Santan dari Sumut Ternyata Sudah Ekspor Hingga 6 Negara

Meningkat drastis dari tahun sebelumnya

Medan, IDN Times – Santan kelapa atau coconut milk menjadi salah satu komoditas unggulan ekspor baru dari Sumatera Utara. Bahkan untuk ekspornya juga sudah dilengkapi Phytosanitary Certificate (PC).

PC  adalah Sertifikat Kesehatan Tumbuhan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh Institusi Karantina Tumbuhan. PC diberikan oleh pihak Karantina Tumbuhan terhadap setiap permohonan ekspor komoditas tumbuhan yang diwajibkan/disyaratkan oleh Negara tujuan ekspor dari komoditi Tumbuhan tersebut.

Santan kelapa asal Sumut pertama kali diekspor pada  2018. Saat itu Sumut mengekspor 18 ton santan ke Malaysia.

1. Santan diekspor ke 6 negara di 2019

Santan dari Sumut Ternyata Sudah Ekspor Hingga 6 NegaraIDN Times/istimewa

Kepala Balai Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil baru saja melepas 27 tom santan kelapa dari Pelabuhan Belawan, Kota Medan, Jumat (14/6). Santa kelapa dari Sumut dilepas ke enam negara.

“Enam negara tujuan ekspor baru itu masing-masing Angola, Vietnam, Singapura, Australia, Brunei dan NewZealand. Sejak bulan Agustus 2018 hingga Juni 2019, baru 10 bulan, ekspor santan kelapa asal Sumut sudah mencapai Rp4 milyar. Selain jumlah dengan tren yang meningkat juga jumlah negara tujuan ekspornya, ini yang akan kita pacu terus,” ungkapnya.

Baca Juga: Gaya Baru Nikmati Alpukat Kocok di Medan, Harus Dikocok-kocok!

2. Selama 2019 santan yang diekspor bernilai miliaran rupiah

Santan dari Sumut Ternyata Sudah Ekspor Hingga 6 Negaramedicalnewstoday.com

Kepala Karantina Pertanian Belawan, Bambang Haryanto, memaparkan dari data Indonesia Quarantine Full Automation System (IQFAST) selama 2019, ekspor santan kelapa asal Sumut mencapai miliaran rupiah.

Rinciannya adalah, Malaysia sebanyak 146 ton senilai Rp2,3 milyar, tujuan Angola 17,8 ton senilai Rp301 juta, Vietnam 8,1 ton senilai Rp161 juta, Singapura 18 ton senilai Rp310 juta, Australia 16 ton senilai Rp300 juta, Brunei Darusalam 18 ton senilai Rp310 juta dan New Zealand 27 ton senilai Rp323 juta.

3. Ekspor terus dilakukan untuk membuka akses pasar

Santan dari Sumut Ternyata Sudah Ekspor Hingga 6 Negaradrkellyann.com

Ali Jamil juga memaparkan upaya strategis yang dilakukan untuk peningkatan dan percepatan ekspor komoditas pertanian. Mulai dari meningkatkan jumlah eksportir terutama generasi milenial bangsa.

Lalu meningkatkan diversifikasi atau keberagaman komoditas dengan minimal produk setengah jadi. Kemudian peningkatan frekuensi pengiriman komoditas pertanian dan peningkatan volume komoditas. Terakhir membuka akses pasar kenegara-negara tujuan ekspor lainnya.

"Sesuai dengan instruksi Menteri Pertanian, Barantan terus lakukan upaya membuka akses pasar dengan lakukan harmonisasi aturan perkarantinaan di negara-negara tujuan ekspor baru," tambahnya.

Jamil kembali menekankan bahwa Kementan lewat Barantan siap memberikan informasi dan bantuan terkait proses karantinanya. Jika membutuhkan bantuan lain, seperti teknologi budidaya, kebutuhan bantuan benih dan alat, serta kebutuhan lainnya, jajarannya siap memberikan fasilitas koordinasi dengan instansi Kementerian Pertanian baik daerah maupun pusat.  

“Pemda dapat memanfaatkan aplikasi I-MACE (Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports) yang sudah disiapkan Barantan agar daerah mampu melihat potensi komoditas ekspor di daerahnya secara real time,” pungkasnya.

Baca Juga: Tiket Pesawat Mahal Picu Kurangnya Pengunjung Hotel di Parapat

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya