Bersepeda dan Healing ke Naga Piring, Lelah Terbayar Lunas

Bisa camping dan menikmati air jernih

Mau healing dari penatnya dengan kondisi sibuknya pekerjaan dan suasana perkotaan. Bingung? Sini ke Dragon Plate. Lokasinya tidak jauh dari Kota Medan. Tepatnya di Desa Tanjunggunung, Kecamatan Seibingei, Kabupaten Langkat.

Pastinya masih asing dengan nama destinasi yang satu ini. Memang Dragon Plate atau Naga Piring belum sepopuler Pamah Semelir, Pelaruga atau beberapa destinasi lain di Langkat. Namun pengunjung yang datang mulai ramai.

Dragon Plate bisa menjadi alternatif wisata bagi masyarakat di seputaran Kota Medan, Binjai dan Deli Serdang. Lokasinya juga tidak terlalu jauh. Namun suasana yang disajikan begitu menenangkan.

Belakangan, Dragon Plate jadi fovorit para pesepeda. IDN Times juga sempat mencoba bersepeda ke Dragon Plate bersama Komunitas Federal Reborn Medan dan Sekitarnya (FREMANS).

1. Rute menantang, tanjakan hingga jalan berbatu di tengah kebun sawit

Bersepeda dan Healing ke Naga Piring, Lelah Terbayar LunasAksi wheelie member FREMANS saat tiba di Dragon Plate, Kabupaten Langkat, Sabtu (18/3/2023). (Mirza Baihaqie for IDN Times)

Jika ingin bersepeda ke Dragon Plate, pastikan kalian sudah berangkat sejak pagi. IDN Times dan FREMANS memilih berangkat sekitar pukul 08.30 WIB.

Ada beberapa rute yang bisa ditempuh untuk mengakses. Namun setelah berdiskusi, para goweser sepeda tua ini memilih jalur dari Pasar Melati, Tanjung Anom, Kota Medan.

Dari sana, kami gowes ke arah Jalan Glugur Rimbun. Sepanjang perjalanan goweser disajikan jalanan aspal hotmix. Tapi hati-hati, harus waspada dengan jalanan yang berlubang. Maklum, jalanan ini juga dilintasi truk pembawa hasil perkebunan.

Dari Glugur Rimbun, jalan saja terus ke arah Desa Lau Bakeri, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang. Sampai di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan / BRSKP Napza Insyaf pilih jalur lurus. Jangan sampai belok ke kanan seperti diarahkan google maps. Karena jembatan melalui rute itu terputus. Pilih rute ke arah Jalan Berdikari dan tetap di jalurnya.

Sepanjang rute ini menjadi yang cukup berat bagi para goweser. Sekilas, jalanan cukup landai. Namun nyatanya menanjak perlahan. Tentu tenaga terkuras cukup banyak.

Dari sini, nanti silahkan cari rute menuju Pabrik Kelapa Sawit PT Serdang Hulu. Dari sini jalur lebih menantang. Karena goweser akan langsung merasakan perubahan medan dari aspal ke bebatuan (gravel) ala perkebunan sawit.

Jalurnya juga menanjak. Tersisa 7 Km ke Dragon Plate, goweser kemudian dihadapkan dengan rute tanah basah dan bebatuan yang semakin rapat. Keseimbangan sangat diperlukan untuk melibas medan. Karena jika tidak, bisa tergelincir dan jatuh.

Jalanan terus menanjak. Jika sudah mendengar suara derasnya air sungai, artinya kalian sudah cukup dekat.

2. Hati-hati turunan tajam sebelum tiba di Dragon Plate

Bersepeda dan Healing ke Naga Piring, Lelah Terbayar LunasTanjakan dan turunan terjal menjadi tantangan goweser saat menjajal rute menuju Dragon Plate, Kabupaten Langkat. (Mirza baihaqie for IDN Times)

Setelah beberapa kali tanjakan terjal, tiba waktunya melibas turunan tajam. Artinya kalian sudah dekat dengan Dragon Plate. Suara aliran sungai pun semakin deras.

Bersepeda di titik ini perlu konsentrasi tinggi. Tangan harus tetap siaga di tuas rem. Jalannya juga masih berbatu cukup rapat.

Mardianto alias ATK, salah satu pentolan FREMANS mengakui jalur menuju Dragon Plate begitu menantang para pesepeda. Kata dia, rutenya cukup menguras tenaga.

“Ini salah satu jalur yang cukup menantang dan ekstrem. Karena medan yang dilalui beragam. Kita juga menyebrangi beberapa tali air di dalam perkebunan sawit. Bagi yang suka bertualang dengan sepeda, sangat direkomendasikan jalurnya ini,” katanya.

Setelah beberapa turunan dan tikungan tajam, tiba juga di Dragon Plate. Ditandai dengan gapura selamat datang dengan beberapa ukiran buah durian.

