Harga Kedelai Meroket, Pengusaha Tempe Terancam Gulung Tikar
KPPU ingatkan pengusaha kedelai tidak bermain harga
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times – Harga komoditas kedelai masih sangat tinggi di pasaran. Kondisi ini berdampak signifikan kepada para pengusaha tahu dan tempe. Tak sedikit yang menyiasati untuk mengurangi ukuran produksi hingga ada yang terancam gulung tikar.
Harga kedelai yang terus meroket membuat para pengusaha tempe dan tahu gelisah. Seperti yang dirasakan Widodo, pengusaha tempe di Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan.
Sebelum harga naik, Widodo biasanya memproduksi 70 hingga 80 Kg kedelai yang dicetak menjadi 300 sampai 350 tempe ragam ukuran.
“Saat ini cuma berani produksi 25 hingga 30 kilogram kedelai karena harganya juga naik. Ini saya gak tahu, bisa bertahan atau enggak kalo harganya terus naik,” ucap Widodo.
Harga kedelai sebelum terjadi kenaikan berada di angka Rp6.500 per Kg. Saat ini harganya sudah menyentuh angka Rp9.300 per Kg.
Baca Juga: Tahu Tempe Langka, Mentan Genjot Produksi Kedelai dalam 200 Hari
1. Omzet pengusaha tempe anjlok sampai 50 persen
Kondisi ini membuat omzet Widodo dan pengusaha lainnya anjlok. Bahkan omzet Widodo sudah anjlok hingga 50 persen.
Jika biasanya omsetnya mencapai Rp1,1 juta per hari, saat ini Widodo hanya bisa mendapat separuhnya. Bahkan bisa di bawahnya.
“Apalagi karena corona ini, penjualan berkurang, omset juga turun hingga 50 persen. Sekarang dapat penghasilan Rp400 Ribu aja susah,” keluhnya.
Baca Juga: 6 Jenis Tempe Selain Tempe Kedelai, Sudah Mencoba yang Mana Saja Nih?