TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Kedelai Meroket, Pengusaha Tempe Terancam Gulung Tikar

KPPU ingatkan pengusaha kedelai tidak bermain harga

Pekerja membuat tempe di sentra perajin tempe Sanan, Malang, Jawa Timur, Senin (4/1/2021). Perajin tempe setempat berupaya mengurangi kerugian akibat melonjaknya harga kedelai impor dari Rp.6.750 menjadi Rp.9.100 per kilogram (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Medan, IDN Times – Harga komoditas kedelai masih sangat tinggi di pasaran. Kondisi ini berdampak signifikan kepada para pengusaha tahu dan tempe. Tak sedikit yang menyiasati untuk mengurangi ukuran produksi hingga ada yang terancam gulung tikar.

Harga kedelai yang terus meroket membuat para pengusaha tempe dan tahu gelisah. Seperti yang dirasakan Widodo, pengusaha tempe di Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan.

Sebelum harga naik, Widodo biasanya memproduksi 70 hingga 80 Kg kedelai yang dicetak menjadi 300 sampai 350 tempe ragam ukuran.

“Saat ini cuma berani produksi 25 hingga 30 kilogram kedelai karena harganya juga naik. Ini saya gak tahu, bisa bertahan atau enggak kalo harganya terus naik,” ucap Widodo.

Harga kedelai sebelum terjadi kenaikan berada di angka Rp6.500 per Kg. Saat ini harganya sudah menyentuh angka Rp9.300 per Kg.

Baca Juga: Tahu Tempe Langka, Mentan Genjot Produksi Kedelai dalam 200 Hari

1. Omzet pengusaha tempe anjlok sampai 50 persen

Perajin tempe mencetak tempe di tempat produksi, Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (3/1/2021). Naiknya harga kedelai dari harga Rp7.000 per kilogram menjadi Rp9.300 per kilogram memaksa sejumlah perajin tempe menyiasatinya dengan menaikkan harga jual tempe (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Kondisi ini  membuat omzet Widodo dan pengusaha lainnya anjlok. Bahkan omzet Widodo sudah anjlok hingga 50 persen.

Jika biasanya omsetnya mencapai Rp1,1 juta per hari, saat ini Widodo hanya bisa mendapat separuhnya. Bahkan bisa di bawahnya.

“Apalagi karena corona ini, penjualan berkurang, omset juga turun hingga 50 persen.  Sekarang dapat penghasilan Rp400 Ribu aja susah,” keluhnya.

2. Gagal panen jadi alasan meroketnya harga

Dok.Pribadi/Nurul Astuti

Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) melakukan pengecekan harga kacang kedelai yang meroket dengan dibandrol berkisaran Rp 9.600 hingga Rp 10 ribu per kilogram. Pengecekan harga tersebut, dengan mendatangi gudang importir kacang kedelai di kawasan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu (6/1/2021).

Ramli Simanjuntak, Kepala Kanwil I KPPU  mengatakan dari gudang itu kedelai dijual dengan harga Rp8.550 per Kg. Kedelai itu merupakan impor dari Amerika Serikat dan Argentina.

Dari pengakuan importir, meroketnya harga dipicu oleh gagal panen di negara asal. "Untuk kebutuhan kacang kedelai di Sumut sebesar ‎58 ribu ton per tahun. Saat ini, pasokan cukup dan dijadwalkan tanggal 14 Januari 2021, akan masuk lagi pasokan," sebut Ramli.

Ramli menyebutkan bahwa China juga membeli dengan jumlah besar kacang kedelai. Hal ini, juga memicu stok komoditas pangan di tanah air, termasuk di Sumut. Kondisi ini juga memicu kenaikan komoditas lainnya.

Baca Juga: 6 Jenis Tempe Selain Tempe Kedelai, Sudah Mencoba yang Mana Saja Nih?

Berita Terkini Lainnya