Batik Az-Zahra Tawarkan Motif Khas Medan, Berdayakan Warga Sekitar
Herleni sebut UMKM butuh dukungan pemerintah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times- Batik identik dengan Jawa. Selama ini batik dari Jawa sangat populer dipakai di seluruh Indonesia. Tak terkecuali Medan, di Sumatra Utara.
Hal itulah yang mendasari Herleni, seorang guru TK untuk memproduksi batik sendiri dengan ciri khas Medan. Dilabeli Batik Az-Zahra, usaha ini pun dimulai tahun 2017 lalu.
"Waktu itu di sekolah saya, banyak wali murid yang gak kerja. Apa yang mau kita buat untuk masyarakat. Saya melihat selama ini batik Jawa yang terkenal dan dipakai di Sumut. Jadi saya buat batik dengan motif yang ada di Medan," kata Herleni kepada IDN Times, Sabtu (27/5/2023).
Dengan modal awal Rp50 jutaan untuk membeli peralatan hingga bahan mulai dari cap, pewarna dan lainnya, Herleni memulainya. Herleni mengaku tak ada keturunan dari pembatik ataupun punya skill membatik. Tapi kemudian dia belajar dari seorang teman untuk belajar. Dia juga memberdayakan para tetangga hingga para wali murid yang tak punya pekerjaan itu untuk membatik.
"Dulu saya menggandeng teman waktu itu Bu Sobur, sekarang sudah almarhumah. Saya bawa ke Semarang untuk belajar dan saya minta bimbingannya," tambah perempuan berusia 48 tahun ini.
Baca Juga: Transformasi Bisnis Dapur Abi hingga Andalkan Stik Jamur
1. Motif-motif dari Medan beragam
Membatik itu menurutnya tidak sulit. Tapi agar dilirik motifnya harus berbeda. Dia sendiri yang mendesain batik tersebut. Sumut diakuinya kaya akan etnis sehingga bisa dibuat beragam motif.
"Ada beberapa cap yang bisa kita ubah, ada yang tidak. Misalnya dari Bataknya ada banyak jenis dari Toba, Simalungun,Dairi. Unik dan ternyata cantik. Saya buat pertama kali dengan ikon yang ada di Medan seperti Durian, Menara Tirtanadi dan lainnya," kata Ibu tiga anak ini.
Batik Az-Zahra mencuat sejak dilirik pemerintah daerah lewat Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Medan. Saat itu dipimpin Rita Maharani, istri Wali Kota Medan saat itu Dzulmi Eldin.
"Waktu zaman Bu Rita sering kita mendapat order dari dinas-dinas setempat. Waktu itu diwajibkan pakai batik khas Medan. MTQ waktu itu juga wajib pakai batik Medan, pihak kecamatan dan kelurahan memesan," katanya.
Baca Juga: Deli Maya Sari Handicraft, Produk Sulam di Medan yang Hadir Sejak 1976