TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

2 Pekan Lagi Berpisah, Ini Profil Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut

Gak terasa masa jabatan Eramas sudah 5 tahun

Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah (Dok. IDN Times)

Rabu pagi, 5 September 2018 mungkin jadi hari yang akan terus dikenang oleh Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah (Eramas). Pada hari tersebut, keduanya dilantik secara resmi oleh Presiden RI Joko Widoro sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut di Istana Negara, Jakarta.

Kala itu Edy dan Ijeck (sapaan akrab Musa Rajekshah) dilantik bersama dengan 8 pasangan Gubenur dan Wakil Gubernur terpilih lainnya. Tepat di sebelah kiri Edy ada Ridwan Kamil. Ada pula Lukas Enembe dan Ganjar Pranowo yang berbaris sejajar dengan Edy. Sedangkan Ijeck berdiri di belakang Edy.

Tentu moment menjadi kenangan manis bagi semua yang dilantik. Namun tak terasa momen sudah berlalu 4 tahun 11 bulan lamanya. Artinya mereka punya masa satu bulan lagi untuk menjalankan jabatannya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur.

Apakah pasangan gubernur dan wakil gubernur yang baru satu periode akan bersama lagi pada Pilgub 2024? Belum tentu. Seperti halnya Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah yang hampir pasti tidak akan berduet lagi.

Tentunya keduanya sudah mempersiapkan langkah masing-masing untuk menghadapi Pilgub mendatang.

Sebelum mereka berpisah pada 5 September 2023, berikut IDN Times merangkung profil Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah. Yuk simak:

1. Dari Purnawirawan TNI AD Jadi Gubernur Sumut

Edy Rahmayadi saat masih menjabat Pangkostrad (Instagram/Edy_Rahmayadi)

Edy Rahmayadi merupakan seorang purnawirawan TNI AD yang diatur berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/12/I/2018. Ditetapkan pada tanggal 4 Januari 2018 mengenai pemberhentian dari pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI dan ditetapkan menjadi Pati Mabes TNI AD (dalam rangka pensiun dini).

Edy Rahmayadi lahir di Sabang, Aceh pada tanggal 10 Maret 1961 dan sekarang dia telah berusia 60 tahun. Karir Edy Rahmayadi di TNI juga terbilang bagus, dia pernah menjabat sebagai Pangkostrad yang pada saat itu menggantikan Jenderal TNI Mulyono yang menjadi KSAD. 

Saat ini, Edy Rahmayadi menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara melalui pemilihan kepala daerah yang digelar pada 27 Juni 2018.

Sebelum berkarir sebagai gubernur, Edy Rahmayadi dulunya pernah bersekolah di Akademi Militer di tahun 1985 dan berpengalaman di bidang infanteri. 

Sebelum memasuki Akademi Militer, dulunya Edy menempuh pendidikan dasar di SD Slako , Madiun, Jawa Timur tahun 1966-1972. Meskipun lahir di Aceh namun Edy menghabiskan masa kecilnya di Kota Madiun.

Hal ini dikarenakan Sang ayah yang dipindah tugaskan saat itu di kota Madiun. Setelah beberapa tahun, Sang ayah pensiun dengan pangkat terakhir kapten dan keluarga Edy kembali menetap di kota Medan.

Edy kembali menjadi seorang anak medan keturunan Melayu Deli yang mana merupakan identitas aslinya. Lalu menempuh jenjang pendidikan SMP di SMP Angkasa Medan tahun 1972 dan jenjang SMA di SMAN 1 Medan tahun 1975-1979.

Edy juga sempat menempuh pendidikan di Universitas Islam Sumatera Utara namun Edy hanya menjalankan kuliah selama satu tahun dan kemudian kembali meneruskan karir ayahnya di bidang militer. Pilihan menjadi prajurit merupakan semangat yang diturunkan oleh ayahnya yaitu Abdul Rachman Ishaq. 

Lulus dari Akademi Militer tahun 1985, Edy menyandang gelar pangkat letnan dua. Meskipun telah lulus dari Akademi, namun Edy merupakan seseorang yang tidak pernah lelah untuk belajar dan mengikuti berbagai pendidikan militer untuk menambah wawasannya tentang militer. 

Pernah mengikuti Sekolah Perwira Infanteri 1 tahun 1992 dan Sekolah Perwira Infanteri 2 tahun 1995. Kemudian melanjutkan untuk mengambil sekolah di Seskoad, Sekolah Staff dan Komando Angkatan Darat tahun 1997-1998.

Perjalanan karir militer Edy Rahmayadi diawali dengan menjabat sebagai komandan pleton di jajaran Kopassus. Setelah itu, dirinya juga menjabat sebagai komandan pleton di Kostrad. 

Usaha dan kesungguhan niatnya di militer mengantarkannya menjadi Komandan Kodam I Bukit Barisan. Akhirnya Edy Rahmayadi mencapai karir tertingginya di dunia militer dengan menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat dengan memiliki pangkat terakhir sebagai Letnan Jenderal yang berpangkat bintang tiga.

Edy Rahmayadi menapaki karir di bidang prajurit cukup lama, dia pernah menjabat sebagai Komandan Yonif Linud 100/Prajurit Setia yang bermarkas di Namu Sira-Sira, Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Setelah menjadi Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi bisa memperoleh TOP Pembina BUMD Awards 2021 pada bulan Juli.

Penghargaan itu diterima oleh Edy karena telah berhasil membina perusahaan BUMD milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sampai menjadi perusahaan yang berdaya saing tinggi, berkembang, serta dapat berkontribusi untuk pembangunan perekonomian daerah.

Sebenarnya masih banyak penghargaan yang berhasil diraih oleh Edy Rahmayadi sebelumnya. 

Edy Rahmayadi juga terkenal sebagai gubernur dengan segudang prestasi, karena telah berhasil membangun Sumatera Utara dan memperbaiki berbagai kebijakan.

Perubahan yang dia lakukan untuk Sumatera Utara antara lain peningkatan kesempatan kerja dan upaya melalui penyediaan lapangan pekerjaan, peningkatan kualitas dan jumlah pusat kesehatan, dan memperbaiki pola pendidikan di Sumatera Utara serta masih banyak lagi. 

2. Pecinta Otomotif Jadi Wakil Gubernur Sumut

IDN Times/Doni Hermawan

Musa Rajekshah berasal dari Medan dan lahir 1 April 1974 dan sekarang sudah memasuki usia 47 tahun. Lebih dikenal dengan sapaan ‘Ijeck’ di masyarakat. Musa merupakan anak kedelapan dari sembilan dari orang tuanya yang bernama H. Anif dan Hk. Syarifah Rahmah.

Keluarga Musa Rajekshah merupakan keluarga yang cukup terkenal di Sumatera Utara. Namun hal itu tidak membuat Musa Rajekshah merasa puas dan sombong dengan dirinya sendiri.

Musa Rajeckshah menempuh jenjang pendidikan SD di SD Harapan Medan tahun 1980-1986. Lalu melanjutnya ke jenjang SMP di SMP Harapan Medan tahun 1986-1989, kemudian menempuh SMA di SMU Harapan Medan tahun 1989-1992.

Setelah lulus SMA, Musa meneruskan pendidikannya Sarjana di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) di Medan dan kemudian melanjutnya di tingkat Magister di Universitas Sumatera Utara (USU).

Semua kesuksesan yang telah diraih Musa saat ini bukan didapat dengan cara yang mudah. Meskipun memiliki orang tua yang terkenal sukses di Sumatera Utara, Musa tetap berusaha dan mengalami proses yang tidak terbilang instan untuk mewujudkan semua cita-citanya. 

Musa memiliki minat di bidang otomotif yang tidak jauh beda dengan ayahnya. Pada tahun 1996, ayahnya aktif di dalam komunitas Harley Davidson. 

Kemudian pada tahun 2004, Musa atau yang sering dijuluki Ijeck mulai meneruskan komunitas yang pernah ditekuni oleh sang ayah tercinta H.Anif. Musa bergabung pada komunitas Harley. 

Dengan bergabung di komunitas Harley ini mengantarkan Musa untuk meraih beberapa penghargaan di dunia otomotif.

Ketika berusia remaja, lintasan reli sudah menjadi sahabat sejatinya. Mobil Toyota Hardtop dan Corolla DX pernah menjadi mobil andalan Musa saat remaja. Penghargaan yang berhasil diraihnya yaitu urutan II Speed of Road Nasional dan atlet nasional tahun 2005. 

Menjadi Ketua Umum Pengprov IMI Sumatera Utara sejak tahun 2003 serta dipercayai sebagai pemimpin HDCI Sumatera Utara. Musa memiliki mimpi agar HDCI Sumatera Utara bisa membawa dampak yang baik untuk masyarakat. 

Musa Rajeckshah pun mencoba untuk masuk ke dunia politik dan pemerintahan. Pada awalnya bukan hal yang mudah untuk memasuki dunia politik dan pemerintahan.

Sebelumnya, Musa tidak pernah sekalipun mengambil bagian pada even-even politik termasuk saat dirinya sempat diisukan akan menduduki kursi jabatan Wali Kota Medan pada Pilkada Medan tahun 2015. 

Sempat menjabat sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Medan pada periode 2014 sampai sekarang. 

Musa juga memiliki banyak pengalaman pekerjaan di beberapa perusahaan ternama, diantaranya yaitu menjabat sebagai komisaris PT Anugerah Sawindo di tahun 1997 sampai 2008.

Selain itu pernah menduduki posisi direktur PTR Kembang sepatu alam dan Direktur PT Sumatera Motor Indonesia. Musa Rajeckshah pernah menjadi pengawas Yayasan Haji Hanif dan mendapat kesempatan juga menjadi Ketua Yayasan Haji Hanif pada tahun 2014 hingga sekarang. 

Saat pemilihan umum Gubernur Sumatera Utara tahun 2018, Musa Rajekshah mencalonkan diri sebagai Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara mendampingi Edy Rahmayadi sebagai Gubernur Sumatera Utara.   

Lagi-lagi karena niat dan usaha yang keras sehingga bisa mengantarkannya pada posisi sekarang.

Dalam kehidupan pribadinya, Musa Rajeckshah menikah dengan wanita dambaan hatinya yaitu Sri Ayu Mihari dan telah dikaruniai empat orang anak yaitu Musa Arjiansyah, Putri Anninshah, Fakhira Nailashah, dan Musannif Shah. 

3. Menjadi Kepala Daerah merupakan kehormatan terbesar dalam hidup Edy

Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah saat dilantik oleh Presiden Jokowi, 5 September 2018 (Dok. IDN Times)

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menyampaikan bahwa kepemimpinan dirinya bersama Wakil Gubernur Musa Rajekshah akan segera berakhir dalam kurang 20 hari mendatang, tepatnya pada 5 September 2023.

Baginya, menjadi Kepala Daerah merupakan kehormatan terbesar dalam hidup, dimana tertulis dalam sejarah perjalanan memimpin provinsi ini sejak 5 September 2018 silam.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi pada Rapat Paripurna Pengumuman Akhir masa Jabatan Gubernur-Wakil Gubernur Sumut Periode 2018-2023, yang diawali dengan mengikuti Sidang Tahunan MPR, DPR dan DPD, Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI Dalam Rangka Memperingati HUT ke-78 Kemerdekaan RI secara virtual dari Gedung Dewan, Jalan Imam Bonjol Medan, Rabu (16/8/2023).

Hadir dalam paripurna, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting beserta wakil ketua dan para anggota, Kapolda Sumut Irjen Pol Agung Setya, Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah, Sekdaprov Sumut Arief S Trinugroho didampingi seluruh Pimpinan OPD Pemprov Sumut.

“Sebentar lagi tugas dan kewenangan sebagai Gubernur Sumatera Utara yang saya emban, akan segera berakhir. Namun rasa bangga sejak 2018, sejak saya dilantik Presiden, hingga saat ini masih terasa (momentum pelantikan). Ini adalah sebuah kehormatan terbesar hidup saya. Misi penting yang pernah saya jalankan dalam hidup saya, dan telah saya laksanakan dengan sepenuh hati saya, Insya Allah,” ucap Gubernur.

4. Pemprov Sumut telah membangun 26 unit sekolah baru di masa Edy-Ijeck

Groundbreaking Pembangunan Rumah Sakit Umum Haji Medan di Jalan Rumah Sakit Haji, Medan Estate, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, Rabu (16/11/2022). (Sumber: Diskominfo Sumut)

Ia pun menyampaikan kilas balik singkat tentang hal yang krusial sejak awal menjabat sebagai Gubernur bersama Wakil Gubernur, di September 2018. Bahwa kepemimpinannya di tahun pertama, ditandai dengan warisan utang yang harus dibayar, terkait bagi hasil pajak daerah kepada kabupaten/kota.

Besarnya, Rp2,269 triliun, dimana saat itu prioritasnya adalah melunasi kewajiban dimaksud. Sehingga perencanaan lainnya harus ditunda.

“Karena ini harus dibayar, sebab sudah masuk September, pada P-ABPBD 2018, yang bisa diselesaikan adalah Rp33,86% atau senilai Rp768,38 Miliar (lebih). Dan 66,14% lagi sisanya, senilai Rp1,5 Triliun (lebih), langsung dibayarkan lunas di tahun anggaran 2019, jadi kita tak punya utang lagi,” jelas Gubernur.

Namun meskipun utang selesai, tantangan selanjutnya yang harus dihadapi adalah bencana pandemi Covid-19 yang tak hanya menimpa Sumut, tapi seluruh dunia. Sehingga pada tahun itu, diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan mengarah kepada fokus ulang anggaran (APBD) menjadi untuk penanganan pandemi.

Termasuk tahun berikutnya, diarahkan untuk penanganan pandemi dan upaya pemulihan dampak Covid-19. Kemudian pada tahun 2022, program pembangunan berbagai bidang dijalankan.

Dari bidang pendidikan katanya, Pemprov Sumut telah membangun 26 unit sekolah baru (tingkat SLTA), revitalisasi 6 sekolah, kampung beasiswa, 33 unit pojok baca, serta gerobak baca hingga pengembangan perpustakaan digital.

Diikuti kemudian bidang kesehatan, dengan pembangunan gedung Rumah Sakit Haji berskala Internasional.

Berita Terkini Lainnya