CAC Medan Kumpulkan Koin Receh untuk Pendidikan Anak Kurang Mampu

Dianggap sebelah mata, tapi sangat berguna

Medan, IDN Times- Mungkin sebagian dari kita sering sekali mengabaikan koin pecahan, Rp100, Rp200, atau pun Rp500. Soalnya nilainya kini hanya cukup membeli permen. Tapi jika dikumpulkan nominalnya bisa banyak dan bermanfaat untuk menolong mereka yang membutuhkan.

Komunitas Coin a Chance (CAC) Medan hadir untuk melakukan gerakan mengumpulkan koin yang ditukar dengan beasiswa sekolah, bagi anak anak yang tidak mampu. Siapa sangka uang yang mungkin dianggap sebelah mata, ternyata bisa menyambung harapan untuk meraih kehidupan yang lebih baik dengan uang receh untuk anak anak yang kurang beruntung.

Rizky Franchitika, founder Komunitas Coin a Chance Medan mengatakan berdirinya komunitas tersebut berawal dirinya bergabung menjadi relawan Komunitas Coin a Chance  di Jogja selama ia menyelesaikan studi Magister di Universitas Gadjah Mada.

“Awalnya ada di Jakarta. Dulu kan saya relawan di Jogja (Yogyakarta), jadi saya ikut jadi kakak pendamping. Dulu adik asuh saya ada dua anak kembar, sampai saya selesai kuliah balik lagi ke sini (Medan) karena sudah terbiasa mengumpulkan koin, dan di Medan istilahnya tidak ada, yaudah coba buka aja,” kata Rizky.

1. CAC Medan berdiri bersama mahasiswa

CAC Medan Kumpulkan Koin Receh untuk Pendidikan Anak Kurang MampuRizky Franchitika founder CAC Medan/Doc. Pribadi

Coin a Chance  mula berdiri di Jakarta dari dua perempuan hebat Hanny Kusumawati dan Nia K.Sadjarwo, mereka bersahabatan sejak lama. Kedua memang hobi mengumpulkan uang recehan. Hingga tahun 2008, Nia dan Hanny terbesit pertanyaan akan diapakan uang uang recehan yang telah menggunung itu. Akhirnya keduanya sepakat menggunakan uang yang saat itu terkumpul Rp600 ribu, untuk membantu pendidikan anak yang terancam putus sekolah karena tidak memiliki cukup uang untuk membayar SPP.

Berprofesi juga sebagai Dosen Teknik di Medan, Rizky Franchitika menuturkan di tahun 2015 ia coba mengajak mahasiswa-mahasiswa didikannya bergabung dalam gerakan sosial Coin a Chance. Tahun pertama CAC berdiri hanya berfokus mengumpulkan uang receh dari para relawan CAC Medan. Uang koin yang terkumpul setiap bulan dilakukan penghitungan atau disebut collecting day.

“Awalnya ngajak mahasiswa di kampus kami kumpul dipelataran gitu, kemudian saya jelaskan sama mereka, kalau kita bisa bersedakah tapi tidak perlu uang banyak dengan uang receh juga bisa. Dari uang Rp100 aja kita bisa tapi kita kerjasama,”jelasnya.

2. Membiayai pendidikan anak asuh bermula tahun 2016

CAC Medan Kumpulkan Koin Receh untuk Pendidikan Anak Kurang MampuCoin Collecting Day/Doc. CAC Medan

Tahun 2016 CAC Medan mulai bekerja sama dengan sanggar Ibu Nur yang berlokasi di Kecamatan Medan Marelan, untuk membiayai keperluan pendidikan anak yang kurang mampu dengan menggunakan koin yang terkumpul.

“Awal tahun 2016 masih mengumpulin koin aja, akhirnya kami mulai kerjasama sama sanggar Ibu Nur di sana ada mahasiswa relawan di sanggar itu yang juga relawan CAC dia kabari saya. Kak ada adik asuh yang bisa kita bantu ni,” kata Kiki sapaan akrabnya.

Baca Juga: Banyak Variasi Baru, Omset Pernak-pernik Imlek Naik 20 Persen

3. CAC Medan tidak meminta minta ke jalan

CAC Medan Kumpulkan Koin Receh untuk Pendidikan Anak Kurang MampuIlustrasi uang koin untuk PPU (IDN Times/Ervan)

Gerakan sosial yang dilakukan CAC Medan menolak untuk turun ke jalan meminta minta. Namun setelah berjalan satu tahun, CAC bekerjasama dengan beberapa cafe di Medan dengan meletakan celengan uang recehan.

“Setelah berjalan satu tahunan lebih, saya minta CAC Jakarta bantuan untuk kirimkan celengan, untuk saya bagikan ke cafe cafe dalam kerjasama. Kelebihan CAC ini kami tidak minta atau ngumpulin koin ke jalan, tapi dari kita sendiri. Misalnya kita membeli makan ada kembalian Rp700, nah! karena itu sudah terbiasa uang recehnya itu langsung saya sisihkan. Jadi uang receh itu saya kumpulkan untuk adik adik sekolah,”kata Kiki.

4. Adik asuh tetap dikontrol penuh CAC Medan

CAC Medan Kumpulkan Koin Receh untuk Pendidikan Anak Kurang MampuKakak pendamping CAC Medan sedang mengajari adik asuh/Doc. CAC Medan

Rizky Franchitika mengatakan, anak anak yang kurang mampu dibiayai pendidikan oleh CAC Medan sampai tingkat SMA, tapi tidak lepas pengawasan selama mereka masih tanggungjawab CAC Medan. Sementara itu, anak anak asuh CAC Medan sekarang tersisa 5 orang dikarenakan sudah ada yang tamat sekolah atau beasiswanya diputuskan oleh CAC Medan.

Sebagai komunitas yang santai, kegiatan CAC Medan itu hanya ada kumpul koin (collecting coin), dropping coin (bayar SPP), CAC Anniversary, dan rapat internal.

5. Kriteria penerima beasiswa CAC

CAC Medan Kumpulkan Koin Receh untuk Pendidikan Anak Kurang MampuDropping coin adik asuh/Doc. CAC Medan

Rizky melanjutkan, beasiswa pendidikan CAC Medan dibuka untuk anak anak yang berkeinginan sekolah namun terhambat ekonomi keluarga, beasiswa ini memberikan bantuan pendidikan di sekolah swasta sampai tingkat SMA. Anak anak yang kurang mampu bisa mendapatkan beasiswa dari CAC Medan namun dengan kriteria yaitu anak berkemauan sekolah tapi ekonomi tidak mampu atau yatim piatu. CAC Medan akan melakukan pengecekan langsung ke tempat tinggal anak anak yang akan menerima beasiswa.

 “Kami sekolahin dia sampai tamat SMA, tapi si adik itu tetap kami cek. Ada saat nya adik adik itu yang kami cut beasiswa nya. Kami juga punya warning, seperti dia lewat rangking 10 besar  itu kami potong RP. 10ribu,” jelas Kiki.

Baca Juga: Masih Pandemik, Imlek di Vihara Maitreya Hanya Ada Lampion

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya