TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ekonom Sebut Progres Proyek Multiyears Rp2,7 T di Sumut Lambat

Pembayaran dari Pemprov Sumut juga jadi kunci

Ilustrasi pekerjaan proyek.(ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

Medan, IDN Times- Pengamat ekonomi Sumatra Utara menyoroti proyek multi years senilai Rp2,7 triliun di Sumatra Utara. Progres pembangunan jalan, drainase dan jembatan itu dinilai lambat. 

Diketahui proyek itu untuk memerbaiki 450 kilometer jalan, 389,2 meter jembatan, dan 71.000 meter drainase. Dikhatirkan molor karena pendaan. 

"Saya mendapat kabar kalau proyek ini berjalan tetapi masih berada di bawah target yang disepakati sebelumnya. Dan ada pernyataan yang mengusik saya, PT Waskita selaku leader KSO justru menyatakan akan mencari pinjaman untuk menyelesaikan proyek tersebut. Dan dana juga lambat dicairkan dari pusat, apalagi sempat ada pernyataan salah satu direktur Waskita mengatakan mereka tidak memiliki dana," ujar pengamat ekonomi, Gunawan Benjamin pada Selasa (7/3/2023).

Baca Juga: Proyek Jalan-Jembatan Sumut, Waskita Kejar Target 33 Persen Akhir 2022

1. Pembayaran dari Pemprov Sumut ke KSO harus tepat waktu

Ilustrasi proyek yang dikerjakan oleh Waskita Karya. (Instagram.com/waskita_karya)

Menurutnya agar proyek cepat tuntas, pembayaran dari Pemprov Sumut kepada para KSO (PT Waskita Karya, PT SMJ dan PT Pijar Utama) harus tepat waktu. Menurutnya perlu dirincikan kendala yang ada termasuk teknis di lapangan. 

"Karena untuk proyek infrastruktur seperti ini selain kontraktor umumnya mendapatkan pembayaran uang muka di awal, maka pembayaran selanjutnya harus sesuai dengan kontrak dan pembayaran Pemprov ke KSO harus on time. Sehingga progress pengerjaan proyek berjalan lancar, dan masyarakat bisa mendapatkan dampak multiplier efek dari pembangunan itu sendiri," terang Gunawan.

2. Dikhawatirkan multiplier efeknya tidak maksimal juga

Ilustrasi jalan Tol (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Dia menerangkan dengan adanya proyek tersebut, akan ada banyak tenaga kerja yang terserap, ekonomi bisa di dorong agar tidak melambat terlalu dalam.

"Dan yang paling penting itu adalah multiplier efek dari pengerjaan proyek tersebut. Baik multiplier efek dari jumlah uang yang beredar, atau dampak ekonomi lain yang akan diterima baik itu dari sisi pengendalian inflasi maupun akselerasi pertumbuhan ekonomi di sektor lainnya. Tapi kalau ada kendala apalagi soal dana dari para KSO, ya dikhawatirkan multiplier efeknya tidak maksimal juga," jelasnya.

Baca Juga: Intip Kekayaan Pejabat di Sumut: Ijeck Terkaya, Harta Edy Menyurut

Berita Terkini Lainnya