Anak-anak di Desa Wisata Sigapiton antusias mengikuti pelatihan tor tor. (dok Forlispar)
Sembari melakukan pembangunan fisik, BPODT juga menggenjot peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia. Pihaknya sudah menyiapkan berbagai program pengembangan masyarakat. Mulai dari sisi pertanian, pendidikan hingga kepariwisataan. Sehingga nantinya, kelak TCR rampung, masyarakat setempat bisa mengambil peran di sana. Pengembangan masyarakat difokuskan kepada tiga desa sekitar.
Yang teranyar, BPODT melakukan pelatihan tarian tradisional di Desa Sigapiton. Kemudian bekerjasama dengan Bank Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pertanian warga. Sehingga bisa menjadi produk kreatif yang memiliki nilai jual lebih di pasaran. Potensi pertanian seperti, padi, kopi, bawang dan lainnya bisa menjadi produk unggulan jika dimanajemen dengan baik.
Denga potensi yang begitu besar, tiga desa ini pun akan dijadikan sebagai desa wisata. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tengah mempersiapkan rencana induk pengembangan Sigapiton, Pardamean Sibisa dan Motung sebagai desa wisata.
Pembangunan ini pun mendapat dukungan dari masyarakat setempat. Mereka ingin pembangunan terus dilanjutkan supaya bisa memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat.
"Kita sangat senang, kita sangat bangga, pemerintah pusat memberikan kesempatan pada daerah kita untuk dibangun. Saya pastikan kami dari Bius Nadapdap, sangat mendukung program kerja pemerintah,” ujar Salah seorang tokoh masyarakat adat Desa Sigapiton, Tohonan Nadapdap.
Masyarakat ingin pembangunan TCR segera dirampungkan. Sehingga dampaknya bisa cepat dirasakan.
Terpisah, Direktur Utama BPODT Arie Prasetyo menyatakan pihaknya akan menjaga komitmen tentang pelibatan masyarakat dalam pengembangan kawasan TCR. Dia pun berharap masyrakat setempat bisa meningkatkan kualitas diri supaya bisa terlibat dalam kepariwisataan.
Untuk desa wisata, pembangunannya akan dimulai 2021. Khususnya pembangunan fasilitas dasar untuk mendukung aksesibilitas wisatawan yang akan hadir.
"Kalau masyarakat bersedia dan ikut mendukung dengan menyediakan lahan, maka pembangunan (desa wisata) ditargetkan dapat dimulai awal tahun 2021. Ini pastinya akan perlu banyak tenaga kerja dan prioritas adalah dari masyarakat setempat,” ujar Arie.
Saat ini, lanjut Arie, BPODT telah mempekerjakan puluhan warga desa di sekitar TCR di berbagai bidang. Mereka direkrut BPODT untuk membantu kelancaran pembangunan Kawasan TCR sebagai kawasan pariwisata bertaraf internasional.
"Tapi perlu juga ditekankan, pemberdayaan masyarakat sekitar bukan berarti hanya menjadi pegawai. Tetapi diikutsertakan dalam kegiatan pembangunan dan nanti saat operasional. Selama ini hal itu sudah dilakukan," pungkas Arie.