Kisah Annette, Traveler Jerman yang Dirikan Tabo Cottages di Samosir

Pelancong dari Jerman yang cinta Danau Toba

Samosir, IDN Times- Annette Horschmann adalah seorang traveler asal Jerman. Ia memulai perjalanannya pada usia 25 tahun. Tepat pada 1993, ia menyinggahi Sumatra Utara, wisata Danau Toba menjadi tujuan terakhir Annette sebelum dirinya memutuskan pulang.

"Saya seorang traveler sejak usia 25 tahun, dari Jerman, saya memulai perjalanan ke Asia. Rute saya dulu ke Bangkok, Bali, Australia, New Zealend (NZ) dan Hawai. Sewaktu di NZ, saya putuskan kembali ke Asia, karena mau singgah ke Danau Toba," ujarnya, kepada IDN Times, Sabtu (26/2/2022).

"Hal pertama yang saya ucapkan saat pertama kali melihat Danau Toba ini, wow indah sekali," katanya. 

1. Annette memutuskan untuk tinggal menetap pada 1994 bersama pasangannya Antonius Silalahi

Kisah Annette, Traveler Jerman yang Dirikan Tabo Cottages di SamosirIDN Times/Masdalena Napitupulu

Setelah melihat keindahan Danau Toba, kemudian Annette memutuskan untuk tinggal menetap pada 1994, bersama pasangan hidupnya yang merupakan warga Tuktuk bernama Antonius Silalahi.

"Saya awalnya tinggal di sini sebentar pada tahun 1993 sampai akhirnya bertemu dengan pria yang saat ini menjadi suami saya, baru menikah pada tahun 1994 dan sejak saat itu baru menetap di sini," ucap Annette. 

2. Awalnya hanya ingin membuka restoran vegetarian dan toko roti

Kisah Annette, Traveler Jerman yang Dirikan Tabo Cottages di SamosirIDN Times/Masdalena Napitupulu

Memilih untuk menetap di kawasan Danau Toba, Annette pun menceritakan awal mula Tabo Cottages didirikan. Sebenarnya, kata Annette, ia dan suaminya hanya ingin membuka restoran vegetarian dan toko roti khas Jerman.

Namun, seiring berjalan waktu, ia dan suaminya memulai bisnis penginapan, mulanya ada satu kamar, kemudian bertambah setiap tahunnya.

"Ini secara kebetulan, sebenarnya ini awalnya sekadar vegetarian restaurant dan bakery shop, tapi karena keluarga saya orang bisnis, jadi saya memulai bangun satu kamar, dua kamar pada 1994," ceritanya. 

3. Salah satu pelaku wisata yang menerapkan prinsip ekowisata

Kisah Annette, Traveler Jerman yang Dirikan Tabo Cottages di SamosirIDN Times/Masdalena Napitupulu

Annette adalah salah satu pelaku wisata yang menerapkan prinsip ekowisata di kawasan Danau Toba. Sejak tahun 2000, ia mengaku aktif menjaga lingkungan dengan aksi bersihkan ecek gondong. Kemudian hasilnya dibuat menjadi kompos. 

"Saya buat daytrip aksi bersihkan eceng gondong, para petani juga sudah ikut, jadi tanah bagus banget jadi gembur. Ada juga edukasi di sekolah-sekolah, anak-anak dan guru-guru sangat semangat," ujarnya.

Tak hanya itu, ia juga mengedukasi warga sekitar dalam pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi ekoenzim yang bisa digunakan mengganti detergen.

Baca Juga: 10 Potret Terrario Penginapan Milik Nicholas Saputra di Tangkahan

4. Annette juga mengembangkan prinsip sustainable tourism

Kisah Annette, Traveler Jerman yang Dirikan Tabo Cottages di SamosirIDN Times/Masdalena Napitupulu

Ia bahkan aktif mengedukasi para wisatawan yang berkunjung untuk menghemat sumber daya listrik, air dan lainnya.

"Saya mengembangkan prinsip sustainable tourism, di mana saya berperan untuk selalu mengingatkan semua pihak untuk selalu menghemat sumber daya yang ada," ucapnya.

"Saya sangat cintai kegiatan di alam, promosikan ekowisata, trekking dan berharap juga semua orang bisa mengakses jalan ke sini, sehingga tidak perlu bawa mobil ke sini, biar alam tetap terjaga," tambahnya.

Sebagai pelaku wisata di kawasan Danau Toba, Annet menilai banyak sekali pembangunan yang terlalu cepat dilakukan hingga mengabaikan kehijauan dan membuang rumah-rumah khas batak.

"Banyak warga yang menambah kamar tapi mengabaikan kehijauannya," katanya.

5. Annette mengaku bisnisnya sempat terpuruk di masa pandemik

Kisah Annette, Traveler Jerman yang Dirikan Tabo Cottages di SamosirIDN Times/Masdalena Napitupulu

Di tengah pandemik, Annette mengaku bisnisnya sempat terpuruk, namun saat ini sudah bisa bertahan. "Banyak tamu lokal. Kami sedikit beradaptasi ke sana, jadi kami kembangkan kamarnya jadi family room," ucapnya. 

Namun, jauh sebelum adanya pandemik, Annet mengatakan  dirinya melakukan kerja sama dengan travel agent di luar negeri. "Kita hanya bisa melakukan pesanan lewat di Airbnb, selebihnya dilakukan manual karena kita mau lihat profil keluarga yang menginap," tuturnya.

6. Tabo Cottages terinpirasi dari Bali. Harga menginap mulai dari Rp450 ribu

Kisah Annette, Traveler Jerman yang Dirikan Tabo Cottages di SamosirIDN Times/Masdalena Napitupulu

Tabo Cottages memiliki nuansa bak di Bali. Namun siapa sangka, Annette memiliki inspirasi desain penginapan tersebut dari arsitektur Bali, Yogyakarta dan Australia. Ia bahkan memadukan rumah tradisional khas Batak berusia 210 tahun menjadi bangunan khas di penginapannya. 

"Saya banyak belajar dari Bali dan Australia tentang arsitektur. Kalau di eropa lesehan begini tidak ada, tapi ketemu di Yogyakarta dan Bali, artistik," ceritanya. 

Saat ini, Tabo Cottages memiliki 30 kamar dengan tipe berbeda-beda. Harganya juga beragam, mulai dari Rp450 ribu-Rp1,5 juta per malam. 

Baca Juga: 5 Rekomendasi Tempat Makan Terindah dan Harga Murah di Samosir

Topik:

  • Doni Hermawan
  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya