5 Hal Yang Mempengaruhi Stres Bagi Anak dan Cara Menanganinya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ternyata perkembangan pola pikir yang negatif bisa menimbulkan dampak bahaya bagi otak anak-anak. Terutama dalam kehidupan sehari-hari. Bisa berdampak pada psikis dalam berkomunikasi dan berintraksi dengan teman sebayanya.
Hal tersebut bisa diakibatkan dari pola hidup, keluarga, lingkungan. Permasalahan dalam keluarga yang dapat menambah daya pikir negatif anak-anak. Dampaknya membebani pikiran dengan hal-hal yang mengakibatkan stres.
Stres dalam diri anak seharusnya tidak bisa dibiarkan begitu saja, karena dapat menyebabkan mental menjadi terganggu. Berikut beberapa faktor penyebab hal-hal yang dapat menyebabkan anak-anak stres dan cara menanganinya.
1. Ketidakharmonisan rumah tangga orangtuanya
Bagi anak seharusnya kehangatan keluarga menjadi tempat yang paling aman dalam mengembangkan psikis dan mental terutama dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Akan tetapi ketika suatu keluarga terjadi suatu keretakan keharmonisan, maka yang akan mendapat dampak adalah anak berupa dampak yang di dapat perubahan mental dan psikis anak itu sendiri.
Bagi orang tua alangkah baiknya jalinlah hubungan baik di mata anak dengan keharmonisan keluarga, dan tentunya anak akan semakin nyaman dan tentunya sangat baik bagi kesehatan mental jasmani dan rohani.
2. Mendapat prilaku bullying
Bullying merupakan suatu tindakan kekerasan verbal dan non verbal yang berdampak pada psikis dan mental tentunya sangat tidak menyenangkan bagi korban yang terdampak. Terutama pada anak yang seharusnya memiliki teman bermain yang menyenangkan. Pemilihan lingkungan bermain menjadi faktor utama.
Contohnya di sekolah, apabila anak mengalami intimidasi berupa bullying peran guru menjadi yang utama dalam mengatasi perilaku muridnya. Lakukanlah teguran lisan yang dapat membuat jera. Usahakanlah tidak menyakiti hati anak dan berikanlah dukungan kepada anak agar selalu semangat dalam menjalani aktivitas di sekolah.
Baca Juga: 5 Hal Ini Penyebab Asam Lambung Naik, Hindari Stres!
3. Tidak percaya diri
Banyak beberapa faktor yang dapat membuat perilaku anak kurang percaya diri. Hal ini disebabkan karena berbagai tekanan yang dialami. Mengakibatkan kurangnya inisiatif anak dalam pengembangan diri terutama dalam kehidupan yang dijalaninya dalam bermain, bergaul, sekolah, dan di lingkungan keluarga.
Peran dukungan kepada anak sangat penting terutama orangtua, dengan memberi dukungan. Anak menjadi percaya diri dan siap melakulan aktivitas kesehariannya.
4. Mendapatkan nilai akademik yang tergolong rendah
Mendapatkan nilai akademik yang tinggi merupakan hal yang paling membahagiakan akan tetapi di sisi lain mendapatkan nilai akademik yang tergolong rendah merupakan suatu penyesalan, terutama bagi anak. Penyesalan tersebut tidak luput dari berbagai alasan yang mengakibatkan anak masuk ke jurang depresi. Misalnya kena marah orangtua karena anak mendapatkan nilai kecil. Mereka menjadi malas untuk berjuang kembali.
Berilah dukungan kepada anak agar senantiasa berani memulai kembali dan berilah pembelajaran khusus di luar pembelajaran akademik yang berguna menambah wawasan bagi anak.
5. Paparan media handphone yang bersifat negatif
Dalam dunia digital di era modern peran anak dalam menggunakan media digital berupa handphone sangatlah rawan, karena hal-hal negatif sangatlah mudah masuk. Contohnya konten-konten dewasa berupa tayangan kekerasan, pembunuhan, dan tayangan seram yang tidak sepatutnya dilihat anak, karena dapat menyebabkan psikis dan mental anak menjadi lemah.
Dianjurkan untuk orang tua selalu mendampingi anak-anak dalam menggunakan gadget. Verilah tayangan yang bersifat hiburan sesuai kriteria umur dan selalu dampingi anak-anak agar senantiasa terjauhkan paparan negatif dari media teknologi berupa gadget.
Baca Juga: Sambut Hari Anak, 'Tentang Anak' Ajak Orangtua Mengenali Emosi Anak!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.