Permata Sari)

Menurutnya, untuk saat ini terkhusus anak muda atau millennial juga sering menyinggahi tokonya untuk mencari barang-barang penuh kenangan. Yang paling sering mereka cari biasanya kaset pita atau piringan hitam.

"Jadi anak muda ini memang lagi cari kaset (pita) atau piring hitam. Itu sudah termasuk paling top dan tua dianggap mereka," ucapnya.

Namun, menurutnya sangat disayangkan para kaum millennial banyak yang tak mengetahui alat antik dan menarik lainnya dari masa lampau. "Kalau macam gramophone record udah gak kenal mereka. Jangankan itu, sekarang kita lihat telepon putar itu saja banyak generasi yang gak tau," jelasnya.

Jhon berharap para kawula muda yang mengkoleksi atau menyukai barang antik dapat memiliki kenangan di tokonya. "Kita sediakan agar mereka main ke sini, lebih terbuka nanti, lebih kenal wadah ini, sehingga di sini dia tertariknya. Bukan mengenang masa kecil saja, tapi di toko inilah dia bisa berkembang," ungkapnya.

Baca Juga: Cerita Aidil dan Toko Barang Antik Warisan Ayah, Makin Tua Makin Mahal

Berita Terkini Lainnya