The Kaldera Diresmikan, Semakin Populerkan Danau Toba di Internasional

Bakal Gabungkan Amenitas dan Atraksi

Toba Samosir, IDN Times – Menteri Pariwisata Arief Yahya akhirnya meresmikan The Kaldera Toba Nomadic Escape, Kamis (4/4). Destinasi wisata diatas ketinggian 1.300 mdpl yang berada di Desa Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir.

Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pelepasan burung merpati putih. Menurutnya The Kaldera akan menjadi nomadic amenitas.

1. Menteri Pariwisata disambut adat Batak Toba

The Kaldera Diresmikan, Semakin Populerkan Danau Toba di InternasionalIDN Times/Prayugo Utomo

Begitu tiba di lokasi The Kaldera, Menteri Pariwisata bak seorang raja Batak. Dia disambut, tarian tor-tor yang dibawakan oleh warga setempat.

Di pintu masuk, mantan Dirut PT Telkom itu langsung disambut dengan adat. Seorang tokoh adat memberikan sambutan dengan bahasa batak.

Dalam penuturan sang tokoh adat, intinya mengapresiasi menteri yang sudah membuat kondisi pariwisata Indonesia khususnya kawasan Danau Toba terus membaik. Sang tokoh adat juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden Joko Widodo.

Setelah tokoh adat bertutur, Arief langsung dikalungi ulos oleh Bupati Toba Samosir Darwis Siagian beserta tokoh adat. Mereka pun langsung melanjutkan kegiatan makan siang bersama di The Kaldera Hill.

 

Baca Juga: Millennials, Yuk Berlibur ke The Kaldera Toba Nomadic Escape

2. Menteri santap siang dengan sajian khas Toba yang sudah dimodifikasi

The Kaldera Diresmikan, Semakin Populerkan Danau Toba di InternasionalIDN Times/Prayugo Utomo

Rombongan makan siang di atas Kaldera Hill. Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) sudah menyiapkan sajian makanan khas Toba yang sudah dimodifikasi oleh chef andal.

Sejumlah menu yang disajikan antara lain, Salt Baked Snapper with Naniura Relish. Itu adalah menu ikan kakap dengan cita rasa khas Naniura yang begitu kental dengan etnis Batak.

Sajian utama dalam makan siang itu adalah Toba Wild Catch Lobster with Creammy Arsik Egg Noodle and Black Rice Crackers. Sebuah olahan lobster dari Danau Toba dengan bumbu arsik. Lalu Eight Hours Saksang Braised Beef with Fried Cassava, Burnt Shallots, Cassava Leaves Two Ways, Spiced Andaliman Oil. Itu adalah makanan berupa hidangan saksang dengan bumbu minyak andaliman.

3. The Kaldera adalah jawaban nomadic tourism berkelas dunia

The Kaldera Diresmikan, Semakin Populerkan Danau Toba di InternasionalIDN Times/Prayugo Utomo

Arief Yahya menjelaskan The Kaldera Toba Nomadic escape adalah destinasi berkelas dunia. Dia mengatakan ini adalah jawaban untuk traveller yang menginginkan konsep nomadic berkelas dunia.

“The Kaldera dinilai sangat cocok untuk menerapkan nomadic amenitas. Jadi, kita membuat klasifikasi untuk wisata nomadic ini. Seperti nomadic atraksi kita terapkan di Borobudur. Di Labuan Bajo, kita buat nomadic akses. Karena disana dilengkapi dengan yacht dan lainnya. Tantangan The Kalder adalah membuat atraksi di luar The Kaldera. Dan ini menjadi tugas Kepala BPDOT,” ujarnya.

Dia berharap, dengan keberadaan The Kaldera pariwisata Danau Toba bisa lebih menjual. Itu pun jika terus menerapkan konsep 3A yakni atraksi, amenitas, dan aksesibilitas.

“Harus ada atraksinya. Kalau Kita ingin menjadikan Danau Toba destinasi utama, maka 3A harus kelas dunia. Yang ada saat ini baik atraksi budaya, manmade, alam semua bagus,” ujarnya.

4. Bikin nomadic tourism lebih mudah daripada permanen

The Kaldera Diresmikan, Semakin Populerkan Danau Toba di InternasionalIDN Times/Prayugo Utomo

Dalam programnya, konsep nomadic tourism seperti menjadi prioritas Arief Yahya. Menurutnya membangun nomadic tourism lebih mudah ketimbang yang permanen.

“Tentu ada alasan mengapa kita bangun The Kaldera ini. Saya menyebutnya sebagai nomadic tourism. Artinya bisa berpindah pindah. Kenapa bisa berpindah? Karena membangun amenitas yang tetap itu butuh waktu yang cukup lama,” tuturnya. 

Dijelaskannya, membangun sebuah amenitas seperti hotel berbintang butuh waktu hingga lima tahun. “Dan mungkin saya tidak akan menikmati hasil dari pembangunan itu. Karena butuh watu lama. Sebagai solusi, kita hadirkan nomadic tourism. Saya yakin solusi ini untuk selamanya,” ungkapnya.

5. Pembangunan The Kaldera melibatkan masyarakat setempat

The Kaldera Diresmikan, Semakin Populerkan Danau Toba di InternasionalIDN Times/Prayugo Utomo

Dalam kesempatan itu, Direktur Utama BPODT Arie Prasetyo menuturkan, selama pembangunan sejak Februari 2019 lalu, pihaknya melibatkan masyarakat dari tiga desa di sekitar. Pihaknya juga berjanji akan menyekolahkan anak-anak di desa ke Akademi Pariwisata di Bandung.

“Kita juga akan menyekolahkan 22 orang anak2 di sekitar sini ke Bandung dan mereka mengikuti pelatihan atau magang di Hotel bintang 4 atau 5 di Bali bekerjasama dengan Poltekpar,” ujarnya.

6. The Kaldera baru akan dibuka untuk umum Juni mendatang

The Kaldera Diresmikan, Semakin Populerkan Danau Toba di InternasionalIDN Times/Prayugo Utomo

BPODT terus menggenjot pengembangan untuk mencapai target kunjungan satu juta wisatawan. Para pengunjung The Kaldera akan disuguhi atraksi-atraksi kebudayaan yang menjadikannya sebuah daya tarik. Di samping keindahan alamnya.

Pihaknya juga sedang fokus untuk menyabet sertifikat dari Unesco Global Geopark  (UGG). Dengan itu, artinya kawasan Danau Toba akan diakui dunia sebagai Geopark dengan segala kekayaan yang ada di dalamnya.

Untuk The Kaldera, BPODT baru akan membukanya untuk umum pada Juni mendatang. Dalam dua bulan ini, pihaknya fokus pada promosi.

“Kita akan komersil mulai bulan juni, setelah launching ini kita akan promosi, kami akan undang travel blogger, influencer dan komunitas-komunitas dengan jangka waktu sebulan. Jadi April sampai Mei promosi dan Juni full kita komersilkan. Untuk tarifnya sedang kita hitung,” pungkasnya.

Baca Juga: Launching The Kaldera Nomadic Escape, Bakal Ada Suguhan Kopi Organik 

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya