Taman Sri Deli, Kolam Bersejarah yang Dulunya Tempat Nongkrong Sultan

Taman Sri Deli jadi pusat segitiga Kerajaan Deli

Medan, IDN Times - Ada tiga tempat bersejarah di kawasan Medan Maimun yang jadi saksi berkembangnya pedaban di tanah deli. Masjid Raya Medan, Istana Maimun, dan Taman Sri Deli. Tempat terakhir adalah wisata yang sempat hits di era tahun 90-an sampai 2000-an.

Biasanya keluarga akan datang untuk menikmati duduk makan rujak di pinggir kolam, atau berwisata bebek di dalam kolam. Menghabiskan sorenya di tempat ini.

Tempat ini dulunya bahkan disebut jadi tempat nongkrong para sultan. Namun kini tempat ini kurang mendapat perawatan sehingga tak ramai seperti dulu.

IDN Times menjelajahi Taman Sri Deli dan berkesempatan untuk berbincang dengan salah seorang pengelola Istana Maimun.

1. Sejarah terbentuknya Taman Sri Deli Medan

Taman Sri Deli, Kolam Bersejarah yang Dulunya Tempat Nongkrong SultanSuasana Taman Sri Deli yang kini sepi (IDN Times/Doni Hermawan)

Taman Sri Deli awalnya digagas Sultan Deli bernama, Amaludin Sani Perkasa Alamsyah yang merupakan Sultan Deli ke-10 sekitar tahun 1920-an. Taman ini dibangun arsitek berkebangsaan Italia dengan menerapkan perpaduan arsitektur Turki, India dan Mesir.

Dan terlihat karya arsitek berkelas dunia pada zamannya yang memperlihatkan karakter internasional Kota Medan sejak zaman dulu. Bahkan, berdasarkan landscape-nya atau pembangunan awalnya, taman tersebut sangat indah.

Taman Sri Deli ini diketahui memiliki luas sekitar 14.884 m2, dengan sejumlah pohon yang menyejukkan suasana membuat keasrian taman. Tampak juga, disediakan beberapa fasilitas permainan anak salah satunya perosotan.

Sama seperti fungsinya dulu, kini Taman Sri Deli, Medan juga difungsikan sebagai taman kota yang dibuka untuk umum.

Di Taman Sri Deli ini juga, di antara tahun 1996 dan 1999 pernah ada foodcourt yang dibuat oleh pemerintah kota Medan. Lokasinya yang sangat strategis dan berdekatan dengan Mesjid Raya Medan serta Istana Maimun.

Namun, seiring waktu food court tersebut tak berjalan lagi dan Tman Sri Deli ini kembali sepi. Untuk kuliner, ada sejumlah pedagang menjajakan menu bervarian dengan harga yang sedikit mahal jika dibandingkan tempat warung biasa. Namun menu favorit tetap rujak ulek. 

2. Bukan tempat pemandian putri raja

Taman Sri Deli, Kolam Bersejarah yang Dulunya Tempat Nongkrong SultanSuasana taman Sri Deli tampak sepi (IDN Times/Indah Permata Sari)

Tengku Muhammad Dicky Kepala Bidang IT dan Promosi Yayasan Sultan Ma'moen Al Rasyid menceritakan pembentukan Taman Sri Deli pada zamannya. Sambil menunjukkan sebuah foto lawas.

"Foto zaman dulu itu Taman Kolam, ada bunga-bunga teratai di dalam kolam itu. Selain itu ada angsa. Serta ada pergola (kayu-kayu) yang dibuat sepanjang jalan itu untuk tempat orang mau santai duduk-duduk," jelasnya.

Lanjutnya, taman Sri Deli ini merupakan pusat segitiga Ibu kota kerajaan yang menjadi pusat atau senternya Istana Maimun. Kemudian ada masjid dan sisi ujung istana Puri.

Taman Sri Deli tersebut merupakan bagian dari komplek atau perumahan pada umumnya dulu.

Namun, di kolam ini juga sempat diisukan tempat pemandian para putri raja pada zamannya. Dicky mengklarifikasi hal tersebut tidak benar.

"Ada taman dan ada masjid. Bukan tempat mandi dulu, itu keliru. Kalau dilihat gambarnya, pertama gak pernah lihat foto orang mandi. Dan logikanya Putri Raja mandi di tempat yang terbuka. Secara Kesultanan Deli kuat dengan agama Islam kan gak mungkin putri itu mandi depannya masjid," ujarnya.

