TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ajak Gali Potensi, Prakarsa Muda 2021 Targetkan 10 Inovasi di Medan

Akan hadirkan 26 trainer yang mumpuni

Intel dan Sustainable Living Lab (SL2) menggandeng Yayasan Membangun Rakyat Sejahtera (MRS) (Istimewa/IDN Times)

Medan, IDN Times - Kota Medan memiliki potensi, bahkan bisa dilihat dari sejumlah anak mudanya yang berupaya menghasilkan inovasi, namun belum tergali. Nah, melihat hal itu, Intel dan Sustainable Living Lab (SL2) menggandeng Yayasan Membangun Rakyat Sejahtera (MRS). Alasannya, untuk memperkenalkan Artificial Intelligence (AI) agar kemudian dapat dikembangkan oleh para pelajar di Kota Medan.

Oleh karena itu, lewat Program Prakarsa Muda 2021, ada 100 pelajar terpilih dari proses seleksi yang sudah berjalan akan mulai mengikuti program beasiswa pelatihan AI selama 6 bulan. Program ini akan dimulai pada Senin (10/5/2021), yang akan dilakukan dalam beberapa gelombang. 

Baca Juga: AIESEC Kenalkan Program Magang Internasional untuk Pemuda

1. Program ini dilakukan untuk menggali potensi para generasi muda di Kota Medan

Intel dan Sustainable Living Lab (SL2) menggandeng Yayasan Membangun Rakyat Sejahtera (MRS) (Istimewa/IDN Times)

Antony Simon, Country Director SL2 Indonesia, mengatakan selain untuk menggali potensi para generasi muda, program beasiswa ini juga bertujuan untuk meyakinkan para pelajar bahwa untuk dapat memahami dan mengembangkan solusi AI, tidak melulu membutuhkan pengetahuan teknologi semata, tetapi juga pengetahuan tentang kondisi di lapangan.

“Jadi AI atau kecerdasan artifisial ini tidak akan berkembang jika tidak ada yang memahami lapangan. Nah, kita butuh itu. Kita butuh domain expert,” ujar Antony, Sabtu (8/5).

2. Untuk bisa menghasilkan satu inovasi, diperlukan sensitifitas terhadap permasalahan yang ada di lapangan

Intel dan Sustainable Living Lab (SL2) menggandeng Yayasan Membangun Rakyat Sejahtera (MRS) (Istimewa/IDN Times)

Hal itu lah yang menjadi alasan, Antony menggandeng Yayasan MRS (MRS Foundation) yang didirikan oleh Meryl Saragih. Yayasan yang diketahuinya aktif bergerak di lapangan dari sejak dibentuk beberapa tahun yang lalu.

Antony menjelaskan, untuk bisa menghasilkan satu inovasi AI, maka kunci utama yang dibutuhkan bukanlah hanya tentang seberapa pintar seseorang dapat menguasai teknologi, tetapi juga sensitifitas terhadap permasalahan yang ada di lapangan, khususnya di Kota Medan.

“Nah, untuk mengatasi ini, tentunya kita tidak mau harus menunggu pihak luar yang datang. Karena sebenarnya kita sendiri juga mampu. Dan program yang kami jalankan ini adalah yang pertama di dunia. Namun, akan ada tantangan yang harus dihadapi dan harus bisa diatasi, yakni mentalitas," ucapnya.

“Mentalitas ini dilihat dari dua sisi yah. Mentalitas mudah menyerah karena merasa tidak sanggup dan mentalitas menyepelekan karena merasa sudah mampu. Untuk mengatasi kedua tantangan ini sama sulitnya. Tapi baik dari kami maupun MRS tetap siap mengatasinya,” tambahnya.

Baca Juga: Kisah Miris Sopir di Balik Larangan Mudik: Kami Gak Tau Mau Ngapain!

Berita Terkini Lainnya