TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Fatimah Siswa MAN 1 Pemenang Inisiator Muda Moderasi Beragama

Ciptakan aplikasi yang dukung iklim toleran anak muda

Fatimah Pohan siswa MAN 1 Medan yang berprestasi di ajang Inisiator Muda Moderasi Beragama (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Medan, IDN Times – Ajang Inisiator Muda Moderasi Beragama merupakan salah satu event yang diselenggarakan oleh Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia. Tahun ini, salah satu siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan, Fatimah Maharrami Pohan, berhasil menyabet prestasi dalam ajang prestisius tersebut yang diadakan di Tangerang, Banten.

Kegiatan inisiator muda moderasi beragama tahun 2023 ini terbuka bagi siswa Madrasah Aliyah kelas 10 dan 11 baik madrasah negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Fatimah mewakili Provinsi Sumatra Utara  menjadi salah satu siswa dari 40 siswa yang terpilih secara nasional.

Pada ajang ini, dirinya berhasil mendapatan medali perunggu dengan memperkenalkan inovasi berbasis digital (aplikasi) yang bekerja dalam mensosialisasikan sebuah forum yang berisi anak-anak muda.

Baca Juga: Duta Siswa Sambut Hari Sumpah Pemuda dengan Ketuk Pintu-pintu Sekolah

1. Prestasi Fatimah dianggap berguna dalam menyikapi keanekaragaman Indonesia

Ajang Inisiator Muda Moderasi Beragama yang diselenggarakan di Banten (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Kepala Sekolah MAN 1 Medan, Reza Faisal, mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi yang berhasil didapatkan salah satu siswanya. Ia mengatakan jika pihak sekolah selalu mendukung penuh kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan siswa-siswa mereka dalam berbagai kegiatan. Baik di bidang sains, keagamaan, seni, olahraga, dan berbagai bidang lainnya.

“Termasuk di bidang moderasi beragama ini. Apalagi sekarang bangsa kita membutuhkan pemikiran yang maju termasuk dalam beragama dan dalam meningkatkan toleransi. Ditambah pula Indonesia punya keragaman baik dalam budaya, agama, maupun tradisi. Untuk itu kegiataan ini sangat bermanfaat bagi generasi muda dalam menyikapi keanekaragaman tersebut,”  kata Reza Faisal mengapresiasi prestasi siswanya.

2. Ciptakan aplikasi yang bertujuan sebagai konseling jarak jauh terkait moderasi beragama dan intoleransi di lingkungan sekolah

Fatimah Pohan kenalkan aplikasi Tudara yang dukung moderasi beragama (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Fatimah pada ajang ini berhasil menciptakan sebuah inovasi Tudara (bersatu dalam Nusantara) yang dikembangkan dalam bentuk Aplikasi yang dapat diinstal melalui playstore. Fitur-fitur aplikasi ini digunakan untuk mensosialisasikan tentang sebuah forum bagi anak anak muda untuk membuat sebuah perkumpulan atau komunitas yang disertai dengan fitur chating dan sharing bagi siswa-siswa se-Indonesia.

“Tersedia di playstore dan gratis. Aplikasi ini bertujuan sebagai sarana komunikasi sekaligus aplikasi konseling jarak jauh terkait moderasi beragama dan intoleransi di lingkungan sekolah,” kata Fatimah.

Aplikasi ini terdiri dari beberapa fitur, yang pertama adalah Informasi Tudara yang berisi informasi tentang komunitas Tudara dan juga media sosial terkait. Ada juga Aktivitas Tudara yang berisi laman untuk berbagi dokumentasi para pengguna terkait moderasi beragama. Selain itu aplikasi ini menyediakan fitur diskusi yang berupa laman bagi para pengguna untuk saling berdiskusi terkait apa yang sudah diunggah dan bisa saling berbalas.

“Ada pula fitur aduan sobat Dara yang berisi laman untuk pengguna yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang moderasi beragama ataupun menceritakan pengalamannya, baik itu mengalami intoleransi atau sebagainya namun mereka tidak berani bercerita langsung. Maka, mereka bisa bercerita kepada agen Tudara secara anonim dan akan dibantu serta diberi solusi. Pada fitur ini sudah tersedia kontak agen yang bisa dipilih. Jika permasalahan sangat rumit maka akan dikoordinasikan ke pihak sekolah terkait,” terangnya.

Baca Juga: Anak Muda Sumut Kritisi Minimnya Isu Kesehatan di Visi Misi Capres

Berita Terkini Lainnya