Gereja Protestan Indonesia Barat/GPIB Immanuel Kota Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)
Ada beberapa perubahan yang terjadi dalam kurun waktu yang relatif lama, yaitu sejak tahun 1948, lantai yang terbuat dari papan diganti dengan ubin. Pada tahun 1961, diadakan renovasi yang meliputi dinding dan plafon, oleh karena sebagian telah rusak dimakan rayap. Kemudian tahun 1992, dinding menara dan pintu depan diganti dengan keramik berwarna biru.
Dalam perjalanan usianya yang panjang, Gereja GPIB Immanuel telah mengukir serangkaian pengembangan dalam persekutuan, pelayanan dan kesaksian sejalan dengan bertambahnya jumlah anggota jemaat. Mulai tahun 1977 Juli, membangun Kapel GPIB Krakatau, tahun 1977 September membangun Gereja GPIB Kampung Kolam.
Kemudian pada tahun 1980 membangun Gedung Alpha Omega, tahun 1984-1986 pendewasaan Jemaat Bagian 1 GPIB Immanue lyang merupakan cikal bakal pelembagaan GPIB Kasih Karunia, tahun 1987 pembukaan PosPelkes di Pagar Manik dan Bangun Purba, tahun 1989 renovasi Pastori, tahun 1990 peresmian Gereja GPIB Bangun Purba, tahun 1992 pembangunan Wisma Dorkas (Perumahan Orang Tua), tahun 1994 peresmian Gedung Gereja GPIB Pagar Manik.
Selanjutnya, tahun 1995 peresmian Gedung gereja GPIB Jandi Matogap, tahun 1996 Renovasi Gedung Alpha Omega dan 22 Juni 2002 pelembagaan GPIB Filadelfia, Jlalan Gunung Krakatau.
Dilanjut pada Januari 2003 peresmian gedung Alfa Omega, dan hingga pada 08 Mei 2022 penetapan bakat jemaat Maduma untuk jemaat sektor 9-10 GPIB Immanuel Medan.
Dalam sejarahnya, GPIB merupakan gereja bekas peninggalan kolonial Belanda, yang masih terawat dan masih digunakan jemaat gereja hingga saat ini. Hingga kini, sudah menjadi cagar budaya Indonesia di bawah Pemerintah Kota Medan sejak tahun 2021 lalu dalam surat keputusan Wali Kota Medan nomor 433/28.K/X/2021.