Setelah tanya sana sini, kami akhirnya tiba di Jalan World Cup. Ya, pemerintah setempat menamai jalan ini demikian sebagai jejak Piala Dunia di kota ini selain stadionnya. Orang-orang Korea yang kami temui di jalan sangat ramah.
Hanya saja sayang kebanyakan dari mereka kurang mengerti bahasa Inggris. Bahkan sekadar untuk menunjukkan belok ke kanan saja susah menyebutnya. Selain itu saat ditanya di mana stadion World Cup, mereka kebanyakan harus melihat map lagi di gawai miliknya.
Di Jalan World Cup kami mulai melihat stadion dengan atap berbentuk seperti perahu. Sangat megah. Sayangnya kami tiba jelang Maghrib pukul 18.15 waktu setempat. Dan sayangnya malam itu, gak ada pertandingan yang digelar sehingga lampu stadion hanya hidup di bagian bawah, tidak menyeluruh.
Selain kandang timnas Korea Selatan, stadion ini juga kandangnya klub Liga Supernya Korea, Seoul FC. Pekan itu, Seoul sedang tidak bermain di kandangnya.
Tapi kami tetap gak mau melewatkan momen ini untuk mengabadikan dan berfoto-foto di depan stadion ini. Soalnya ini momen bersejarah dan belum tentu kami punya kesempatan kembali lagi ke kota itu.
Menariknya hari itu, banyak orang Korea yang juga datang ke stadion. Ternyata di stadion ada mall-nya. Selain itu stadion juga dilengkapi dengan museum bernama Football Fantaseum yang berisi memori tim Korea, pemain timnasnya dan Seoul FC serta taman kota.
Oiya, stadion ini menyediakan paket turnya untuk berkeliling ke dalam. Tapi hanya pagi sampai sore saja dengan tiket yang sangat murah. Hanya KRW 1000 atau sekitar Rp12 ribu.