Baca Juga: Menikmati Soto Kesawan, Kuliner Legendaris Sejak Tahun 1950-an

3. Awalnya dinamai Taman Tengku Halijah, sudah 4 kali berganti nama

Taman Sri Deli, Kolam Bersejarah yang Dulunya Tempat Nongkrong SultanTaman Sri Deli pada masanya (Dok.Kesultanan Deli for IDN Times)

Tak hanya taman Sri Deli, Dicky mengatakan bahwa dahulunya ada pendukung bangunan fasilitas yang menunjang ibu kota kerajaan Deli pada saat itu.

"Awalnya dibangun adalah iItana Maimun, Masjid Raya, setelah itu dibangunlah perumahan keluarga untuk kerabatnya Sultan. Di Jalan Mahkamah, jadi kepalanya itu kolam Sri Deli sekarang itu," ungkapnya.

Menurutnya, Taman Sri Deli telah berganti nama sudah empat kali. Awalnya bernama Taman Tengku Halijah.

"Penamaan Taman Tengku Halijah karena yang awalnya Sultan Amaludin bangun itu katanya sebagai tanda kasih sayang. Seperti Syahjahan Bangun Taj Mahal," jelasnya.

Empat pergantian nama tersebut yakni, Taman Tengku Halijah, kemudian menjadi Derikanpark. Kemudian berubah lagi jadi Kolam Sri Deli, dan terakhir bernama Taman Sri Deli.

Dicky menambahkan bahwa sebelumnya, ibu kota kerajaan berada di Labuhan bukan di Kota Medan.

"Jadi, begitu pindah ke Medan Center, Ibu kota kerajaan itu di Kota Matsum. Jadi dibangunlah kota yang baru dibangun, seperti istana tempat raja tinggal, ada istana tempat menerima tamu, ada masjid dan taman serta fasilitas lain," tambahnya," pungkasnya.

4. Taman Sri Deli kini kurang perawatan sehingga sepi pengunjung

Taman Sri Deli, Kolam Bersejarah yang Dulunya Tempat Nongkrong SultanSuasana zaman dulu di kawasan Istana Maimun dan Taman Sri Deli (Dok.Kesultanan Deli for IDN Times)

Dicky yang merupakan seorang pengelola Istana Maimun menilai Taman Sri Deli saat ini kurang perhatian atau perawatan dan pengelolaan untuk menjaga sejarahny. Ia berharap Taman Sri Deli dapat diberdayakan dan kearifan sejarahnya tetap dilestarikan.

"Kalau dari kita harapannya bagaimana supaya benang merah sejarah kolam Sri Deli itu tetap lestari atau tidak hilang. Karena kolam Sri Deli itu satu kesatuan dengan istana Maimun dan Masjid Rya," tambahnya.

"Benang merah sejarahnya itu jangan dilupakan. Otomatis kalau sudah begitu, karena Masjid Raya dan Istana Maimun sudah lestari, Taman Sri Deli harus tetap dipromosikan dan dimajukan dengan nilai-nilai sejarahnya itu. Jadi kita harus kembalikan lagi, kalau bisa seperti zaman dulu. Ya kan bisa dibuat secara kepariwisataan. Setelah orang mengunjungi Istana Maimun, kemudian Masjid Raya kemudian bersantai di Taman Sri Deli," bebernya.

6. Pengunjung berharap ada fasilitas olahraga

Taman Sri Deli, Kolam Bersejarah yang Dulunya Tempat Nongkrong SultanSuasana Kawasan Istana Maimun zaman dahulu (Dok.Kesultanan Deli for IDN Times)

Sekedar informasi, sudah beberapa tahun Taman Sri Deli ini menjadi aset pemerintah kota Medan. Namun belum terlihat ada perubahan.

Neni, warga Amplas yang merupakan salah seorang pengunjung mengatakan memang kondisi taman ini kurang perawatan. Ia juga menyarankan agar ada fasilitas olahraga.

"Lagi santai dari tadi udah 3 jam duduk di sini. Baru ini ke sini untuk pertama. Kalau lihat di sini banyak yang tidak dipakai tempatnya. Seharusnya bisa lebih dimanfaatkan. Soalnya luas dan sepi, banyak yang gak bermanfaat. Mungkin bisa ditambah dengan fasilitas olahraga," ujarnya. 

Baca Juga: Sudah 433 Tahun, Potret Medan Tempo Dulu Koleksi Raja Inal Siregar

Topik:

  • Doni Hermawan
  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya