TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Viral! Diduga Mbak Rara Ritual Tangkal Hujan di Stadion PON Aceh

WIKA-Nindya pulangkan Mbak Rara

Tangkap layar dari video saat Pawang Hujan, Mbak Rara, sedang melakukan ritual di Stadion Harapan Bangsa, Kota Banda Aceh.

Banda Aceh, IDN Times - Video pendek yang diduga berisi ritual yang dilakukan pawang hujan Rara Istiani Wulandari alias Mbak Rara tengah bekerja di Stadion Harapan Bangsa, Kota Banda Aceh, Aceh, viral di media sosial.

Potongan video berdurasi 27 detik tersebut diunggah di sejumlah akun media sosial Instagram. Satu di antaranya @-aceh.viral. Unggahan tersebut direspon dengan berbagai tanggapan oleh warganet.

1. Mbak Rara lakukan ritual, Banda Aceh malah diguyur hujan

Amatan IDN Times dari video tersebut, terlihat seorang diduga Mbak Rara melakukan ritual di pinggir Stadion Harapan Bangsa. Ia tampak memegang sesuatu di tangannya sambil menengadahkan kepala ke langit yang mendung.

Video diduga aktivitas menangkal hujan tersebut diperkirakan diambil pada Selasa (27/8/2024). Namun sayangnya, pada sore hingga malam di hari yang sama, Kota Banda Aceh diguyur hujan lebat. Video itu pun menjadi bahan perbincangan warganet.

2. Mengundang Mbak Rara inisiatif pekerja proyek

Pemerintah Provinsi Aceh menyikapi video viral tersebut. Pihak PT Wijaya Karya Gedung (Persero) Tbk dan PT Nindya Karya (Persero), KSO, yang bertanggung jawab atas proyek di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya, dipanggil untuk mengklarifikasi praktik tersebut.

Pertemuan digelar di ruang kerja Gubernur Aceh, Rabu (28/8/2024). Pihak perusahaan menjelaskan bahwa kehadiran pawang hujan adalah inisiatif dari pekerja proyek yang bermaksud mengantisipasi hujan agar tidak mengganggu pekerjaan di stadion. 

Namun, mereka mengakui bahwa inisiatif tersebut diambil tanpa mempertimbangkan sensitivitas masyarakat Aceh yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan budaya lokal.

Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal menekankan bahwa tindakan yang tidak sesuai dengan syariat dan budaya lokal tidak dapat diterima. Terlebih lagi dalam konteks proyek besar yang melibatkan banyak pihak.

“Aceh adalah daerah yang sangat menjaga nilai-nilai keislaman, setiap kegiatan yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut harus dihentikan,” kata Safrizal, dalam keterangan tertulis, Rabu (28/7/2024).

Berita Terkini Lainnya