Kesehatan merupakan suatu yang sangat esensial dalam kehidupan manusia. Terlebih pada masa pandemik seperti sekarang ini. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh manusia dalam meningkatkan kesehatan fisik dan jiwanya. Salah satunya yaitu dengan melakukan kegiatan Healing Forest. Dilansir dari buletin Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur edisi 2020, Healing forest merupakan salah satu kegiatan pemanfaatan hutan untuk pemulihan kesehatan.
Healing forest awalnya dikenal dengan istilah Shinrin Yoku yang dicetus pertama kali oleh Badan Kehutanan Jepang. Kemudian istilah Shinrin Yoku tersebut disebarluaskan oleh Qing Li. Qing Li merupakan Presiden Kelompok Pengobatan dari Hutan di Tokyo. Beliau mempopulerkan istilah forest bathing atau disebut juga Shinrin Yoku dalam bahasa Jepang dalam bukunya yang berjudul “The Art and Science of Forest Bathing”.
Healing Forest merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dalam memanfaatkan hutan khususnya tegakan pohon untuk mendapatkan kesembuhan atau peningkatan kesehatan. Healing forest sering disebut sebagai terapi hutan dengan metode menyatu dengan hutan itu sendiri. Terapi hutan yang umum dilakukan yaitu seperti menghirup udara atau aroma segar hutan, berjalan sambil memandang areal hutan, berdiam diri atau melakukan yoga di bawah tegakan hutan dan lain sebagainya.
Dilansir dari takaitu.id penelitian perihal healing forest di indonesia masih terbilang baru yaitu sekitar beberapa tahun terakhir. Salah satu lokasi Healing Forest di Sumatra Utara ada di Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli, Kabupaten Simalungun.
Seperti apa suasana di sana? Yuk simak: