Cara Pembuatan Kain Batik Metode Ecoprint, Simpel Kok!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Tren busana yang paling populer di Indonesia salah satunya adalah kain batik. Namun, seiring berjalannya waktu, kain batik berkembang dengan metode Ecoprint yang menambah khazanah batik etnik Indonesia.
Selain kain, ternyata kulit hewani seperti sapi dan kambing juga bisa dibuat untuk menciptakan dompet, tas, sepatu dan lainnya.
Penasaran dengan tahapan metode dalam pembuatan kain batik Ecoprint yang simpel dan mudah ala Iwan Risnasari? Simak tipsnya dari dosen Universitas Sumatra Utara ini.
1. Diwajibkan pilih kain atau kulit dari serat alam
Sari mengatakan yang menjadi catatan pertama dalam pembuatan metode Ecoprint, adalah wajib memilih kain ataupun kulit dari serat alam (tumbuhan).
"Kalau kulit domba jelas dari kulit alam karena mengandung protein. Jadi semua bahan itu pasti bisa menyerap warna. Cuman kelemahan warna alam mudah luntur," ujarnya.
2. Harus dilakukan treatment sebelum diberi daun ke kain
Sebelum diberi warna alam dari daun ke kain, harus dilakukan treatment dikarenakan adanya kelemahan warna alam yang mudah luntur.
"Makanya kain kulit domba sebelum dikasih warna alam atau daun. Itu harus di-treatment, dikasih pencucian," tambahnya.
3. Tata daun di kain sesuai keinginan
Selesai pencucian, lakukan mordan guna mengikat warna atau menyerap warna dengan bagus dan relatif luntur.
Selanjutnya, ditata daun sesuai keinginan, dan kemudian ditutup dengan kain blangket (selimut). "Gunanya untuk mentransfer warna kemudian digulung, karena ini akan dikukus," tambahnya.
4. Kain jangan dicuci dengan deterjen biasa
Menurut Sari, warna daun akan keluar jika kena panas dengan direbus atau dikukus suhu 90 derajat. Untuk durasinya selama 2 jam, namun tergantung kain. Kain sutra, berdurasi sejam tapi jika kain yang biasa seperti katun dan kanvas membutuhkan waktu 2 jam.
Yang menjadi catatan khusus, jangan dicuci langsung karena akan luntur. Dan untuk perawatan sama halnya seperti kain batik pada umumnya.
"Daun diletakkan di atas kain, lalu digulung supaya muat ke dandang. Setelah itu dibiarkan (jemur tanpa kena sinar matahari) selama 1 sampai 2 minggu. Jangan dicuci karena akan ambyar," tuturnya.
"Jadi, gak boleh pakai deterjen yang biasa dipakai untuk mencuci apalagi mengandung pemutih, karena gampang luntur. Tidak dijemur dimatahari. Kering dan kering biasa saja. Kering-kering angin," jelas Sari.
Baca Juga: 7 Tips Merawat Kemeja Batik Pria agar Tahan Lama, Jangan Asal-asalan!