Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Masdalena Napitupulu
IDN Times/Masdalena Napitupulu

Medan, IDN Times - Anak Medan atau lagi liburan di Medan? Salah satu Tujuanmu Tjong A Fie Mansion di kawasan Kesawan?Pilihan bagus! Bangunan bersejarah dengan arsitektur super cantik ini memang jadi salah satu destinasi wajib. Tapi, eits, tunggu dulu! Sebelum kamu buru-buru ke sana buat bikin konten, ada beberapa etika penting yang wajib kamu tahu.

Semua orang tahu, Tjong A Fie Mansion bukan sekadar museum biasa, lho. Ada jiwa, sejarah, dan aturan tak tertulis yang harus kita hormati.

Biar kunjunganmu makin berkesan dan gak salah langkah, yuk simak 7 etika berkunjung ke Tjong A Fie Mansion berikut ini!

1. Kenali Tjong A Fie, sosok hebat di balik mansion ini

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Biar kunjunganmu lebih "dapet feel"-nya, penting banget buat kenal siapa itu Tjong A Fie (1860-1921). Beliau bukan cuma saudagar kaya raya, tapi juga seorang filantropis dan tokoh yang sangat dihormati pada masanya.

Tjong A Fie, terkenal sebagai penghubung di tengah masyarakat Medan yang beragam. Ia bersahabat baik dengan Sultan Deli, pejabat Belanda, dan masyarakat dari berbagai suku serta agama.

Hebatnya lagi, kedermawanan beliau gak pandang bulu. Tjong A Fie ikut menyumbang dalam pembangunan Masjid Raya Al-Mashun, Masjid Gang Bengkok, gereja, hingga kuil. Jadi, saat kamu masuk ke mansion ini, kamu masuk ke sebuah tempat yang menjunjung tinggi nilai toleransi.

2. Ingat, ini "Living Heritage", bukan museum mati!

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Ini nih yang paling krusial! Tjong A Fie Mansion adalah living heritage alias warisan yang hidup. Artinya, mansion ini bukan cuma pajangan. Sebagian area, tepatnya di sayap kanan, masih jadi lokasi pribadi keturunan Tjong A Fie.

Bukan cuma itu, keluarga juga masih rutin menggunakan altar di area "Sumur Langit" untuk sembahyang leluhur. Jadi, posisikan dirimu sebagai tamu yang sedang berkunjung ke rumah orang, bukan cuma turis. Jaga sikap dan ketenanganmu, ya!

3. Wajib pakai pemandu, jangan jalan sendiri!

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Tiket masuk ke lokasi ini seharga Rp35.000 per orang, kamu diberikan fasilitas pemandu wisata gratis. Manfaatkan ini sebaik-baiknya! Hampir semua ulasan menyarankan untuk pakai pemandu, karena mereka yang akan "menghidupkan" setiap sudut mansion dengan cerita-cerita seru di baliknya.

Pemandu ini bukan cuma buat cerita, tapi juga sebagai penjaga etika. Mereka akan memberitahu mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Jadi, dengarkan arahan mereka dengan baik, ya. Mengabaikan pemandu sama dengan gak menghormati tuan rumah.

4. Aturan foto yang gak bisa ditawar, catat!

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Siapa yang gak mau foto di tempat sekeren ini? Boleh kok! Di sebagian besar area seperti ruang tamu atau halaman tengah, kamu bebas berfoto. Pemandu bahkan seringkali dengan senang hati membantumu mengambil gambar di spot-spot terbaik.

TAPI, INGAT! Ada satu area yang DILARANG KERAS untuk difoto: area altar, baik altar leluhur di lantai satu maupun Kuil Kwan Ti Kong di lantai dua. Larangan ini bukan buat gaya-gayaan, tapi untuk menghormati area sakral yang masih aktif digunakan untuk beribadah. Kalau mau pakai kamera profesional seperti SLR, kamu juga harus minta izin khusus dulu ke manajemen.

5. Jaga tangan! Jangan sentuh barang-barang antik

IDN Times/ Masdalena Napitupulu

Semua perabotan di dalam mansion ini asli dan usianya sudah lebih dari seratus tahun! Mulai dari kursi kayu berukir, meja marmer, sampai tempat tidur Tjong A Fie, semuanya adalah saksi bisu sejarah.

Meskipun gak di setiap sudut ada tulisan "Dilarang Menyentuh", aturan ini adalah etika dasar di semua museum. Anggap saja semua barang di sana rapuh dan tak ternilai harganya. Menahan diri untuk tidak menyentuh adalah caramu ikut serta menjaga warisan berharga ini.

6. Pahami zona di dalam mansion: mana publik, mana privat

IDN Times/ Masdalena Napitupulu

Karena ini adalah "rumah" yang aktif, kamu harus sadar batasan ruang. Biar gak salah, ini panduan singkatnya:

  • Area Publik (Ruang Tamu, Halaman Depan): Kamu bisa lebih leluasa di sini. Boleh foto-foto, tapi tetap jaga volume suara biar gak mengganggu rombongan lain.

  • Area Semi-Privat & Sakral ("Sumur Langit"): Ini jantungnya rumah. Jaga ketenanganmu di sini. Hindari ngobrol kencang atau berpose berlebihan saat foto.

  • Area Sakral (Altar Leluhur & Kuil): Ini area paling suci. Jaga ketenangan mutlak, dilarang foto, dan tunjukkan sikap hormat (jangan menunjuk-nunjuk).

  • Area Privat (Sayap Kanan): Ini area terlarang! Area ini adalah kediaman pribadi keluarga. Jangan pernah mencoba masuk, mengintip, atau memotret area ini.

7. Pakai baju yang sopan, tunjukkan rasa hormatmu

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Meskipun tidak ada aturan tertulis yang super ketat soal pakaian, ada baiknya kamu datang dengan pakaian yang rapi dan sopan. Ini adalah bentuk penghormatan dasar saat mengunjungi tempat bersejarah dan berbudaya, gak cuma di Medan tapi di mana pun. Hindari pakaian yang terlalu terbuka, ya.

Nah, itu dia 7 etika penting yang harus kamu perhatikan. Berkunjung ke Tjong A Fie Mansion itu lebih dari sekadar wisata, tapi juga sebuah perjalanan untuk belajar dan menghargai sejarah serta nilai-nilai luhur yang ditinggalkan. Kalau kamu bisa jadi tamu yang baik, kunjunganmu pasti akan jauh lebih bermakna. Selamat menjelajah!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team