Baca Juga: Wisata Museum Sejarah Al-Qur'an Sumut, Ada Koleksi Berbentuk Koin

3. Kemping di Dragon Plate, merasakan tenangnya suasana hutan

Bersepeda dan Healing ke Naga Piring, Lelah Terbayar LunasSuasana malam di Dragon Plate. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Lelah terbayar sudah. Suasana di Dragon Plate menjadi pengobat betis yang panas karena mengayuh pedal sekitar 30 Km selama kurang lebih 4,5 jam dari Kota Medan. Jika berkendara dengan mobil atau sepeda motor, waktu tempuhnya sekitar 2 jam dari Kota Medan.

Jernihnya air hulu Sungai Bingei begitu memanjakan mata. Arus sungai begitu deras menghempas ke bebatuan besar di aliran sungai. Langsung memancing siapapun untuk bermain air.

Tapi hati-hati yah guys. Jangan sampai  terbawa arus.

Lokasi Dragon Plate begitu asri. Letaknya berada di antara bukit, sungai dan hutan yang masih terjaga kelestariannya. Suara-suara burung dan primata masih bisa terdengar jelas.

Jika bersepeda, direkomendasikan untuk menginap. Kalian bisa memanfaatkan camping ground yang disediakan. Bisa juga menyewa cottage dan villa yang ada.

FREMANS memilih untuk kemping dengan tenda. Suasana malamnya ternyata asyik. Meskipun sempat diguyur hujan deras selama satu jam.

“Tempatnya sangat recommended ini. Apalagi kalau bawa keluarga. Anak-anak bisa menikmati suasana alam,” ujar Mirza, member FREMANS.

Jalan pulang menjadi hal yang paling ditunggu. Karena rutenya didominasi dengan turunan. Tentunya menjadi tantangan sekaligus memacu adrenalin di atas sepeda.

4. Biaya penginapan ramah kantong guys

Bersepeda dan Healing ke Naga Piring, Lelah Terbayar LunasDragon Plate menyediakan penginapan yang ramah kantong. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Untuk biaya yang diperlukan supaya bisa menikmati suasana di Dragon Plate, jangan takut kantong jebol. Murah meriah guys.

Untuk tiket masuk ke kawasan Dragon Plate, hanya dikenakan Rp10 ribu per orang. Kalian juga bisa menyewa tenda beserta matras dengan harga Rp90 ribu dengan kapasitas 3 orang. Jika membawa tenda sendiri, kalian cukup membayar Rp20 ribu per tenda.

Kalian juga bisa menginap di cottage/pondok yang bentuknya begitu menarik. Fasilitasnya juga cukup baik. Per malam, cottage dibanderol dengan harga Rp350 ribu (weekday) dan Rp400 ribu (weekend).

Kalian juga bisa membawa keluarga besar berlibur di Dragon Plate. Ada satu villa berkapasitas sekitar 25 orang yang bisa disewa per malam dengan harga Rp700 ribu (weekday) dan Rp900 ribu (weekend). Pastikan kalian sudah melakukan pemesanan sebelum datang ke sana.

Jangan takut kelaparan guys. Di sana juga menyediakan kafe dengan berbagai menu makanan. Mereka juga menyediakan kopi yang bijinya ditanam sendiri lho.

5. Ada berbagai fasilitas dan ramah anak

Bersepeda dan Healing ke Naga Piring, Lelah Terbayar LunasKeindahan alam menjadi salah satu daya tarik Dragon Plate, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Owner Dragon Plate Juni Surbakti mengatakan, lokasi wisata ini baru dibuka dua tahun lalu. Ide membuka wisata didapat saat dia sering berdinas luar kota.

“Karena pengalaman pribadi. Dulu waktu bertugas di kantor pemerintahan sering ke luar kota. Jadi melihat – lihat muncul ide membuka lokasi wisata,” katanya.

Dulu awalnya, Dragon Plate mengusung konsep agrowisata. Itu terlihat dari berbagai jenis tanaman yang tumbuh di dalam kawasan mereka.

Seperjalanan waktu konsep itu berubah. “Kita berkembang kemudian bikin glamping, penginapan, camping ground, villa keluarga dan taman-taman,” ujar laki-laki 42 tahun itu didampingi Sri Delima beru Munthe, istrinya.

Juni mengaku jika progres pembangunan Dragon Plate sendiri baru 20 persen. Namun antusias pengunjung begitu besar. Sehingga setiap weekend mereka bisa menampung sampai seribu pengunjung.

Dragon Plate menyediakan taman-taman yang ramah anak dengan beberapa wahana permainan. “Ke depan, kita tambah fasilitas anak-anak di sini. Mungkin ada kolam renang anak, flying fox dan lainnya,” pungkasnya.

Jadi tunggu apalagi guys….
Yuk, gowes ke Dragon Plate…
Kalau gak hobi gowes, bisa juga naik mobil atau sepeda motor…Tapi harus tetap jaga kebersihan ya...

Sampahmu tanggungjawabmu juga...

Baca Juga: FREMANS: Bersaudara Lewat Federal, Sepeda Lawas Menolak Punah

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya