Mengintip 3 Air Terjun Indah di Kawasan PLTA Wampu Desa Rih Tengah

Salah satunya mirip Air Terjun Lembah Anai

Karo, IDN Times - Kabupaten Karo seolah tak pernah kehabisan subsektor pariwisata dari apa yang lanskap alamnya sajikan. Mulai dari savana Gunung Sinabung, Danau Lau Kawar, Air Terjun Pande Namura, hingga kawasan Gunung Sibuatan.

Namun bagi kamu yang menggemari konsep berwisata susur sungai, di Kabupaten Karo tepatnya di Kutabuluh ada 3 air terjun eksotis yang jaraknya berdekatan. Uniknya, air terjun ini berada tepat di bawah PLTA Wampu Electric Power.

Mau tahu seberapa indahnya 3 air terjun itu? Yuk, simak ulasannya!

1. Air Terjun Lau Belingking, debit kecil namun eksotis

Mengintip 3 Air Terjun Indah di Kawasan PLTA Wampu Desa Rih TengahAir Terjun Lau Belingking yang eksotis, dengan debit air yang tak terlalu deras (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Dari Kota Medan, kamu bisa menempuh 4 jam perjalanan untuk sampai ke Desa Rih Tengah. Rutenya adalah Medan - Pancur Batu - Sibolangit - Berastagi - Kabanjahe - Kutabuluh - Desa Negeri Jahe - Desa Rih Tengah.

Saat kamu tiba di Desa Rih Tengah, kamu akan takjub melihat indahnya lembah di sana. Bukit barisan yang menjulang menemani perjalananmu hingga sampai di PLTA Wampu.

"Dari PLTA kita bisa mengikuti jalan setapak sampai mentok di depan gerbang PLTA yang ujung. Dari situ kita sudah melihat Air Terjun Lau Belingking yang berada di tebing, di sisi sungai Lau Biang," kata Khoir, pengunjung yang pernah merasakan sensasi susur sungai Lau Biang.

Untuk sampai ke air terjun ini, kamu hanya perlu menyeberangi sungai Lau Biang yang besar. Tenang saja, arusnya tidak deras, kok. Sungainya juga terlampau kering karena ditutup bendungan PLTA.

"Meskipun berada di dekat PLTA, suasana di sini saya rasa tetap asri. Airnya juga dingin," lanjut Khoir.

2. Air Terjun Lae Pandaroh, mirip Air Terjun Lembah Anai yang ada di Sumatra Barat

Mengintip 3 Air Terjun Indah di Kawasan PLTA Wampu Desa Rih TengahAir Terjun Lae Pandaroh, terletak di Desa Rih Tengah dekat PLTA Wampu (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Setelah kamu selesai menikmati keindahan Air Terjun Lau Belingking, untuk menyambangi 2 air terjun lainnya kamu harus tracking menyusuri sungai. Dan petualangan pun segera dimulai!

Kamu harus berjalan dari tepi sungai melawan arus air. Bahkan, bebatuan sungai yang banyak menjadi tantangan tersendiri yang harus kamu lewati. Dari Air Terjun Lau Belingking, kamu harus menempuh waktu sekitar 45 menit berjalan kaki untuk bisa sampai di Air Terjun Lae Pandaroh.

"Sama seperti Lau Belingking, Air Terjun Lae Pandaroh juga berada di tebing di sisi sungai. Airnya super jernih, kalau ke sini kita wajib mandi!" seru Khoir.

Jika dilihat dengan saksama, Air Terjun Lae Pandaroh sangat mirip dengan Air Terjun Lembah Anai yang berada di Sumatra Barat. Tinggi Air Terjun yang berada di sisi sungai Lau Biang ini diperkirakan mencapai 40 meter dengan debit yang lumayan deras.

"Air terjunnya tidak begitu berbahaya. Kita bisa mandi tepat di bawahnya, kok," tutur pria berusia 23 tahun itu.

3. Air Terjun Lau Biang, diapit dua tebing yang menjulang

Mengintip 3 Air Terjun Indah di Kawasan PLTA Wampu Desa Rih TengahPengunjung berfoto di Air Terjun Lau Biang (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Setelah selesai bermandi ria di Air Terjun Lae Pandaroh, sekarang saatnya kamu melanjutkan perjalanan untuk sampai di air terjun terakhir yang diberi nama sesuai dengan nama sungainya, yakni Lau Biang. Air terjun ini tak terlalu tinggi, namun yang membuat menarik adalah tebing yang berada di sana.

"Air Terjun Lau Biang diapit dua tebing yang menjulang. Posisinya tidak jauh di bawah bendungan. Air terjun ini sangat indah, seperti secercah surga di tengah proyek PLTA. Dari Air Terjun Lae Pandaroh, pengunjung hanya dapat berjalan kaki selama 15 menit saja," ucap Khoir.

Dilansir dari beberapa sumber lokal, jika sungai Lau Biang ternyata sarat akan sejarah. Nama "Lau Biang" ternyata dalam bahasa Karo diambil dari "biang" yang artinya "anjing". Konon di tempat ini terjadi peristiwa bersejarah khususnya bagi masyarakat marga Sembiring.

Dahulu, dipercaya Nenek Moyang marga Sembiring dikejar musuhnya. Saat terdesak dan tak tahu ke mana jalan keluar, akhirnya Nenek Moyang marga Sembiring lompat ke dalam sungai. Di sungai ini Nenek Moyang marga Sembiring yang tak dapat berenang akhirnya diselamatkan oleh seekor anjing.

Atas peristiwa tersebut, sungai itu akhirnya diberi nama sungai Lau Biang dan masyarakat marga Sembiring khususnya Sembiring Singombak dilarang untuk memakan daging anjing.

"Tempat ini luar biasa indah. Sekali tracking kita disuguhkan 3 air terjun sekaligus. Oiya, jika mau ke sini kita izin dulu, ya, sama penjaga PLTA!" titah Khoir.

Baca Juga: Ribuan Warga Medan Pawai Obor untuk Sambut Ramadan

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya