TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Emmy, Keunikan Ecoprint hingga Berpeluang Jadi Bisnis

Teknik ecoprint memiliki keunikan tersendiri

Salah seorang pengrajin ecoprint asal Medan, Emmy (38) mengaku sejak dua tahun terakhir menggunakan bahan-bahan alami. Ia membuat produk ecoprint sejak tahun 2020. (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Medan, IDN Times- Ecoprint dikenal sebagai produk ramah lingkungan. Produk ecoprint biasa dimanfaatkan dari kain yang menggunakan bahan-bahan alami. Dalam membuatnya, dilakukan dengan beberapa teknik khusus. 

Salah seorang pengrajin ecoprint asal Medan, Emmy (38) mengaku sejak dua tahun terakhir menggunakan bahan-bahan alami. Ia membuat produk ecoprint sejak tahun 2020.

"Saya bidangnya memang fashion, penjahit pakaian. Semua saya bisa buat, dari desain tas, sepatu dan dompet. Saat pandemik, saya berpikir untuk membuat karya kerajinan ini karena ini punya peluang dijadikan bisnis," katanya kepada IDN Times, saat ditemui di kelas perempuan maju digital, Rabu (15/2/2023).

Baca Juga: Cara Pembuatan Kain Batik Metode Ecoprint, Simpel Kok!

1. Teknik ecoprint memiliki keunikan tersendiri

Salah seorang pengrajin ecoprint asal Medan, Emmy (38) mengaku sejak dua tahun terakhir menggunakan bahan-bahan alami. Ia membuat produk ecoprint sejak tahun 2020. (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Menurut Emmy, teknik ecoprint memiliki keunikan tersendiri. Teknik ini dikenal dengan cetak daun dengan formula khusus yang ditempelkan di beberapa media yang membuatnya puas akan hasil akhirnya. Baik di media kain, kertas, maupun kulit.

“Bahannya saya pakai 100 persen dari alam. Di ecoprint sendiri ada beberapa teknik, di antaranya pounding, steam, dan rebus,” ucap dia. Untuk kain dan pakaian ecoprint yang dibuatnya, Emmy menggunakan metode steam dan pounding

2. Hasil dari proses fiksasi bisa berbeda

ilustrasi batik ecoprint (genpijogja.com/Dewangga Liem)

Katanya, produk ini terbuat dari warna yang dihasilkan daun atau bunga yang ditempelkan. Hasil dari proses fiksasi bisa berbeda. Bisa saja warnanya lebih terang, bahkan ada yang natural seperti aslinya. Namun, ia biasa menggunakan bahan dari daun Eukaliptus dan pohon Jati.

“Daun dari satu pohon bisa menghasilkan warna cetak yang berbeda. Kadar taninnya kan kita juga tidak tahu. Kita bisa menentukan motifnya, tapi warnanya kita serahkan ke alam,” ucap Emmy.

Baca Juga: Cerita Sari, Dosen USU yang Berinovasi dengan Fashion Metode Ecoprint 

Berita Terkini Lainnya